FEATURE: Bekas Kopral dan 400 Ribu Nama Korban 1965  

Reporter

Editor

Anton Septian

Selasa, 19 April 2016 02:14 WIB

Menjelang pelaksanaan Simposium Nasional 'Membedah Tragedi 1965, Pendekatan Kesejarahan' di Hotel Arya Duta, Jakarta, 18 April 2016. TEMPO/Yohanes Paskalis

TEMPO.CO, Jakarta - Ruang bola Panti Surya Hotel Aryaduta, Jakarta, masih riuh saat Suparno berjalan ke luar ruangan. Di usianya yang sudah 76 tahun, dia masih tampak bugar. Setelan batik dengan warna dominan merah yang ia kenakan tampak kontras dengan topi bisbol merek Fila yang membenamkan kepalanya. Tangannya mencekam tas plastik berisi setumpuk berkas.

"Tadi yang duduk di samping saya, yang pakai baju preman, sepertinya orang TNI. Mau saya suruh dia baca lengkap berkas saya ini," kata Suparno kepada Tempo di sela Simposium Nasional bertajuk "Membedah Tragedi 1965, Pendekatan Kesejarahan", Senin, 18 April 2016.

Ia mengaku memiliki salinan dokumen berisi daftar korban operasi militer di Jawa Tengah, tak lama setelah aksi Gerakan 30 September 1965 terjadi. "Seingat saya, jumlahnya (korban) mencapai 400-an ribu. Itu data yang tak boleh hilang. Semoga saya bawa," ujarnya.

Suparno hadir sebagai salah satu saksi sekaligus korban tragedi 1965. Dia bukan anggota atau simpatisan Partai Komunis Indonesia, melainkan tamtama Batalyon 530 Brigade III Brawijaya, Surabaya. "Tanggal 30 September 1965, posisi batalyon saya di Monas. Perintah yang saya terima adalah ikut serta ulang tahun ABRI," ujar Suparno.

Dia berkumpul bersama anggota batalyon di Markas Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad), di seberang Monas, 1 Oktober 1965. "Di sana, ada Panglima Kostrad Mayor Jenderal Soeharto," tuturnya.

Batalyon 530, kata Suparno, juga bertemu Menteri Dalam Negeri kala itu, Basuki Rahmat. "Kalian Batalyon 530 tak salah, kalian tak tahu apa-apa," kata Suparno menirukan ucapan Basuki.

Namun, sejak itu, pengalaman buruknya dimulai. “Dua bulan setelahnya, ada surat cuti, dan ketika ke luar Batalyon, saya sempat dibuntuti lima orang bersenapan laras panjang. Saya dikepung satu kompi,” ucapnya. Dia pun diringkus dan dibawa oleh Detasemen Polisi Militer ke Madiun. "Saya diperiksa Komandan Denpom."

Dalam interogasi itu, sang komandan mencecarnya soal peristiwa 30 September hingga 1 Oktober 50 tahun lalu itu. "Ada 25 pertanyaan. Saya dituding membunuh perwira saya, berniat menggantikan posisinya."

Nada Suparno meninggi. “Bayangkan, saya kopral dua, tamatan SD. Mana ada pikiran menggantikan perwira? Ibarat naik sebelas anak tangga sekaligus," katanya.

Jawaban Suparno seperti membentur tembok. Ia kemudian dikurung di Rumah Tahanan Militer Madiun hingga dilepas 1970. “Lima tahun saya ditahan, tidak pernah diadili. Saya salah apa? Saya ke Jakarta pada 30 September atas perintah Pangkostrad,” ujarnya. "Saya prajurit! Saya menjalankan apapun perintah atasan saya."

Bukan hanya dirampas pekerjaan dan kebebasannya, Suparno sampai kehilangan istrinya. "Bahkan istri pun saya berikan. Saya nikahkan dia dengan orang lain," ucapnya.

Suparno hanya satu dari banyak korban yang hadir dalam Simposium Nasional Tragedi 1965. Acara yang diprakarsai Kementerian Politik, Hukum, dan Keamanan bersama sejumlah lembaga negara itu diharapkan bisa membuka pintu penyelesaian polemik dan pelanggaran HAM masa lalu. Ini merupakan acara pertama mengenai tragedi 1965 yang mempertemukan korban dan pelaku yang digagas pemerintah Indonesia.

"Tak muluk, saya ingin hak saya dikembalikan," kata Suparno. "Saat itu saya ingin berjuang di institusi militer, tapi saya dipecat tanpa hormat."

