Massa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) asal Makasar merusak dan membakar sejumlah fasilitas Gedung Olahraga Gelanggang Remaja di Pekanbaru, Riau, 21 November 2015. Mereka mengaku kecewa dengan sikap panitia Kongres HMI di Pekanbaru yang tak menyambut dan memfasilitasi penginapan mereka. ANTARA/Rony Muharrman
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam Arief Rosyid memperkirakan jumlah peserta penggembira sekitar 3.500 orang dalam kongres HMI kali ini. Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.500 orang berasal dari kader HMI dari indonesia timur, 1000 kader dari Sumatera dan sisanya gabungan kader dari Jawa serta Kalimantan.
Dia mengakui banyaknya jumlah rombongan penggembira tersebut menjadi penyebab kisruh kongres HMI yang ke 29. Arief menuturkan belum diaturnya jumlah rombongan non-peserta ini lah juga yang menimbulkan kericuhan setiap kongres berlangsung.
"Enggak ada saringan penggembira dari kongres ke kongres," kata dia kepada Tempo, Senin, 23 November 2015. Belum adanya mekanisme penyaringan rombongan penggembira ini, kata dia, akan menjadi evaluasi PB HMI.
Arief menuturkan panita kongres dan PB HMI berkoordinasi dengan aparat yang berwenang untuk melakukan penjagaan berlapis. Dia juga akan berkoordinasi dengan panita dan rombongan penggembira untuk memastikan kongres berjalan kondusif. "Keamanan diperketat. Kami berkoordinasi dengan TNI kalau dibutuhkan," kata dia.
Kongres HMI ke-29 di Pekanbaru sejak awal menimbulkan polemik di tengah masyarkat. Acara yang berlangsung pada 22 hingga 26 November itu mendapat kucuran Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Riau (APBD) Riau sebesar Rp 3 miliar.
Sejak rombongan kader dari berbagai daerah tiba, polisi maupun masyarakat dibuat repot oleh aksi anarkis ribuan mahasiswa. Mereka melakukan pengrusakan fasilitas umum ketika panitia tidak menyiapkan akomodasi.