TEMPO.CO, Banyuwangi - Hardiono tak menyangka akan mendapatkan dua tawaran yang datang hampir bersamaan, September lalu. Tawaran itu berasal dari dua perusahaan furniture di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, dan Yogyakarta. Keduanya ingin membeli kayu secara rutin ke kelompok tani Agatis yang dipimpin Hardiono. “Sekarang masih proses menyelesaikan surat kesepakatan,” kata Hardiono kepada Tempo, 2 November 2015.
Dua tawaran itu datang setelah kelompok tani Agatis memiliki Sertifikat Legalitas Kayu (SLK) per Juni 2015. Agatis, yang berpusat di Desa Gintangan, Kecamatan Rogojampi itu, merupakan satu-satunya kelompok tani hutan rakyat di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, yang memiliki SLK. Sebelum bersertifikat, Agatis memasok kayunya untuk dua perusahaan furniture di Banyuwangi dan Pasuruan.
Hardiono merintis kelompok taninya sejak 1995. Saat itu, seorang diri dia berkeliling ke bekas pemilik tambang pasir di desanya. Dia memberikan 50 ribu bibit tanaman kayu agar ditanam warga di lahan bekas tambang. Lima tahun kemudian dia kembali membagikan 200 bibit. Upaya Hardiono akhirnya membuahkan hasil.
Saat ini dia mengklaim mampu mengajak 250 petani hutan dengan luasan wilayah hingga 300 hektare. Enam puluh persen tanaman kayunya jenis sengon, sedangkan sisanya antara lain jati, mahoni, gambilina dan jabong. Agatis mulai memasok kayu ke perusahaan furniture pada 2010. Per tahun, Agatis rata-rata memasok 6 ribu gelondong kayu berbagai jenis ke dua perusahaan furniture di Banyuwangi dan Pasuruan itu.
Baru pada awal 2015 Hardiono mulai mengurus Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) yang diwajibkan bagi seluruh pelaku usaha yang memanfaatkan kayu. Ia memulai dengan mengumpulkan dokumen kepemilikan lahan yang dimiliki tiap anggota, peta hutan, akta notaris kelompok, dokumen angkutan hasil hutan, dan berbagai dokumen lingkungan. Agatis mendapatkan bantuan anggaran dari Kementerian Kehutanan sehingga biaya SVLK-nya gratis.
Saat ini, kata Hardiono, kebutuhan kayu untuk furniture terus meningkat. Namun perusahaan hanya mau membeli kayu dari hutan rakyat yang memiliki sertifikat. “Sekarang kami lebih percaya diri, karena bisa bekerja sama dengan banyak perusahaan,” kata lelaki berusia 47 tahun ini. Selain ada berkah tawaran kerjasama, menurut Herdiono, SVLK membuat kelompok taninya kini lebih tertib administrasi.
Berita terkait
Taman Nasional Karimunjawa Rusak karena Limbah Tambak Udang, KLHK Tetapkan Empat Tersangka
42 hari lalu
KLHK menetapkan empat orang tersangka perusakan lingkungan Taman Nasional Karimunjawa pada Rabu, 20 Maret 2024.
Baca SelengkapnyaSkema Bank Sampah untuk Pembersihan Limbah Alat Peraga Kampanye Pemilu 2024
14 Februari 2024
Dinas Lingkungan Hidup Jawa Barat mengoptimalkan bank sampah untuk pembersihan alat kampanye Pemilu 2024. Berfokus ke pemlilahan sampah.
Baca SelengkapnyaAmerika Terinspirasi Pengendalian Kebakaran Hutan Desa Tuwung
24 Januari 2024
Layanan Kehutanan Amerika berencana mengadopsi skema hutan sosial dari Kalimantan Tengah untuk pengendalian kebakaran hutan.
Baca SelengkapnyaGuru Besar IPB, Bambang Hero, Digugat Perusahaan Pembakar Hutan, KontraS Desak Pengadilan Tolak
17 Januari 2024
KontraS meminta PN Cibinong menolak gugatan perusahaan pembakar hutan PT JJP terhadap Guru Besar IPB, Bambang Hero Saharjo.
Baca SelengkapnyaMenteri Siti Nurbaya Banggakan Keberhasilan Pengendalian Perubahan Iklim
14 Januari 2024
KLHK menyatakan Indonesia terus menunjukkan komitmen dalam upaya pengendalian perubahan iklim global dengan tetap menjaga kepentingan bangsa.
Baca SelengkapnyaKLHK Sebut ACCC Bentuk Komitmen Asia Tenggara Atasi Perubahan Iklim
13 Desember 2023
KLHK memandang ACCC sebagai bentuk komitmen tegas Asia Tenggara untuk mengambil tindakan dalam mengatasi perubahan iklim.
Baca SelengkapnyaLahirkan Bayi Jantan di Way Kambas Lampung, Ini Profil Badak Delilah
26 November 2023
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya kembali merilis kabar kelahiran badak jantan di Suaka Rhino Sumatera Taman Nasional Way Kambas.
Baca SelengkapnyaPemerintah Bakal Bangun Pabrik Gula di Papua, Amran: 1 Juta Hektare Lahan Sudah Siap
10 November 2023
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengungkapkan dua alasan pembangunan pabrik gula di Papua.
Baca SelengkapnyaISWA: Industri Kayu Olahan Terdampak Ketidakpastian Ekonomi Global
27 Oktober 2023
Asosiasi Pengusaha Kayu Gergajian dan Kayu Olahan Indonesia (ISWA) menyoroti kondisi ekonomi global yang berdampak pada industri kayu dalam negeri.
Baca SelengkapnyaJokowi Ingatkan Perusahaan Tambang untuk Perbaiki Lahan Bekas Penambangan
18 September 2023
Jokowi akan mengecek langsung satu per satu jika ada yang tidak memperbaiki lahan bekas pertambangannya.
Baca Selengkapnya