Didesak Juru Parkir, Jadwal Relokasi Parkir Malioboro Diundur

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Senin, 28 Maret 2016 23:31 WIB

Jalan Malioboro, Yogyakarta. TEMPO/Arif Wibowo.

TEMPO.CO, Yogyakarta - Pemerintah Kota Yogyakarta akhirnya bersepakat dengan DPRD Kota Yogyakarta untuk mengundurkan jadwal pelaksanaan relokasi lahan parkir sisi timur Malioboro ke Taman Parkir Abu Bakar Ali.


Kesepakatan itu setelah puluhan Paguyuban Parkir Malioboro pada Senin, 28 Maret 2016, menggerudug kembali DPRD Kota Yogya untuk diberi waktu mendata anggota paguyuban parkir yang hendak dipindahkan ke Taman Parkir Abu Bakar Ali.


"Jadwal relokasi yang seharusnya tanggal 2 April kami undur menjadi tanggal 4 April, bukan menunda, tetap dilaksanakan relokasi itu," ujar Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti di DPRD Kota Yogya Senin 28 Maret 2016.


Haryadi menuturkan, pengunduran jadwal relokasi dilakukan agar juru parkir bisa menyiapkan diri menempati lokasi baru. Pada Senin 28 Maret 2016, pemerintah kota sebenarnya sudah membuka pos pelayanan pendataan bagi juru parkir resmi yang hendak dipindah ke Abu Bakar Ali.


Tapi, dari pantauan Tempo, tak satu pun juru parkir Malioboro yang mau mendaftar. Padahal, menurut Koordinator Pos Pelayanan Pendataan Juru Parkir UPT Malioboro, Rudi Syarief, hanya yang mau mendaftar saja yang bisa menjadi juru parkir di Taman Abu Bakar Ali.


Haryadi Suyuti menegaskan pendataan tetap dilakukan oleh pemerintah kota. “Kami jamin tak ada penyusup (bukan juru parkir Malioboro namun ikut mendaftar), jumlah resmi yang kami akui hanya 95 orang," ujar Haryadi.


Ketua Paguyuban Parkir Malioboro Sigit Karsana Putra menolak mengikuti pendataan oleh Pemkot. "Kami bisa melakukan pendataan sendiri, agar terjamin tak ada yang menyusup, kami juga belum putuskan setuju atau belum untuk relokasi ini," ujar Sigit.


Sigit menuturkan, pemerintah kota hanya mengakui 95 juru parkir. Padahal saat ini juru parkir kebanyakan sudah mempekerjakan seratusan asisten parkir untuk mengelola parkir kawasan Malioboro sehingga jumlahnya mencapai 211 orang.


Namun setelah mendapatkan hasil mediasi informal DPRD dengan pemerintah kota, paguyuban parkir pun akhirnya menerima opsi terburuk untuk mengikuti relokasi pemerintah.


Ketua DPRD Kota Yogyakarta Sudjanarko menuturkan, opsi juru parkir direlokasi ke Abu Bakar Ali disertai sejumlah kompensasi. Selain jatah hidup per orang per bulan Rp 50 ribu selama dua bulan, juga ditambah anggaran penyesuaian kebutuhan relokasi sebesar Rp 50 juta.


"Anggaran tambahan dari APBD ini untuk persiapan sebelum tarif parkir Abu Bakar Ali diterapkan sistem progresif (berdasar lama waktu parkir)," ujarnya.


Walikota Haryadi Suyuti menyatakan, saat sterilisasi parkir Malioboro mulai diberlakukan pekan depan, pemerintah kota menyiapkan dua unit shuttle bus di Taman Parkir Abu Bakar Ali. "Shuttle bus ini hanya beroperasi dua pekan, selanjutnya silahkan semua parkir di Abu Bakar Ali.


PRIBADI WICAKSONO


Berita terkait

Cerita dari Kampung Arab Kini

11 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

15 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

51 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

55 hari lalu

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

59 hari lalu

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

4 Januari 2024

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.

Baca Selengkapnya

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

8 Desember 2023

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

Gunung Merapi di perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta mengeluarkan awan panas guguran.

Baca Selengkapnya

Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

8 Desember 2023

Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

Politikus PSI Ade Armando dipolisikan karena sebut politik dinasti di Yogyakarta. Ia dituduh langgar Pasal 28 UU ITE. Begini bunyi dan ancaman hukuman

Baca Selengkapnya

Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

8 Desember 2023

Begini Sejarah Panjang Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki sejarah panjang hingga memiliki otonomi khusus. Berikut penjelasannya.

Baca Selengkapnya