Tragedi 1965, Panitia: Acara Ini Juga Bukan Barang Pemuas

Reporter

Editor

Bobby Chandra

Selasa, 19 April 2016 21:24 WIB

Ketua Panitia Pengarah Simposium Nasional, Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo, berbicara dalam acara Simposium Nasional Membedah Tragedi 1965 di Hotel Aryaduta, 18 April 2016. Simposium ini diadakan guna menemukan penyelesaian masalah Tragedi 1965. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Panitia Pengarah Simposium Membedah Tragedi 1965 Agus Widjojo menjelaskan, apapun rekomendasi yang diambil di ujung acara akan lebih dari sekedar rekomendasi. Di satu sisi menjadi pembelajaran. Dengan kata lain, jika apa yang direkomendasikan terbukti tidak bisa diterapkan, maka hal itu menjadi masukan untuk solusi atau rekomendasi berikutnya.

Menurut Agus, panitia siap jika rekomendasi di pengujung acara tidak memuaskan sejumlah korban. Apalagi, mengingat mereka condong merekomendasikan rekonsiliasi dibanding penyelesaian secara yuridis. "Wajar kalau nggak ada yang puas. Acara ini juga bukan barang pemuas," ujar Agus di tengah jeda simposium, Selasa, 19 April 2016.

Sebelumnya, panitia simposium lebih memilih untuk merekomendasikan rekonsiliasi yang kemudian diikuti dnegan pengungkapan kebenaran dibandingkan dengan penyelesaian secara yuridis. Alasannya, selain lebih komprehensif, juga karena sulit untuk mencari pelaku atau bukti terkait tragedi 1965.

Selama ini, wacana rekonsiliasi yang sudah lama diajukan oleh pemerintah itu kerap kali ditolak berbagai pihak atau aktivis hak asasi manusia. Rekonsiliasi dianggap sebagai upaya cuci tangan pemerintah saja. Selain itu, rekonsiliasi pun dianggap tidak menjawab ketidakadilan yang diterima para korban.

Menurut Agus, pihaknya mencoba memberi rekomendasi tak populer ketimbang tidak mengambil langkah atau solusi sama sekali. Hal ini mengingat 50 tahun terakhir, tak ada satupun solusi yang berhasil dijalankan untuk menyelesaikan perkara 1965. "Sudah 50 tahun lho (tanpa solusi). Lebih baik belajar dari pengalaman (kalau salah). Nanti pemerintah yang memutuskan."

Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan berjanji akan menyelesaikan kasus berat hak asasi manusia di masa lalu seperti 1965 di tahun ini dengan jalan rekonsiliasi. "Akan kami selesaikan secepatnya," ujarnya sesaat setelah Ramah Tamah dengan Pemerintah Provinsi Maluku Utara, Ternate, Maluku Utara, Senin, 18 April 2016.

Luhut berujar penyelesaian kasus 1965 dengan jalan rekonsiliasi diambil lantaran hingga saat ini belum ditemukan adanya bukti yang menunjukkan pelanggaran HAM berat. "Komnas HAM juga tidak bisa membuktikan" ujarnya.

Luhut menjelaskan semua berkas yang sudah diserahkan Komnas HAM ke Jaksa Agung pun sudah selesai diselidiki dan tidak cukup ditemukan alat bukti adanya kekerasan HAM berat. "Saya sudah tanya ke Komnas HAM, siapa yang kena? siapa yang melapor? Bagaimana kejadiannya? Itu tidak ada jawabannya," katanya. Sehingga dari berkas Komnas HAM tersebut tidak cukup untuk masuk ke judisial.

ISTMAN MP

BERITA MENARIK
Mempercantik Bibir dengan Selotip Bening
SNSD Menangis di Panggung Phantasia Jakarta, Mengapa?

Berita terkait

4 Prajurit Kostrad Gugur di Distrik Paro Nduga Papua, Ini Profil Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat

29 November 2023

4 Prajurit Kostrad Gugur di Distrik Paro Nduga Papua, Ini Profil Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat

Kostrad merupakan salah satu pasukan elit yang dimiliki TNI AD. Begini sejarah pasukan ini.

