Muhammadiyah Dituding Pro Teroris, Ini Kata Ketuanya  

Reporter

Senin, 18 April 2016 11:18 WIB

Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir beserta Muhadjir Effendy dan Busyro Muqoddas menemui wartawan usai audiensi dengan Kapolri di Mabes Polri Jakarta, 4 April 2016. TEMPO/Inge Klara

TEMPO.CO, Jakarta - Kematian terduga teroris Siyono ketika berada dalam penanganan Detasemen Khusus Antiteror 88 mencuat karena keterlibatan Muhammadiyah. Advokasi untuk keluarga Siyono oleh organisasi keagamaan itu mendapat sorotan bahwa Muhammadiyah pro teroris.

Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir menjawab hal itu dalam wawancara khusus dengan Tempo, akhir pekan lalu. Berikut ini petikan wawancaranya.

Bagaimana awal keterlibatan Muhammadiyah dalam kasus Siyono?
Penting untuk diketahui, perspektif Muhammadiyah mengenai terorisme dulu. Sebab, karena peristiwa ini, muncul mispersepsi dan sempat ada ungkapan, siapa yang membela Siyono, berarti mendukung teroris. Simplifikasi semacam itu karena adanya ketidakpahaman bagaimana Muhammadiyah memandang terorisme.

Muhammadiyah sudah lama memandang terorisme dan kekerasan atas nama agama merupakan bentuk fasad fil ardh atau sesuatu yang merusak kehidupan. Menghilangkan satu nyawa sama dengan menghilangkan seribu nyawa. Sebaliknya, menjaga satu nyawa sama dengan memelihara seluruh hidup umat. Teologi Islam yang memuliakan harga sebuah nyawa itu lahir dari pemahaman yang mendalam bahwa manusia adalah makhluk yang dimuliakan Allah. Bahkan, menyembelih binatang saja tidak boleh menyakiti. Harus dengan pisau yang tajam. Artinya, ada etika dalam Islam.

Karena itu, baik terorisme maupun antiteror, tidak boleh menghilangkan nyawa manusia begitu saja. Terorisme kita tentang karena menciptakan rasa takut dan bahkan menghilangkan nyawa manusia. Tapi tindakan antiteror juga tidak boleh menghilangkan nyawa semena-mena. Tindakan koersif juga harus ada dalam koridor hukum yang menghormati asas praduga tak bersalah dan mengindahkan nilai-nilai kemanusiaan. Jangan sampai memberantas terorisme justru menciptakan teroris baru.

Lalu apa alasan Muhammadiyah bersedia mengadvokasi kasus Siyono?
Muhammadiyah adalah organisasi kemasyarakatan yang pintunya terbuka bagi siapa saja. Ada yang datang karena masalah suami-istri, urusan mencari pekerjaan, juga orang Gafatar yang merasa jadi korban. Ketika didatangi istri Siyono, sebagai tuan rumah, kami terbuka.

Selain itu, kasus Siyono sudah menjadi konsumsi publik. Kalau disembunyikan, orang akan terus bertanya. Bisa juga orang jadi ketakutan, misalnya, ternyata salah tangkap. Itu dampaknya lebih luas. Kalau ditutup-tutupi, justru jadi pertanyaan buat polisi, pemerintah, civil society, bahkan buat media. Apa arti hadir kita di republik ini dalam konteks kebangsaan dan kemanusiaan?

Muhammadiyah memandang kasus ini perlu diungkap. Muhammadiyah juga tidak sembunyi-sembunyi. Kami ketemu Kepala Polri. Dan setiap ada temuan, kami publikasi ke media supaya lebih terang. Hukum harus ditegakkan, seperti dulu kasus Imam Samudra, Amrozi, dan Muklas, yang terbilang kelas utama, akhirnya dibawa ke ranah hukum dan transparan. Ada kepastian hukum. Meski mereka dihukum mati, tidak ada yang menggugat karena ada proses hukum yang pasti.

