TEMPO.CO, Jakarta - Tim Kajian Papua Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) segera melakukan dialog nasional untuk menyelesaikan konflik kekerasan di Papua yang berlangsung lebih dari 50 tahun lamanya.
Menurut Ketua Tim kajian Adriana Elisabeth, Presiden Jokowi saat berkunjung ke Papua tahun 2015 sudah menyatakan kesediaannya untuk berdialog dengan semua pihak.
"Namun, belum jelas konsep dialog yang dimaksud oleh Presiden Jokowi. Masyarakat Papua menunggu," kata Adriana dalam media briefing di ruang pertemuan gedung LIPI, Jakarta, Senin, 14 Maret 2016.
Menurut Adriana, Jokowi merupakan satu-satunya sosok yang dapat menjembatani dialog dengan masyarakat Papua.
Sehingga Tim kajian mendorong agar dialog nasional dapat segera diwujudkan tahun ini. "Tahun ini menjadi momentum terbaik untuk melakukan dialog nasional. Tahun depan sudah sibuk dengan pemilu," kata Adriana.
Sementara para warga Papua di luar negeri atau diaspora Papua semakin gencar menyuarakan berbagai praktik pelanggaran hak asasi manusia yang dialami warga Papua dan tuntutan untuk merdeka dari Indonesia.
Dalam dialog nasional, Adriana menegaskan, masing-masing pihak tidak membicarakan posisi mereka, tapi membahas kepentingan masing-masing pihak yang berdialog. "Kita tidak bicara posisi, apakah NKRI atau Papua Merdeka," ujarnya.
Adriana menyadari dialog sebagai strategi masih sulit diterima banyak pihak karena "dialog" dianggap terminologi separatis. Namun timnya tetap optimistik dialog dapat segera dilakukan asalkan tanpa diwarnai prasangka dan curiga dari semua pihak yang akan berdialog.
Sebagai rujukan, model dialog seperti yang diusulkan dilakukan di Papua sudah sering dilakukan di sejumlah negara seperti konflik di negara-negara Timur Tengah.
Selain itu, pasal 33 Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan dialog sebagai mediasi damai yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah yang membahayakan perdamaian dan keamanan internasional.
"Mungkin dialog belum dikenal di Indonesia. Tapi jangan takut berdialog," kata Adriana.
MARIA RITA