Jurus Ade Komarudin Menjadi Juru Lobi di DPR

Reporter

Senin, 18 Januari 2016 11:47 WIB

Anggota DPR dari Fraksi Golkar, Ade Komarudin bersiap mengikuti proses pelantikan menjadi Ketua DPR pada Sidang Paripurna ke 16 MP III TS 2015-2016 di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, 11 Januari 2016. Ade Komarudin resmi menjabat Ketua DPR menggantikan Setya Novanto yang mengundurkan diri. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Ade Komarudin memang layak mendapatkan julukan "Don" karena kepiawaiannya dalam membantu orang meraih suatu jabatan tertentu. Lewat Ade, orang-orang yang bertekad meraih jabatan tertentu melalui pemilihan di parlemen selalu berhasil.

"Mungkin saya dikenal bertangan dingin. Kalau bantu orang, biasanya saya berhasil," kata politikus Partai Golongan Karya itu kepada Tempo di ruang kerjanya, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, pada Rabu, 13 Januari 2016.

Menurut Ade, keterampilannya itu bisa diraih karena pergaulannya yang luas. Selain itu, kepercayaan juga berpengaruh ketika ia membantu teman-temannya meraih suatu posisi. Dia pun menuturkan antara kata dan perbuatan tidak boleh bertentangan satu dengan yang lain.

"Hati-hati kalau itu. Pagi tempe, siang tahu, jangan. Bagi pemimpin, mulut itu penting. Kalau dia biasa menipu orang, orang malas. Kalau orang mulutnya dapat dipercaya, salaman sekali, selesai," ujar pria yang akrab disapa Akom itu sembari tertawa.

Akom mengatakan, saat membantu seseorang, ia selalu melihat visi dan niat orang tersebut. Orang itu pun, menurut dia, harus memiliki integritas yang tinggi. "Selain itu, acceptable atau enggak. Kalau tidak punya, susah juga dibantu," ucapnya.

Akom pun mengaku pernah menolak beberapa orang yang meminta bantuannya karena track record yang bersangkutan kurang baik. "Saya sih blakblakan, 'Lo dosa apa sih? Kok susah amat?' Tes pasar, kan," ujarnya sambil tersenyum.

Akom bercerita, dia pernah gagal ketika membantu seseorang. Agus Martowardojo yang saat ini menjabat Gubernur Bank Indonesia pernah gagal ketika mencalonkan diri atas jabatan yang sama pada 2008. "Tapi berikutnya oke. Saya selalu bilang, kalau bisa, saya bantu. Biasanya, saya teleponin teman-teman," tuturnya.

Menurut Akom, modal utama seorang pejabat adalah hubungan baik. Hal itu pun yang membuat semua pimpinan fraksi setuju dengan pelantikannya saat rapat pengganti Badan Musyawarah pada 11 Januari lalu. "Enggak ada prakondisi. Mereka mau bantu aja ke aku. Semua kok, enggak ada satu pun yang enggak mau," ucapnya.

Akom berujar, tidak semua dukungan di DPR harus melalui sebuah transaksi ataupun barter. Transaksi ataupun barter itu memang ada. Namun, menurut Akom, lebih banyak anggota DPR yang lurus dan benar-benar serius bekerja. "Biasanya, yang benar lebih banyak daripada yang enggak benar. Kiamat dunia ini kalau mayoritasnya enggak benar," kata Akom sambil tertawa.

ANGELINA ANJAR SAWITRI




Berita terkait

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

4 jam lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

6 jam lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

1 hari lalu

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

1 hari lalu

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

Gerindra menggugat di MK, karena perolehan suaranya di DPR RI dapil Papua Tengah menghilang.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

2 hari lalu

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

PKS belum membuat keputusan resmi akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo atau menjadi oposisi.

Baca Selengkapnya

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

4 hari lalu

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

Proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang sedang dibangun di Pelabuhan Benoa, Bali, harus memberi manfaat yang besar bagi masyarakat Bali.

Baca Selengkapnya

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

5 hari lalu

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

Bawaslu minta jajarannya menyiapkan alat bukti dan kematangan mental menghadapi sidang sengketa Pileg di MK.

Baca Selengkapnya

Prabowo dan Gibran Ikrar Sumpah Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Oktober 2024, Pahami Isinya

5 hari lalu

Prabowo dan Gibran Ikrar Sumpah Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Oktober 2024, Pahami Isinya

Pasca-putusan MK, pasangan Prabowo-Gibrang resmi ditetapkan KPU sebagai pemenang pemilu. Sumpah jabatan mereka akan diikrarkan pada Oktober 2024.

Baca Selengkapnya

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

6 hari lalu

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Sigit Sosiantomo mengatakan penetapan tarif tiket pesawat harus memperhatikan daya beli masyarakat.

Baca Selengkapnya

Wacana Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Berpotensi Langgar UU Penerbangan

6 hari lalu

Wacana Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat Berpotensi Langgar UU Penerbangan

Penarikan iuran yang akan dimasukkan dalam komponen perhitungan harga tiket pesawat itu dinilainya berpotensi melanggar Undang-Undang (UU).

Baca Selengkapnya