TEMPO.CO, Balikpapan - Sebanyak 109 eks Gafatar Tana Merah Samarinda Kalimantan Timur dipulangkan ke daerah asal, Sabtu pagi, 30 Januari 2016. Sebagian diantara eks Gafatar ini adalah 30 warga Ambon yang ternyata takut untuk kembali ke daerah asalnya.
“Kota Ambon tidak seperti daerah daerah lain di Indonesia. Kami yang berasal dari Ambon takut untuk pulang ke daerah asal,” kata salah seorang perwakilan eks Gafatar Samarinda, Alit.
Alit mengatakan sinisme kesukuan dan agama masih terasa kental di Ambon hingga saat ini. Gafatar yang terlanjur dicap aliran sehat, menurutnya akan mendapatkan perlawanan keras dari sebagian warga Ambon.
Sehubungan itu, Alit meminta agar pemulangan eks Gafatar Ambon dipulangkan perorangan tanpa adanya publikasi berlebihan. Selain itu, katanya sebagian eks Ambon juga memilih melanjutkan hidupnya di Makassar.
“Mereka yang punya keluarga di Makassar akan mencoba melanjutkan hidup di situ. Sambil melihat kondisi di Ambon,” ujarnya.
Alit hingga kini belum menentukan apakah akan pulang ke Ambon atau melanjutkan hidup di Makassar. Dirinya sudah menghabiskan uang tabungannya sebesar Rp 10 juta sebagai bekal pindah dari Pulau Seram Ambon ke Samarinda sejak 2013 silam.
“Uang saya tersisa hanya Rp 2 juta hasil penjualan aset-aset. Tabungan sudah dihabiskan untuk mengolah sawah di Tana Merah Samarinda,” papar pria usia 30 tahun jebolan salah satu universitas Makassar yang memilih bercocok tanam bersama Gafatar ini.
Alit ini memang sejak pertama sudah terpesona pedoman hidup Gafatar yang mengagungkan kebenaran universal bagi kaumnya. Menurutnya semua agama mengajarkan kebaikan setiap prilaku manusia dunia. “Semua sama dalam mengajarkan nilai nilai kebaikan dalam masyarakat di dunia ini,” ujarnya.
Alit menjadi sebagian dari ratusan eks Gafatar Samarinda yang dipulangkan ke daerah asalnya pagi ini. Eks Gafatar Ambon termasuk dalam rombongan yang dipulangan tujuan Jakarta, Semarang dan Makassar lewat Bandara Sepinggan dan Pelabuhan Semayang Balikpapan.
Pemkot Samarinda mengklaim eks Gafatar ini baru enam bulan bermukim di area Tana Merah Kecamatan Samarinda Utara. Mereka datang secara bergelombang menguasai secara resmi kawasan yang berada di perbatasan Samarinda ini.
Kawasan eks Gafatar ini terisolir dari pergaulan masyarakat Samarinda lainnya. Kawasannya memang minim adanya sarana prasarana fasilitas umum seperti jalanan, sekolah dan tempat ibadah.
Provinsi Kaltim memutuskan agar seluruh warga eks Gafatar ini dipulangkan ke daerah asalnya masing masing. Warga eks Gafatar ini akhirnya dipulangkan ke daerah asalnya di Jakarta, Semarang dan Makassar.
Pemkot Samarida memberlakukan perlakukan ketat pengamanan dengan mengandeng unsur TNI/Polri hingga tiba ke lokasi asal. Pengawalan ketat dilaksanakan sejak keberangkatan dari Samarinda – Embarkasi Haji Balikpapan – Bandara Sepinggan – Pelabuhan Semayang hingga daerah asal.
SG WIBISONO
Berita terkait
Disebut Berkaitan, Gafatar Milik Ahmad Musadeq dan Ponpes Al Zaytun Pimpinan Panji Gumilang, Ini Profil Keduanya
26 Juni 2023
Berikut profil Ponpes Al Zaytun pimpinan Panji Gumilang, dan Gafatar yang didirikan Ahmad Musadeq. Apa persamaan dan perbedaannya?
Baca SelengkapnyaHubungan Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang dengan Pimpinan Gafatar Ahmad Musadeq
26 Juni 2023
Mantan pengurus Al Zaytun, Ken Setiawan menyebut pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang berkaitan dengan pimpinan Gafatar Ahmad Musadeq. Soal NII?
Baca SelengkapnyaDeretan Fatwa MUI untuk Aliran Sesat, dari Ahmadiyah hingga Gafatar
25 Juni 2023
Fatwa MUI untuk kelompok dan orang yang pernah mendapatkan fatwa aliran sesat. Di antaranya, Ahmadiyah dan Gafatar.
Baca SelengkapnyaSeluruh Destinasi Wisata di Kota Balikpapan Tutup Selama Libur Lebaran
9 Mei 2021
Pemerintah Kota Balikpapan memusatkan perhatian pada destinasi wisata pantai dan spot non-wisata yang memicu kerumunan selama libur lebaran.
Baca SelengkapnyaKisah Teladan Mangrove Center Balikpapan, Pelajaran dari Angin Pelibas Rumah
21 November 2020
Agus Bei meraih penghargaan Kalpataru karena berhasil membangun kawasan Hutan Mangrove Center di Balikpapan, Kalimantan Timur.
Baca SelengkapnyaBantu Pendidikan Jarak Jauh, Ada Donasi Smartphone dan Laptop di Balikpapan
8 Agustus 2020
Pendidikan jarak jauh tak bisa diikuti semua siswa karena ketiadaan sarana. Donasi telah kumpulkan ratusan unit smartphone dan laptop.
Baca SelengkapnyaMenengok Eks Kampung Gafatar, Kenapa Bisa Jadi Kota Hantu?
14 Januari 2019
Sejak warga Gafatar meninggalkan kawasan itu, warga lokal pun enggan tinggal di Desa Penisir sehingga penampakan pemukiman tersebut mirip Kota Hantu.
Baca SelengkapnyaProduk Komestik Eropa Rambah Pasar Balikpapan
13 Desember 2017
Balikpapan menjadi salah satu pasar produk komestik internasional Flormar.
Baca SelengkapnyaPerluas Penjualan Xpander, Mitsubishi Buka 2 Diler di Kalimantan
5 Oktober 2017
Mitsubishi memperluas jaringan diler di Kalimantan untuk memberikan layanan purna jual Xpander.
Baca SelengkapnyaPolisi Gerebek Judi Sabung Ayam, Anggota DPRD Balikpapan Diciduk
21 Agustus 2017
Jefri mengatakan penggrebekan polisi dilakukan dua hari lalu setelah ada laporan masyarakat.
Baca Selengkapnya