Baca Selengkapnya

Surat Cinta Bung Karno untuk Ratna Sari Dewi, Berikut Profil Istri Sukarno Bernama Asli Naoko Nemoto

20 November 2023

Surat Cinta Bung Karno untuk Ratna Sari Dewi, Berikut Profil Istri Sukarno Bernama Asli Naoko Nemoto

ANRI kumpulkan 300 arsip Sukarno, di antaranya surat cinta untuk Naoko Nemoto atau Ratna Sari Dewi. Ini profilnya.

Baca Selengkapnya

Sejak Kapan Film Pengkhianatan G30S/PKI Tak Lagi Wajib Tayang dan Tonton?

30 September 2023

Sejak Kapan Film Pengkhianatan G30S/PKI Tak Lagi Wajib Tayang dan Tonton?

Film Pengkhianatan G30S/PKI pernah menjadi film wajib tayang dan tonton bagi siswa seluruh Indonesia. Sejak kapan tak lagi diwajibkan?

Baca Selengkapnya

Berikut Sikap Pemerintah Terhadap Korban Pasca G30S 1965

30 September 2023

Berikut Sikap Pemerintah Terhadap Korban Pasca G30S 1965

Begini sikap pemerintah terhadap korban pasca G30S 1965. Mahfud Md dan Menkumham Yasonna Laoly memberikan peluang repatriasi.

Baca Selengkapnya

Dokumen Gilchrist Versi Keterlibatan Intelijen Asing dalam Peristiwa G30S 1965

29 September 2023

Dokumen Gilchrist Versi Keterlibatan Intelijen Asing dalam Peristiwa G30S 1965

Berbagai versi muncul menjadi latar terjadinya peristiwa G30S yang masa orde disebut G30S/PKI. Salah satunya adanya dokumen Gilchrist. Apa isinya?

Baca Selengkapnya

Pasukan Tengkorak Kostrad Dipercaya Atasi KKB Papua, Begini Pasukan Elite Ini Beraksi

9 Maret 2023

Pasukan Tengkorak Kostrad Dipercaya Atasi KKB Papua, Begini Pasukan Elite Ini Beraksi

Kostrad mempercayakan Pasukan Tengkorak untuk menangani Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua. Berikut profil salah satu pasukan elite TNI itu.

Baca Selengkapnya

Penumpasan G30S: Jejak Sarwo Edhie Wibowo Sang Komandan RPKAD

4 Oktober 2022

Penumpasan G30S: Jejak Sarwo Edhie Wibowo Sang Komandan RPKAD

Sarwo Edhie dan pasukannya bertugas menumpas kelompok G30S dan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang saat itu dianggap bertanggung jawab terhadap G30S.

Baca Selengkapnya

Cerita Prajurit RPKAD Temukan Sumur di Lubang Buaya Tempat Jasad 6 Jenderal Korban G30S

3 Oktober 2022

Cerita Prajurit RPKAD Temukan Sumur di Lubang Buaya Tempat Jasad 6 Jenderal Korban G30S

Hari ini 57 tahun silam, pasca G30S, personel RPKAD menemukan sebuah sumur tua di Lubang Buaya area Halim tempat 6 jasa jenderal dan 1 kapten.

Baca Selengkapnya

Menapaki Jejak Keterlibatan CIA dalam G30S

2 Oktober 2022

Menapaki Jejak Keterlibatan CIA dalam G30S

David T. Johnson, dalam bukunya mengungkapkan bahwa Amerika Serikat, melalui tangan-tangan CIA, turut terlibat dalam G30S pada 30 September 1965.

Baca Selengkapnya

Daftar Buku yang Membedah Peristiwa G30S

30 September 2022

Daftar Buku yang Membedah Peristiwa G30S

Banyak buku yang diterbitkan dalam beragam versi membahas peristiwa G30S. Di antara buku itu ada Gestapu 65 PKI, Sjam, Bung Karno Nawaksara dan G30S.

Baca Selengkapnya