Anggota DPR PDIP Kritik Kebijakan Bebas Visa ke Indonesia

Reporter

Senin, 15 Februari 2016 14:34 WIB

Menteri Luar Negeri Indonesia, Marty Natalegawa (kanan) dan Menteri Luar Negeri Myanmar U Wunna Maung Lwin usai menandatangani Persetujuan Pembebasan Visa bagi Pemegang Paspor Biasa di sela-sela KTT ASEAN ke-24 di Nay Pyi Taw, Myanmar (10/5). (Fasmed Kemlu RI)

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota DPR komisi Luar Negeri dan Komisi Hukum DPR menggelar rapat dengan Mentri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Luhut Binsar Pandjaitan, Senin, 15 Februari 2016. Dewan mengkritik rencana pemberian bebas visa yang dipaparkan Luhut.


"Lebih banyak mudharat daripada manfaat," kata anggota DPR fraksi PDI Perjuangan Effendi Simbolon saat rapat bersama di ruang rapat Badan Anggaran DPR, pada Senin 15 Februari 2016.


Pemerintah sudah memberlakukan kebijakan bebas visa kunjungan terhadap 84 negara di dunia. Tujuannya untuk meningkatkan tingkat kunjungan wisata ke Indonesia. Negara-negara yang mendapatkan fasilitas bebas visa kunjungan yaitu Australia, Brasil, Ukraina, Kenya, Uzbekistan, Banglades, Kamerun, Palestina, Honduras, Pakistan dan Mongolia, Sierra Leone, Uruguay, Bosnia-Herzegovina, Kosta Rika, Albania, Mozambik, Macedonia, El Salvador, Zambia, Moldova, Madagaskar, Georgia, Namibia, Kiribati, Armenia, Bolivia, Bhutan, Guatemala, Mauritania, dan Paraguay.


Effendi mengatakan hal itu terkait dengan rencana pemberian bebas visa untuk beberapa negara. Effendi melanjutkan bahwa hal itu bukanlah solusi utama meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia.

Selain itu, Effendi juga mengatakan bahwa di satu sisi Indonesia merupakan salah satu negara tujuan kelompok teroris untuk datang. Tapi, negara ini di sisi lain ingin membuka pintu lebar-lebar untuk wisatawan mancanegara. "Saya pikir alasan-alasan yang diberikan tak tepat."

Menteri Luhut Binsar Pandjaitan memaparkan beberapa hal terkait dengan pemberian bebas visa, amnesti Din Minimi, dan penanggulangan terorisme di hadapan anggota komisi I dan III DPR RI. Sampai saat ini, sesi tanya jawab masih berlangsung.

DIKO OKTARA

Advertising
Advertising

Berita terkait

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

1 jam lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Vietnam Didatangi 6,2 Juta Turis Asing pada Januari - April 2024, Lebih Tinggi dari Sebelum Pandemi

12 jam lalu

Vietnam Didatangi 6,2 Juta Turis Asing pada Januari - April 2024, Lebih Tinggi dari Sebelum Pandemi

Korea Selatan tercatat sebagai negara penyumbang wisatawan asing terbesar di Vietnam dengan jumlah 1,6 juta orang.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

23 jam lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

1 hari lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

1 hari lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

2 hari lalu

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

2 hari lalu

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

Gerindra menggugat di MK, karena perolehan suaranya di DPR RI dapil Papua Tengah menghilang.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

3 hari lalu

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

PKS belum membuat keputusan resmi akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo atau menjadi oposisi.

Baca Selengkapnya

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

5 hari lalu

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

Proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang sedang dibangun di Pelabuhan Benoa, Bali, harus memberi manfaat yang besar bagi masyarakat Bali.

Baca Selengkapnya

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

6 hari lalu

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

Bawaslu minta jajarannya menyiapkan alat bukti dan kematangan mental menghadapi sidang sengketa Pileg di MK.

Baca Selengkapnya