Wawancara lengkap dengan Haedar Nashir bisa dibaca di Majalah Tempo terbaru yang terbit Senin, 18 April 2016.

TITO SIANIPAR

Berita terkait

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

21 jam lalu

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

Aspebindo mendukung rencana pemerintah membagikan izin usaha pertambangan (IUP) kepada ormas keagamaan. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Baznas - Muhammadiyah Gulirkan Program Pengembangan SDM Unggul

2 hari lalu

Baznas - Muhammadiyah Gulirkan Program Pengembangan SDM Unggul

Kolaborasi antara Baznas dengan Muhammadiyah dalam pemanfaatan dana zakat, bisa memberikan manfaat yang besar bagi kepentingan umat

Baca Selengkapnya

Jika Prabowo Tunjuk Mendikbud dari Muhammadiyah, Darmaningtyas: Tak Masalah, Asal...

3 hari lalu

Jika Prabowo Tunjuk Mendikbud dari Muhammadiyah, Darmaningtyas: Tak Masalah, Asal...

Darmaningtyas mengatakan tak masalah jika Mendikbud era Prabowo dari Muhammadiyah, asal tokoh tersebut berlatar belakang dunia pendidikan.

Baca Selengkapnya

Kata Ketum Muhammadiyah Soal Gugatan PDIP di PTUN

4 hari lalu

Kata Ketum Muhammadiyah Soal Gugatan PDIP di PTUN

Apa kata Ketum Muhammadiyah soal gugatan PDIP di PTUN?

Baca Selengkapnya

KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Pemenang Pilpres 2024, Ini Tanggapan PBNU, PP Muhammadiyah hingga Kadin

7 hari lalu

KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Pemenang Pilpres 2024, Ini Tanggapan PBNU, PP Muhammadiyah hingga Kadin

Reaksi PBNU, PP MUhammadiyah, Kadin Terhadap Penetapan Prabowo - Gibran Pemenang Pilpres 2024 oleh KPU

Baca Selengkapnya

Tanggapan Demokrat dan Muhammadiyah Soal Kabinet Prabowo-Gibran

7 hari lalu

Tanggapan Demokrat dan Muhammadiyah Soal Kabinet Prabowo-Gibran

Muhammadiyah menyatakan belum ada pembahasan soal formasi kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Respons PBNU dan Muhammadiyah terhadap Putusan MK

8 hari lalu

Respons PBNU dan Muhammadiyah terhadap Putusan MK

Haedar Nashir puji Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud yang menerima hasil putusan MK.

Baca Selengkapnya

Kata Ketum PP Muhammadiyah Soal Sikap Ganjar dan Anies Terkait Putusan MK

9 hari lalu

Kata Ketum PP Muhammadiyah Soal Sikap Ganjar dan Anies Terkait Putusan MK

Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir angkat bicara ihwal putusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal sengketa hasil Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

'Tragedi' Lebaran 2011, Opor Ayam Sudah Dibuat Penetapan Idul Fitri Mundur Sehari

20 hari lalu

'Tragedi' Lebaran 2011, Opor Ayam Sudah Dibuat Penetapan Idul Fitri Mundur Sehari

Masih ingat Lebaran 2011, saat pemerintah mundurkan sehari Idul Fitri. Emak-emak protes opor yang sudah dibuat tak jadi disantap esok hari.

Baca Selengkapnya

Fakta Lebaran 2024: Idul Fitri Bersamaan, Kecelakaan Fatal Contraflow, sampai Mbah Benu 'Telepon' Allah

23 hari lalu

Fakta Lebaran 2024: Idul Fitri Bersamaan, Kecelakaan Fatal Contraflow, sampai Mbah Benu 'Telepon' Allah

Lebaran 2024 diwarnai sejumlah fakta menarik, termasuk perayaan Idul Fitri 1445 H yang dilakukan bersamaan oleh Muhammadiyah dan pemerintah

Baca Selengkapnya