YOHANES PASKALIS

Berita terkait

4 Prajurit Kostrad Gugur di Distrik Paro Nduga Papua, Ini Profil Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat

29 November 2023

4 Prajurit Kostrad Gugur di Distrik Paro Nduga Papua, Ini Profil Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat

Kostrad merupakan salah satu pasukan elit yang dimiliki TNI AD. Begini sejarah pasukan ini.

Baca Selengkapnya

Surat Cinta Bung Karno untuk Ratna Sari Dewi, Berikut Profil Istri Sukarno Bernama Asli Naoko Nemoto

20 November 2023

Surat Cinta Bung Karno untuk Ratna Sari Dewi, Berikut Profil Istri Sukarno Bernama Asli Naoko Nemoto

ANRI kumpulkan 300 arsip Sukarno, di antaranya surat cinta untuk Naoko Nemoto atau Ratna Sari Dewi. Ini profilnya.

Baca Selengkapnya

Sejak Kapan Film Pengkhianatan G30S/PKI Tak Lagi Wajib Tayang dan Tonton?

30 September 2023

Sejak Kapan Film Pengkhianatan G30S/PKI Tak Lagi Wajib Tayang dan Tonton?

Film Pengkhianatan G30S/PKI pernah menjadi film wajib tayang dan tonton bagi siswa seluruh Indonesia. Sejak kapan tak lagi diwajibkan?

Baca Selengkapnya

Berikut Sikap Pemerintah Terhadap Korban Pasca G30S 1965

30 September 2023

Berikut Sikap Pemerintah Terhadap Korban Pasca G30S 1965

Begini sikap pemerintah terhadap korban pasca G30S 1965. Mahfud Md dan Menkumham Yasonna Laoly memberikan peluang repatriasi.

Baca Selengkapnya

Dokumen Gilchrist Versi Keterlibatan Intelijen Asing dalam Peristiwa G30S 1965

29 September 2023

Dokumen Gilchrist Versi Keterlibatan Intelijen Asing dalam Peristiwa G30S 1965

Berbagai versi muncul menjadi latar terjadinya peristiwa G30S yang masa orde disebut G30S/PKI. Salah satunya adanya dokumen Gilchrist. Apa isinya?

Baca Selengkapnya

Pasukan Tengkorak Kostrad Dipercaya Atasi KKB Papua, Begini Pasukan Elite Ini Beraksi

9 Maret 2023

Pasukan Tengkorak Kostrad Dipercaya Atasi KKB Papua, Begini Pasukan Elite Ini Beraksi

Kostrad mempercayakan Pasukan Tengkorak untuk menangani Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua. Berikut profil salah satu pasukan elite TNI itu.

Baca Selengkapnya

Penumpasan G30S: Jejak Sarwo Edhie Wibowo Sang Komandan RPKAD

4 Oktober 2022

Penumpasan G30S: Jejak Sarwo Edhie Wibowo Sang Komandan RPKAD

Sarwo Edhie dan pasukannya bertugas menumpas kelompok G30S dan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang saat itu dianggap bertanggung jawab terhadap G30S.

Baca Selengkapnya

Cerita Prajurit RPKAD Temukan Sumur di Lubang Buaya Tempat Jasad 6 Jenderal Korban G30S

3 Oktober 2022

Cerita Prajurit RPKAD Temukan Sumur di Lubang Buaya Tempat Jasad 6 Jenderal Korban G30S

Hari ini 57 tahun silam, pasca G30S, personel RPKAD menemukan sebuah sumur tua di Lubang Buaya area Halim tempat 6 jasa jenderal dan 1 kapten.

Baca Selengkapnya

Menapaki Jejak Keterlibatan CIA dalam G30S

2 Oktober 2022

Menapaki Jejak Keterlibatan CIA dalam G30S

David T. Johnson, dalam bukunya mengungkapkan bahwa Amerika Serikat, melalui tangan-tangan CIA, turut terlibat dalam G30S pada 30 September 1965.

Baca Selengkapnya

Daftar Buku yang Membedah Peristiwa G30S

30 September 2022

Daftar Buku yang Membedah Peristiwa G30S

Banyak buku yang diterbitkan dalam beragam versi membahas peristiwa G30S. Di antara buku itu ada Gestapu 65 PKI, Sjam, Bung Karno Nawaksara dan G30S.

Baca Selengkapnya