Heboh Foto Pria Papua, Ini Tanggapan Ayah Korban Pemerkosaan

Reporter

Sabtu, 13 Februari 2016 14:48 WIB

Foto seorang warga Papua dianiaya anggota polisi yang beredar di media sosial. Foto: Istimewa

TEMPO.CO, Jakarta -Markus Bentteng, 39 tahun, mengatakan bahwa dirinya yang menangkap pelaku pemerkosaan terhadap anaknya di kawasan mile 21 Timika, Papua pada Rabu, 10 Februari 2016. Pelaku ditangkap saat bersembunyi di rawa-rawa di dalam hutan dalam keadaan telanjang. "Saya sendiri yang tangkap pelaku dalam keadaan telanjang bulat," kata Markus melalui telepon seluler kepada Tempo, Sabtu, 13 Februari 2016 siang.

Sebelumnya, di media sosial beredar foto-foto seorang pria Papua tanpa busana dengan diikat tali, dua batang kayu menopang dadanya, dan dari arah belakang seorang pria berpakaian polisi menendangnya. Darah tampak di wajah korban.


Foto-foto itu menuai banyak komentar di media sosial karena perlakuan yang dialami pria itu dianggap tidak manusiawi. Tudingan diarahkan ke aparat polisi yang di foto itu tampak menendang pria itu dan seorang lainnya memegang tali yang mengikat tubuh telanjangnya.

"Bukan polisi yang bikin telanjang. Saya ketika tiba di tempat kejadian, dia sudah seperti itu," ujar Markus.

Menurut Markus, peristiwa tersebut berawal ketika anak keduanya yang duduk di kelas IV SD di satu sekolah di Timika tidak kunjung pulang ke rumah pada hari Rabu, 10 Februari 2016. Markus khawatir atas keselamatan anak perempuannya itu lalu mencari sendiri anaknya sejak pukul 12 siang hingga ia menemukan jejak anaknya dibawa pelaku ke arah mile 21. Kawasan ini dulunya area pertambangan PT Freeport namun sudah tidak digunakan dan berubah jadi hutan dan semak-semak.

Markus tiba di kawasan mile 21 itu sekitar pukul satu siang untuk mengejar pelaku yang membawa anaknya masuk ke dalam hutan. Dua pria yang sedang bekerja memasang kabel mengikuti Markus memasuki hutan mencari pelaku.


Sempat terjadi percakapan antara Markus dan dua pekerja saat pengejaran pelaku di dalam hutan. "Bapak sudah dimana," kata Markus mengutip pertanyaan dua pekerja itu saat kehilangan jejak Markus di dalam hutan. "Saya sudah di sini, saya sudah kehilangan jejak pelaku. Cepat bantu saya cari," ujar Markus kepada dua pria itu.

Tepat saat itu, Markus melihat pelaku tanpa busana bersembunyi di rawa-rawa di dalam hutan. Ia kemudian berhasil menangkap pelaku. Dengan tali yang dibawa dua pekerja itu, Markus mengikat ke arah belakang dua tangan pelaku dan membawanya keluar hutan. "Anak saya diperkosa di dalam hutan," kata Markus. Sebelum diperkosa, pelaku menyumbat mulut anaknya, memukulinya hingga satu giginya patah.

Markus kemudian membawa pelaku keluar hutan ke arah jalan. Warga ternyata sudah ramai menunggu di sana. Mereka marah menyaksikan pelaku. Seorang warga ternyata telah menelepon polisi. Saat itu, Markus mengaku sudah tidak sadarkan diri karena emosi atas musibah yang menimpa anak perempuannya. Sehingga ia mengaku tidak tahu lagi yang terjadi selanjutnya termasuk keberadaan dua batang kayu yang menopang tubuh bagian depan pelaku.

Pelaku kemudian dibawa polisi ke Polsek Mimika Baru yang berjarak sekitar lima kilometer dari tempat terjadinya pemerkosaan. Di Polsek, Markus baru mengetahui identitas pelaku. "Namanya Yusuph Aleksander Waita," ujarnya.

Sebelumnya, Kepala Polisi Daerah Papua, Paulus Waterpau menjelaskan, pelaku pemerkosa berusia 24 tahun itu ditahan di rumah tahanan Polsek Mimika Baru. Pelaku berasal dari Kaimana dan sehari-hari bekerja sebagai pengojek. Saat itu, Yusuph mengincar anak Markus usai pulang sekolah. "Pelaku memberitahu si anak bahwa dia diminta menjemput anak itu. Namanya anak kecil, dia ikut saja," kata Paulus kepada Tempo, Jumat, 12 Februari 2016 malam.

Melalui telepon selulernya, kata Paulus, anak itu sempat menelepon orang tuanya tentang keberadaan dirinya bersama pria itu. Sehingga orang tuanya terbantu menelusuri jejak pelaku yang membawa lari anaknya. Markus menemukan anaknya ke kawasan mile 21, daerah semak-semak dan di sebelah kawasan itu terdapat perkampungan Kwamki Lama.

