Kredit Macet Tinggi, DPRD Minta BPR di Jawa Tengah Berbenah  

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Minggu, 6 Maret 2016 16:56 WIB

Kartu kredit Gold dan Platium Bank Nusa Parahyangan (BNP) co-branding dengan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI). TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Semarang - Komisi C Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Tengah, yang membidangi perbankan dan keuangan, meminta seluruh Bank Perkreditan Rakyat (BPR) kabupaten/kota di seluruh Jawa Tengah segera berbenah menyusul tingginya rasio angka kredit macet atau sering disebut non-performing loan (NPL).

"Saat ini, NPL tertinggi di BPR di Kabupaten Tegal yang sudah mencapai level 15,33 persen. Ini sudah sangat membahayakan," kata anggota Komisi C DPRD Jawa Tengah, Jamaluddin, dalam siaran persnya, Ahad, 6 Maret 2016.

NPL merupakan salah satu indikator untuk mengukur kualitas BPR dalam sisi aktiva produktif. Semakin tinggi NPL, semakin buruk kualitas BPR. Secara teori, sebuah perbankan bisa disebut masuk kategori sehat jika rasio NPL kurang dari 5 persen.

Jamaluddin menyatakan jika dilihat dari laporan statistik perbankan yang dilansir Bank Indonesia, ada beberapa BPR kabupaten/kota yang NPL nya masih sangat tinggi. Selain Kabupaten Tegal, peringkat kedua kredit macet diduduki Purworejo sebesar 11,92 persen dan Kudus 10,09 persen. "Saat ini hanya ada tujuh kabupaten/kota yang angka NPL BPR nya di bawah lima persen," kata Jamaluddin.

Komisi C DPRD Jawa Tengah juga sudah melakukan kunjungan kerja ke PD BPR BKK Kudus. Ada laporan angka NPL yang sangat tinggi, yaitu pada level 14 persen (bruto). Angka ini naik jika dibandingkan 2014 yaitu 11,15 persen. Tahun lalu dari total kredit Rp 73,8 miliar yang masuk kategori kredit macet ada 7,9 miliar. "Ini angka yang cukup besar," kata Jamaluddin.

Adapun rata-rata kredit macet BPR di Jawa Tengah dalam tiga bulan terakhir sebesar 5,93-6,85 persen.

Menurut Jamaluddin, angka NPL yang tinggi disebabkan faktor eksternal, seperti inflasi dan pengaruh mata uang asing. Ada juga faktor internal, yakni pembiayaan kredit yang cukup besar dan ketidakmampuan bank dalam menganalisis calon debitur. "BPR harus segera membenahi internal," kata Jamaluddin.

Jamaluddin khawatir angka NPL yang tinggi itu akan menghambat kualitas perbankan di Jawa Tengah. Jamal menyebut bank harus membuat NPL-nya semakin rendah agar pihak ketiga semakin percaya untuk mengucurkan dana, sementara pihak ketiga akan melihat rasio likuiditas dengan melihat tingkat NPL, karena NPL yang tinggi akan menyebabkan rasio likuiditas dana pihak ketiga semakin rendah.

ROFIUDDIN

Berita terkait

Pembatasan Kendaraan di UU DKJ, DPRD DKI: Sesuatu yang Harus Dikaji Lagi

3 hari lalu

Pembatasan Kendaraan di UU DKJ, DPRD DKI: Sesuatu yang Harus Dikaji Lagi

Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta mendesak untuk melakukan kajian yang matang sebelum menerapkan kebijakan pembatasan kendaraan pribadi sesuai UU DKJ.

Baca Selengkapnya

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

6 hari lalu

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

Bawaslu minta jajarannya menyiapkan alat bukti dan kematangan mental menghadapi sidang sengketa Pileg di MK.

Baca Selengkapnya

Kredit Macet Pinjol Meningkat di Masa Lebaran

20 hari lalu

Kredit Macet Pinjol Meningkat di Masa Lebaran

Turunnya pendapatan sebagian peminjam pinjol menaikkan risiko kredit macet di masa lebaran.

Baca Selengkapnya

Mantan Napi Korupsi Melenggang Menjadi Anggota Dewan: Nurdin Halid dan Desy Yusandi

34 hari lalu

Mantan Napi Korupsi Melenggang Menjadi Anggota Dewan: Nurdin Halid dan Desy Yusandi

ICW temukan 56 mantan napi korupsi ikut dalam proses pencalonan anggota legislatif Pemilu 2024. Nurdin Halid dan Desy Yusandi lolos jadi anggota dewan

Baca Selengkapnya

Kaesang Pangarep: Perolehan Kursi PSI di DPRD Meningkat Sekitar 200 Persen

41 hari lalu

Kaesang Pangarep: Perolehan Kursi PSI di DPRD Meningkat Sekitar 200 Persen

Kaesang Pangarep mengatakan, meski PSI tidak lolos ke Senayan, perolehan kursinya di DPR meningkat sekitar 200 persen.

Baca Selengkapnya

William Aditya Sarana Raih Suara Tertinggi Pemilu 2024 untuk Caleg DPRD DKI Jakarta, Ini Profilnya

45 hari lalu

William Aditya Sarana Raih Suara Tertinggi Pemilu 2024 untuk Caleg DPRD DKI Jakarta, Ini Profilnya

Ketua Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta William Aditya Sarana meraih suara terbanyak untuk caleg DPRD DKI dalam Pemilu 2024. Di mana dapilnya? Ini profilnya

Baca Selengkapnya

Wayan Koster Umumkan Lima Kader PDIP Bali Amankan Tiket ke Senayan

50 hari lalu

Wayan Koster Umumkan Lima Kader PDIP Bali Amankan Tiket ke Senayan

Wayan Koster mengatakan PDIP masih menjadi partai terkuat di Pulau Dewata meskipun capres-cawapresnya belum berhasil menang.

Baca Selengkapnya

Generasi Z dan Milenial Terbanyak Terjerat Kredit Macet Pinjol, Apa Sebabnya?

51 hari lalu

Generasi Z dan Milenial Terbanyak Terjerat Kredit Macet Pinjol, Apa Sebabnya?

Ekonom Yusuf Wibisono angkat bicara soal akar masalah fundamental dari maraknya kredit macet Pinjol pada generasi muda.

Baca Selengkapnya

Prabowo Cerita Pernah Punya Utang di Bank Mandiri dan Telah Bayar Lunas: Rekam Jejak Saya Tidak Terlalu Buruk

58 hari lalu

Prabowo Cerita Pernah Punya Utang di Bank Mandiri dan Telah Bayar Lunas: Rekam Jejak Saya Tidak Terlalu Buruk

Prabowo Subianto bercerita, dia pernah punya utang di PT Bank Mandiri Tbk dan telah membayar utang itu 100 persen tanpa potongan.

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

59 hari lalu

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya