Yogyakarta, Tempat Kongres Perempuan Cikal Bakal Hari Ibu  

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

Selasa, 22 Desember 2015 14:49 WIB

Ndalem Joyodipuran yang berfungsi untuk Kantor Balai Pelestarian Nilai Budaya. Gedung ini saksi sejarah Kongres Perempuan Indonesia I 22-25 Desember 1928 di Yogyakarta. (TEMPO/Shinta Maharani)

TEMPO.CO, Yogyakarta - Aula bercat putih mirip di Keraton Yogyakarta berdiri di tengah perkampungan Dipowinatan, Yogyakarta. Pendapa ini menjadi bangunan utama di kompleks Ndalem Joyodipuran, tak jauh dari Keraton Kasultanan Yogyakarta. Gedung yang berada di kawasan seluas 6.500 meter persegi ini terletak di Jalan Brigadir Jenderal Katamso Nomor 23, Yogyakarta.

Pohon sawo tumbuh rimbun mengitari gedung yang kini digunakan untuk kantor Balai Pelestarian Nilai Budaya itu. Bangunan ini menjadi saksi sejarah berlangsungnya Kongres Perempuan Indonesia pertama pada 22-25 Desember 1928.

Ini merupakan gerakan nasional kebangkitan perempuan untuk melawan penindasan akibat perbedaan jenis kelamin. Mereka berkumpul, menyatakan pikirannya, dan menyebarkan gagasannya ihwal berbagai persoalan yang dihadapi perempuan.

Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya Christriyati Ariani mengatakan tidak ada acara khusus untuk memperingati Hari Ibu, yang diperingati setiap 22 Desember. "Kami berfokus menyusun program tata kelola budaya," ucap Christriyati ketika dihubungi, Selasa, 22 Desember 2015. Dia sedang berada di Jakarta.



Setiap 22 Desember, sejumlah organisasi perempuan memperingati Kongres Perempuan Indonesia. Semasa Presiden Sukarno, 22 Desember juga ditetapkan sebagai Hari Ibu.

Christriyati menyatakan kantor ini sekarang berada di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sebelum 1981, bangunan ini berada di bawah Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta. Di depan gedung ini, ada patung Dr R. Kodijat, yang berjasa memberantas penyakit frambusia atau patek.

Ndalem Joyodipuran berdiri sejak 1867. Bangunan rumah Jawa klasik berbentuk limasan ini pada mulanya bernama Dalem Dipowimolo. Nama ini sesuai dengan pemiliknya, KRT Dipowimolo. Setelah KRT Dipowimolo meninggal, rumah ini diambil alih Sri Sultan Hamengku Buwono VII kemudian dihadiahkan kepada menantunya yang bernama KRT Jayadipura, yang dikenal sebagai seniman musik dan tari serta arsitektur. Dipowinatan kini menjadi kampung wisata.

Di pendapa itu terdapat informasi penanda Kongres Perempuan Pertama pada 22-25 Desember 1928. Penggagasnya di antaranya Wanito Oetomo, Wanita Taman Siswa, dan Puteri Indonesia. Kongres itu melibatkan 30 organisasi perempuan.

SHINTA MAHARANI

Berita terkait

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

3 hari lalu

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

Koalisi Pegiat HAM dan Anti Korupsi melaporkan Pj Wali Kota Yogyakarta Singgih Rahardjo ke Gubernur DIY, Mendagri, KPK dan Ombudsman

Baca Selengkapnya

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

11 hari lalu

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

Para perempuan di Yogyakarta memperingati Hari Kartini dengan lomba lari dan jalan kaki, serta membuat pameran lukisan.

Baca Selengkapnya

Cerita dari Kampung Arab Kini

11 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

15 hari lalu

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

15 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

26 hari lalu

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

Dua alat peraga baru di Taman Pintar Yogyakarta di antaranya multimedia berupa Videobooth 360 derajat dan Peraga Manual Pump.

Baca Selengkapnya

Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

30 hari lalu

Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

Dalam foto yang beredar, terdapat tambahan karcis tidak resmi untuk penitipan helm yang membuat tarif parkir di Yogyakarta membengkak.

Baca Selengkapnya

4 Tahun Sudjiatmi Notomiharjo Berpulang, Jokowi Pernah Gagal Total karena Langgar Nasihat Ibunya

38 hari lalu

4 Tahun Sudjiatmi Notomiharjo Berpulang, Jokowi Pernah Gagal Total karena Langgar Nasihat Ibunya

Sudjiatmi Notomiharjo, ibunda Jokowi telah berpulang 4 tahun lalu. Ini kedekatan Jokowi dan ibunya, dan pengakuan pernah langgar nasihat ibunya.

Baca Selengkapnya

BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

50 hari lalu

BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

Seorang wisatawan asing asal Hungaria juga dilaporkan sempat terseret ombak tinggi saat sedang melancong di Pantai Ngandong, Gunungkidul, Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

51 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya