LIPI Usul Poin Ini Dipenuhi Sebelum Dialog Nasional Papua  

Reporter

Selasa, 15 Maret 2016 07:11 WIB

Presiden Jokowi (tengah) menjawab pertanyaan wartawan saat meninjau Pasar Lokal Keyabi di Kabupaten Nduga, Papua, 31 Desember 2015. Rusman/Setpres

TEMPO.CO, Jakarta - Tim Kajian Papua Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengusulkan sejumlah poin yang perlu dibahas sebelum dialog nasional Papua diadakan. Berikut poin usulan Tim kajian yang disampaikan dalam media briefing di gedung LIPI, Senin, 14 Maret 2016.

Lima alasan mendesak yang mendorong perlu segera diadakan dialog nasional:
1. Papua sebagai elemen penting jati diri bangsa Indonesia berpotensi mengancam integrasi nasional.
2. Masih adanya ketidakpercayaan (distrust) dan kesenjangan pemahaman antara pemerintah dan masyarakat dalam merespons persoalan Papua dan solusinya.
3. Kompleksitas persoalan Papua semakin tinggi terkait dengan eksternalisasi isu Papua, meluasnya kekerasan, dan eksploitasi sumber daya ekonomi.
4. Implementasi Undang-Undang Otonomi Khusus Papua yang tidak optimal. "Sejak diberlakukan sampai sekarang belum pernah dilakukan evaluasi menyeluruh tentang pelaksanaan Undang-Undang Otonomi Khusus," kata Adriana Elisabeth, Ketua Tim Kajian.
5. Dominasi penyelesaian masalah secara top-down sehingga aspirasi masyarakat Papua tidak terakomodasi.

Baca juga: LIPI Minta Jokowi Gelar Dialog Nasional Papua Tahun Ini

Perlu beberapa rangkaian dialog pendahuluan yang dapat dilakukan secara paralel:
1. Dialog antara Presiden dan tiga pilar di Papua, yakni pemerintah daerah Papua dan Papua Barat, Dewan Perwakilan Rakyat Papua dan Papua Barat, serta Majelis Rakyat Papua dan Papua Barat.
2. Dialog antarkementerian dan lembaga pemerintah.
3. Dialog antarelemen masyarakat Papua.
4. Dialog sektoral yang secara khusus membahas isu sektoral tertentu, misalnya isu pendidikan dan kesehatan.

Pemerintah dan masyarakat Papua, Adriana menjelaskan, harus terlebih dulu menentukan dan menyetujui tujuan utama dialog nasional. Menurut LIPI, tujuan dialog nasional adalah memperbaiki hubungan antara pemerintah dan masyarakat Papua berdasarkan kesepakatan bersama untuk menjamin kepastian tercapainya pemenuhan hak asasi manusia dalam berbagai aspek.

Baca juga: LIPI Usul Dialog Papua, ULMWP: Tidak dalam Konteks NKRI

"Tahap selanjutnya adalah menentukan pihak-pihak yang akan terlibat dalam dialog, agenda dialog, mekanisme, dan mediator dialog," kata Adriana.

Dialog nasional Papua yang inklusif melibatkan pihak-pihak, seperti pemerintah pusat, pemerintah daerah, masyarakat adat Papua, paguyuban migran, kelompok agama, aktivis/LSM, media, kelompok kaum muda, akademisi/peneliti, pengusaha/investor, kelompok profesional, kelompok perempuan, partai politik, TPN/OPM, dan diaspora Papua.

MARIA RITA

Berita terkait

Massa Aksi May Day Bakar Baliho Jokowi dan Hakim MK Sebagai Bentuk Kekecewaan

1 jam lalu

Massa Aksi May Day Bakar Baliho Jokowi dan Hakim MK Sebagai Bentuk Kekecewaan

Peserta aksi Hari Buruh Internasional atau May Day membakar baliho bergambar Presiden Jokowi di kawasan Patung Arjuna Wijaya, Jakpus

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

3 jam lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

4 Lika-liku Perjalanan RUU DKJ Hingga Resmi Disahkan Presiden Jokowi

3 jam lalu

4 Lika-liku Perjalanan RUU DKJ Hingga Resmi Disahkan Presiden Jokowi

Pengesahan RUU DKJ ditandatangani Presiden Jokowi di Jakarta 25 April 2024 dan diundangkan di Jakarta pada tanggal yang sama oleh Mensesneg.

Baca Selengkapnya

Massa Aksi Hari Buruh Gagal Demo di Depan Istana, Presiden Jokowi Ada di Mana?

4 jam lalu

Massa Aksi Hari Buruh Gagal Demo di Depan Istana, Presiden Jokowi Ada di Mana?

Demonstrasi memperingati Hari Buruh itu membawa dua tuntutan. Salah satunya tuntutan mencabut Omnibus Law UU Cipta Kerja.

Baca Selengkapnya

Harapan Jokowi dan Prabowo di Hari Buruh Internasional 2024

5 jam lalu

Harapan Jokowi dan Prabowo di Hari Buruh Internasional 2024

Jokowi dan Prabowo mengucapkan selamat Hari Buruh. Berikut harapan Presiden dan Presiden terpilih 2024-2029 itu.

Baca Selengkapnya

Bos Microsoft ke Indonesia, Investasi hingga Luhut Menjamin Keuntungan

11 jam lalu

Bos Microsoft ke Indonesia, Investasi hingga Luhut Menjamin Keuntungan

Presiden Jokowi menerima kunjungan kerja Chief Executive Officer Microsoft Satya Nadella di Istana Kepresidenan Jakarta, pada Selasa, 30 April 2024

Baca Selengkapnya

CEO Microsoft Ketemu Jokowi Bahas Investasi Rp 14 Triliun, Ini Profil Satya Nadella

12 jam lalu

CEO Microsoft Ketemu Jokowi Bahas Investasi Rp 14 Triliun, Ini Profil Satya Nadella

CEO sekaligus Chairman Microsoft Satya Nadella bertemu Jokowi, kemarin. Berikut profilnya.

Baca Selengkapnya

Siapa Sosok David Tobing yang Gugat Rocky Gerung?

13 jam lalu

Siapa Sosok David Tobing yang Gugat Rocky Gerung?

Rocky Gerung dinyatakan tidak bersalah dalam gugatan penghinaan presiden yang diajukan David Tobing. Bagaimana kilas baliknya?

Baca Selengkapnya

Ragam Pendapat Pakar Soal Komposisi Kabinet Prabowo-Gibran

1 hari lalu

Ragam Pendapat Pakar Soal Komposisi Kabinet Prabowo-Gibran

Prabowo-Gibran diminta memperhatikan komposisi kalangan profesional dan partai politik dalam menyusun kabinetnya.

Baca Selengkapnya

Swasembada Gula dan Bioetanol, Kementerian BUMN Gabungkan Danareksa-Perhutani

1 hari lalu

Swasembada Gula dan Bioetanol, Kementerian BUMN Gabungkan Danareksa-Perhutani

Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan keterlibatan Kementerian BUMN dalam proyek percepatan swasembada gula dan bioetanol.

Baca Selengkapnya