Pelaku ditangkap di mile 21 dalam keadaan tanpa busana. "Bukan polisi yang menelanjangi pelaku," kata Paulus menanggapi komentar amarah para netizen di media sosial atas foto-foto seorang pria Papua tanpa busana diikat tali dan tubuhnya ditopang dua batang kayu. Tali itu pun, ujarnya, milik anggota masyarakat yang digunakan saat menangkap pelaku.


Mengenai tendangan kaki polisi yang tampak di foto, Paulus menjelaskan, saat itu pelaku dalam keadaan mabuk menolak dibawa polisi ke dalam mobil patroli dan berusaha lari. Sehingga aparat polisi menahannya untuk tetap maju dan naik ke mobil.


Meski menerima laporan seperti itu, Paulus mengaku telah mengirim kepala bidang profesi dan pengamanan untuk memeriksa kinerja anak buahnya di Timika. Paulus mendapat informasi foto itu diunggah anak buahnya ke Facebook. "Penayangan foto ini memang kekeliruan anggota. Yang upload anggota kita sendiri. makanya saya periksa sekarang," ujarnya.


Advertising
Advertising

Paulus memahami amarah masyarakat meski begitu dia meminta masyarakat agar melihat dengan jernih bahwa pelaku adalah pemerkosa anak-anak. "Ibu-ibu yang marah bilang anjing polisi, binatang polisi, terakhir saya komentari: ibu-ibu yang punya anak 10 tahun bisa memberikan toleransi kepada pemerkosa. Di Iran, pemerkosa digantung di pinggir jalan," ujar Paulus.

MARIA RITA

Berita terkait

Kapolri Listyo Sigit Soroti Viral Tagar Percuma Lapor Polisi

29 Desember 2021

Kapolri Listyo Sigit Soroti Viral Tagar Percuma Lapor Polisi

Kapolri Listyo Sigit berharap tagar itu menjadi motivasi bagi Polri untuk memperbaiki kinerjanya ke depan.

Baca Selengkapnya

Kapolda NTT Pecat 13 Polisi

28 Oktober 2021

Kapolda NTT Pecat 13 Polisi

Polisi itu di antaranya terlibat tindakan asusila dan menelantarkan keluarga.

Baca Selengkapnya

Profesionalisme Disorot, Polri Ajak Warga Awasi Kinerja Anggotanya

19 Oktober 2021

Profesionalisme Disorot, Polri Ajak Warga Awasi Kinerja Anggotanya

Ferdy Sambo mengajak seluruh lapisan masyarakat agar tidak ragu dan ikut serta berperan aktif mengawasi kinerja anggota polri di lapangan

Baca Selengkapnya

Fakta Tentang Penggunaan Kamera Tubuh oleh Polisi Amerika Serikat

1 Mei 2021

Fakta Tentang Penggunaan Kamera Tubuh oleh Polisi Amerika Serikat

Teknologi kamera tubuh semakin banyak digunakan oleh lpenegak hukum Amerika Serikat dan sering kali memainkan peran sentral dalam memberikan bukti.

Baca Selengkapnya

Polri 6 Kali Berturut Diganjar WTP, Sri Mulyani: Luar Biasa

21 Februari 2020

Polri 6 Kali Berturut Diganjar WTP, Sri Mulyani: Luar Biasa

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengapresiasi kinerja Polri yang enam kali berturut-turut mendapatkan Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

Baca Selengkapnya

IPW: Pembakaran Polsek Ciracas Buntut Kecewa Masyarakat ke Polisi

18 Desember 2018

IPW: Pembakaran Polsek Ciracas Buntut Kecewa Masyarakat ke Polisi

Indonesian Police Wacth (IPW) memandang, tragedi pembakaran kantor Kepolisian Sektor atau Polsek Ciracas merupakan buntut kekecewaan masyarakat.

Baca Selengkapnya

2 Pegawai Istaka Karya yang Selamat Dievakuasi ke Wamena Papua

4 Desember 2018

2 Pegawai Istaka Karya yang Selamat Dievakuasi ke Wamena Papua

Dua karyawan PT Istaka Karya (Persero) yang melarikan diri ke Mbua saat serangan kelompok bersenjata di Distrik Yall, Kabupaten Nduga, selamat.

Baca Selengkapnya

TNI dan Polri Turun Evakuasi Korban Pembunuhan di Papua

4 Desember 2018

TNI dan Polri Turun Evakuasi Korban Pembunuhan di Papua

Kapolda Papua mengerahkan personel TNI dan Polri untuk mengevakuasi pekerja proyek PT Istaka Karya yang diduga menjadi korban pembunuhan di Nduga.

Baca Selengkapnya

Polisi Usut Dugaan Pembunuhan Pekerja Proyek di Papua

4 Desember 2018

Polisi Usut Dugaan Pembunuhan Pekerja Proyek di Papua

Saat ini personel gabungan Polri/TNI telah diterjunkan untuk mengecek informasi dugaan pembunuhan terhadap pekerja proyek di Papua.

Baca Selengkapnya

Polisi Gandeng TNI Kejar Kelompok Bersenjata di Papua

13 Juli 2018

Polisi Gandeng TNI Kejar Kelompok Bersenjata di Papua

Kapolda Papua Boy Rafli Amar mengatakan polisi dan TNI sudah berkoordinasi untuk mengejar kelompok bersenjata yang menyerang sejumlah tempat di Papua.

Baca Selengkapnya