Heboh Suap Obat, Dokter Teddy: Duit buat Apotek Mertua  

Reporter

Rabu, 4 November 2015 19:35 WIB

Klinik milik dr. Teddy Tjahjanto di Kelapa Gading, Jakarta. TEMPO/Dian Triyuli Handoko

TEMPO.CO, Jakarta - Temuan Tim Investigasi Majalah Tempo terkait dengan kolusi antara perusahaan farmasi dan dokter dalam meresepkan obat diakui sejumlah dokter dan rumah sakit. Teddy Tjahjanto, dokter spesialis penyakit dalam di Jakarta Utara, membenarkan telah menerima uang dari perusahaan farmasi PT Interbat.

Saat ditemui di tempatnya berpraktek di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Oktober 2015, Teddy mengatakan uang yang diberikan Interbat itu tidak terkait dengan peresepan obat. Namun duit itu, kata dia, merupakan diskon obat-obat Interbat yang dibeli apotek milik mertuanya. "Ya, terima, tapi dari sini, untuk apotek. Bukan untuk saya," kata Teddy.

BACA: Diduga Suap Ribuan Dokter, Begini Jawaban Interbat

Sesuai catatan keuangan Interbat yang diperoleh Tempo, Teddy menerima uang dari Interbat dengan total Rp 963 juta selama tiga tahun, 2013-2015. Interbat mengirimkan uang ini dengan cara ditransfer ke rekening Teddy. Di antara pengiriman duit tersebut, ada yang disertai dengan bukti kuitansi yang tertulis nama Teddy Tjahjanto.

Ketika Tempo memperlihatkan satu bukti itu kepada Teddy, ia membenarkannya. Namun Teddy tetap berdalih bahwa uang yang diterimanya itu untuk kepentingan apotek keluarganya. "(Uang) ini untuk apotek," ujarnya. Apotek yang dimaksud Teddy beralamat di Kelapa Gading, persis di rumah yang sama dengan tempat Teddy berpraktek. Ruang apotek dan ruang praktek Teddy hanya dipisahkan dinding tembok.

BACA: EKSKLUSIF: 2.125 Dokter Diduga Terima Suap Obat Rp 131 M

Teddy beralasan, meski tertulis atas namanya di dalam kuitansi itu, uang tersebut diperuntukkan buat kepentingan apotek. Namun kenapa dalam kuitansi tertulis nama Teddy? Ia berdalih apotek tidak boleh mendapat diskon. "Kalau enggak seperti itu, enggak hidup ini apotek," tuturnya, sambil menunjuk apotek di sebelah tempat prakteknya.

Dalam catatan keuangan Interbat, bukan hanya Teddy yang menerima uang dari perusahaan farmasi ini. Di dalam catatan itu tertulis 2.125 dokter menerima dengan jumlah bervariasi, dari Rp 5 juta sampai Rp 2,5 miliar. Dokter tersebut tersebar di lima provinsi, yakni Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan.

BACA: EKSKLUSIF, Suap Dokter: Begini Akal-akalan Orang Farmasi

Interbat memberikan uang kepada dokter tersebut sebagai bentuk kerja sama terkait dengan peresepan obat. Setelah menerima uang itu, dokter akan melunasinya dengan meresepkan obat-obat produksi Interbat dalam jangka waktu tertentu.

Pengacara Interbat, Pieter Talaway, membantah Interbat menyuap dokter agar meresepkan obat-obat perusahaan farmasi yang berada di Surabaya ini. Namun ia mengakui Interbat memberikan diskon penjualan obat kepada apotek dan rumah sakit.

TIM INVESTIGASI

Baca juga:
Suap Dokter=40 % Harga Obat: Inilah Modus yang Mengejutkan
Ribut Sampah, Ahok Balik Gertak Yusril: Ngotot, Kami Ladeni!

Berita terkait

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

20 jam lalu

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

Tautan phishing itu berisi permintaan verifikasi data kesehatan pada SATUSEHAT.

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

3 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

5 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

9 hari lalu

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

Kementerian Kesehatan membantu warga terdampak Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara dengan penyediaan masker.

Baca Selengkapnya

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

9 hari lalu

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes mengirimkan tim khusus ke area banjir Musi Rawas Utara. Salah satu tugasnya untuk antisipasi penyakit pasca banjir.

Baca Selengkapnya

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

19 hari lalu

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

Kementerian Kesehatan mencatat hipertensi menjadi penyakit yang paling banyak ditemui di Pos Kesehatan Mudik Idulfitri 1445 H/2024 M.

Baca Selengkapnya

3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

36 hari lalu

3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

Wamenkes mengatakan perlunya fokus dalam tiga langkah penanganan penyakit ginjal kronis. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

37 hari lalu

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

Banyak rumah sakit penuh sehingga pasien tidak tertampung. Masyarakat miskin kesulitan akses pelayanan kesehatan.

Baca Selengkapnya

Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

56 hari lalu

Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

Dalam pengukuhan Guru Besar FKUI, Sandra Widaty mendorong strategi memberantas skabies. Penyakit menular yang terabaikan karena dianggap lazim.

Baca Selengkapnya

Peringatan Penyakit Tropis Terabaikan, Mana Saja Yang Masih Menjangkiti Penduduk Indonesia?

31 Januari 2024

Peringatan Penyakit Tropis Terabaikan, Mana Saja Yang Masih Menjangkiti Penduduk Indonesia?

Masih ada sejumlah penyakit tropis terabaikan yang belum hilang dari Indonesia sampai saat ini. Perkembangan medis domestik diragukan.

Baca Selengkapnya