Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Setya Novanto berjalan keluar ruangan seusai menjalani sidang etik Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, 7 Desember 2015. Menurut pernyataan anggota MKD asal Fraksi Demokrat Guntur Sasono, Setya Novanto membantah keterangan pengadu, Menteri ESDM Sudirman Said, dan juga saksi yakni Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin. TEMPO/Dhemas Reviyanto
TEMPO.CO, Jakarta - Mungkin hanya Setya Novanto yang menguasai teknik berkelit dari kejaran wartawan. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat yang tengah disorot kasus PT Freeport itu berulang kali mengelabuhi wartawan yang akan mewawancarainya. Hari ini, jurus itu kembali ia perlihatkan saat akan menghadiri ruang sidang Mahkamah Kehormatan Dewan.
Ratusan wartawan sempat terkecoh dengan manuver penjagaan. Awalnya mereka menyangka Setya bakal mendatangi ruang sidang lewat jalur yang dibuat petugas keamanan dari ujung tangga berjalan hingga ruang sidang. Namun penantian mereka berakhir sia-sia. Setya rupanya memilih masuk dari selasar penghubung gedung Nusantara I.
Jurus berkelit acapkali dipakai Setya jika sedang disorot media. Usai pelantikan anggota DPR, misalnya, Setya yang kala itu diisukan sebagai kandidat Ketua DPR menghindari kerumunan wartawan lewat tangga samping. Ia bahkan rela menuruni 50 anak tangga yang berada di sisi Barat. Sementara rekan anggota DPR lain turun menggunakan tangga berjalan.
Kejadian serupa ia ulangi usai pelantikan Presiden Joko Widodo. Puluhan wartawan yang berbaris rapi di pinggiran karpet merah terpaksa gigit jari jika ingin mewawancarai Setya. Usai menghadiri jamuan makan siang di lantai dasar gedung kura-kura, Setya menghindari kerumunan wartawan dengan cara keluar dari pintu kaca bagian Barat. Padahal, jalur itu tak didisain untuk tamu.
Masih ingat cerita soal karpet merah di gedung DPR? Nah, jalur yang satu ini merupakan rute yang paling disukai Setya jika ingin masuk atau keluar gedung DPR. Sebab, kerumunan wartawan tak akan bisa menghadang pergerakanya yang berada di dalam tali pembatas. Wartawan yang akan mewawancarainya umumnya hanya dijawab dengan senyuman atau komentar singkat.
Saat kasus pencatutan nama Presiden Joko Widodo meledak, Setya juga beberapa kali sengaja memarkirakan kendaraan dinasnya di muka gedung Sekretariat Jenderal DPR yang lokasinya terhubung dengan jembatan. Perilaku ini tergolong tak lazim lantaran seluruh pimpinan DPR dan MPR memarkirkan kendaran mereka di depan gedung Nusantara III.
Saat ditanya soal prilaku ini, Setya yang baru saja selesai menjalani pemeriksaan di MKD memilih irit bicara. Tak sedikitpun pertanyaan wartawan yang ia tanggapi. Usai menjelaskan proses sidang, Setya kembali menghindari kejaran wartawan. Tubuhnya tenggelam di antara kerumunan petugas satpam yang meriung di sekelilingnya.