Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti memberikan keterangan pers mengenai perkembangan terbaru terkait aksi teror di Jl. MH Thamrin di Gedung Divisi Humas Mabes Polri, Jakarta, 16 Januari 2016. TEMPO/Dhemas Reviyanto
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kepolisian RI Jenderal Badrodin Haiti mengatakan kelompok Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) berencana mendirikan negara sendiri. Menurut dia, Polri menemukan struktur pemerintahan terselubung milik Gafatar. "Ini tidak main-main. Ini ancaman serius," katanya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 25 Januari 2016. (Baca: Gafatar Terbongkar, Ada Baiat Mushadeq sebagai Juru Selamat)
Dalam struktur pemerintahan itu, kata Badrodin, terdapat susunan gubernur, bupati, dan kepala bagian. Ia menyatakan struktur tersebut ditemukan di laptop milik anggota Gafatar. Karena itu, Badrodin berharap anggota Gafatar tak hanya diberi pencerahan agama, tapi juga diberi nilai-nilai kebangsaan dan Pancasila. "Supaya mereka bisa hidup harmoni di negara majemuk ini," ujarnya. (Baca juga: Heboh Gafatar, 3 Ajaran Inilah yang Dianggap Menyimpang)
Badrodin mengatakan anggota Gafatar di Kalimantan Barat mencapai 4.000 orang lebih. Mereka hidup dengan membentuk komunitas yang eksklusif. "Dari sisi harmoni kehidupan sosial, mereka belum menyatu," ucapnya. Badrodin memastikan jajarannya bakal melakukan pengamanan agar tidak ada bentrokan antara anggota Gafatar dan warga setempat.
Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Barat Brigadir Jenderal Arief Sulistyanto menjamin situasi di wilayahnya kondusif. Menurut dia, jumlah warga Gafatar yang sudah dipulangkan ke daerah asal mendekati 2.500 orang. "Sisa 1.700 sekian," ucapnya. Pemulangan ini melibatkan TNI Angkatan Laut, yang mengerahkan empat kapal perang.
Arief mengatakan anggota Gafatar di Kalimantan Barat berkegiatan dengan membentuk kelompok-kelompok tani. Di komunitas eksklusifnya itu, kata Arief, anggota Gafatar juga menjalankan amal ibadah. "Ada buku-buku tentang Milah Abraham yang diajarkan Ahmad Mushadeq," ujarnya.