Indonesia Tingkatkan Kerja Sama Militer dengan Korea Selatan
Reporter
Editor
Senin, 23 Januari 2006 14:44 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta:Indonesia akan meningkatkan kerjasama Militer dengan Korea Selatan, khususnya di bidang pengembangan industri pertahanan. Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono mengungkapkan hal itu seusai menerima Menteri Pertahanan Korea Selatan Yoon Kwang-Ung di Dephan, Senin (23/1). Dalam pertemuan itu, kata Juwono, Yoon juga mengusulkan supaya tingkat komite kerja sama di bidang pertahanan antara kedua negara ditingkatkan dari tim teknis yang terbatas pada tingkat eselon II menjadi tingkat menteri dan pemerintah. "Mungkin dalam 2 sampai 3 bulan mendatang," ujar Juwono.Peningkatan kerjasama militer ini dimaksudkan supaya kerja sama pertahanan Indonesia, termaksud kerja sama PT Dirgantara Indonesia dan PT PAL dengan industri Korea Selatan bisa lebih terpadu. Berkaitan dengan hal itu Juwono akan berkunjung ke Korea Selatan sekitar April tahun ini.Kunjungan Yoon ini merupakan kunjungan ke 3 ke Indonesia. Korea menganggap Indonesia mempunyai peranan penting diantara negara-negara Asean. "Sehingga kami membicarakan kerja sama di bidang militer bukan hanya M to M (minister to minister) tapi akan ditingkatkan menjadi G to G ( Goverment to Goverment). Fanny Febiana
Insiden Kebumen Diduga Akan Banyak Terjadi di Daerah Lain
19 April 2011
Insiden Kebumen Diduga Akan Banyak Terjadi di Daerah Lain
Mantan Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono memperkirakan insiden bentrok TNI Angkatan Darat dengan warga seperti yang terjadi di Kebumen, akan banyak lagi terjadi.
Pertemuan keduanya diduga terkait temuan ratusan senjata milik PT Pindad beberapa hari lalu. Senjata itu disita aparat Kepolisian Filipina diatas kapal berbendera Panama.
Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono dan Komisi Pertahanan Dewan Perwakilan Rakyat sepakat meratifikasi rancangan Undang-undang Pelarangan Penggunaan, Penimbunan, Produksi dan Transfer Ranjau Darat, Anti Personil, dan Pemusnahannya. Kedua pihak telah memperbaiki sepuluh poin pada rancangan undang-undang itu.
Ketika badai Katrina menimpa wilayah New Orleans, Amerika Serikat, awal September 2005, tentara negara adidaya itu berada di garda depan dalam upaya penyelamatan dan penjagaan keamanan.
Di Amerika Serikat, menempatkan polisi di bawah Departemen Keamanan Dalam Negeri (Homeland Security). "Tapi membentuk departemen baru sangat mahal. Overhead cost-nya sangat besar," kata Direktur Jenderal Strategi Pertahanan Departemen Pertahanan Mayor Jenderal Dadi Susanto
Kedua kepala pemerintahan akan membahas kerja sama di bidang pertahanan dan antiterorisme. Secara khusus, Wickramanayake akan membahas mengenai perdagangan senjata gelap untuk gerilyawan Macan Tamil Elam.
Sri Lanka Sinyalir Indonesia Jadi Jalur Senjata Gelap Macan Tamil
26 Oktober 2006
Sri Lanka Sinyalir Indonesia Jadi Jalur Senjata Gelap Macan Tamil
Perdana Menteri Sri Lanka Hon Ratnasiri Wickramanayake mensinyalir galangan kapal Indonesia sebagai salah satu jalur yang digunakan oleh kelompok teroris garis keras Macan Tamil.
