Alasan Tata Niaga Tembakau Tak Lagi Menggiurkan  

Reporter

Editor

Bobby Chandra

Kamis, 29 Oktober 2015 05:14 WIB

Ilustrasi Tembakau. Getty Images

TEMPO.CO, Jember - Kalangan petani tembakau mengaku kecewa dengan tata niaga komoditas tembakau. Keuntungan yang mereka peroleh acap kali tergerus akibat sistem kartel dari para penentu harga. "Mestinya kita bisa dapat harga lebih tinggi," ujar Yanuar, Ketua Kelompok Tani Sidodadi, Kecamatan Sukodadi, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Rabu, 28 Oktober 2015.

Yanuar menjelaskan, tembakau merupakan komoditas bernilai tinggi di pasaran. Untuk setiap hektare lahan tembakau yang digarap, para petani bisa meraup keuntungan lebih dari Rp 100 juta. Namun keuntungan itu harus mereka bagi rata dengan para tengkulak agar barang yang mereka jual bisa terserap industri tembakau. "Tak banyak yang mampu menembus pintu gudang," ucap Yanuar.

Menurut Yanuar, keterikatan dengan para tengkulak merupakan pilihan yang sulit ditawar. Mayoritas petani memanfaatkan jalur distribusi mereka dengan patokan harga yang nyaris tak memiliki banyak pilihan. Apalagi bagi mereka yang memulai pertaniannya dari modal para tengkulak. "Untuk setiap hektare lahan dibutuhkan modal Rp 40 juta. Makanya tak banyak yang berani mengambil risiko," katanya.

Pernyataan Yanuar ikut diperkuat oleh hasil survei Muhammadiyah Tobacco Control Center. Penelitian di tiga provinsi sentra penghasil tembakau menyatakan setengah petani tembakau menilai komoditas tembakau bukan bisnis yang menguntungkan. "Pertanian ini sangat bergantung pada cuaca dan monopoli harga oleh industri tembakau," ujar peneliti MTCC, Fauzi Ahmad Noor.

Menurut Fauzi, dua faktor dominan yang mempengaruhi persepsi petani tembakau adalah kendali harga dan monopoli industri (86 persen) serta cuaca yang tidak menguntungkan. Para petani tembakau umumnya berhadapan dengan risiko kerugian besar jika salah memproses tembakau kering. "Sekali tersiram hujan, semua tembakau mereka bisa menjadi sampah," ucapnya.

Peneliti dari Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pertanian, Sayuti, menyatakan potensi kerugian petani juga ikut dipengaruhi kebijakan importasi tembakau. "Hampir setengah kebutuhan tembakau nasional disuplai dari luar," katanya. Akibatnya, harga jual tembakau lokal merosot tajam. "Tata niaga yang dikembangkan cenderung merugikan petani."

RIKY FERDIANTO




Berita terkait

RPP Pengamanan Zat Adiktif Dipersoalkan, Dianggap Mengancam Kehidupan Petani Tembakau

13 Oktober 2023

RPP Pengamanan Zat Adiktif Dipersoalkan, Dianggap Mengancam Kehidupan Petani Tembakau

Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M) mengkritisi RPP tentang pengamanan zat adiktif. Dianggap mengancam kehidupan petani tembakau.

Baca Selengkapnya

Mendag Bertemu Petani Tembakau di Kudus

3 Agustus 2023

Mendag Bertemu Petani Tembakau di Kudus

Kemendag akan melakukan koordinasi dengan instansi terkait agar pasokan tembakau dan cengkih dapat memenuhi kebutuhan industri rokok

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan: Pelaku Usaha dan Petani Maju, Negara Pasti Maju

3 Agustus 2023

Mendag Zulkifli Hasan: Pelaku Usaha dan Petani Maju, Negara Pasti Maju

Zulkifli Hasan berkomitmen merespons setiap keluhan perusahaan dan petani untuk memastikan perdagangan berjalan dengan baik.

Baca Selengkapnya

Mengenal Klembak Menyan, Konon Rokok Tradisional Indonesia

13 Mei 2023

Mengenal Klembak Menyan, Konon Rokok Tradisional Indonesia

Rokok Klembak Menyan mulai dikomersialkan pada 1925 dengan berdirinya perusahaan produksi pertama di kota Gombong

Baca Selengkapnya

Serba-serbi Tembakau: Sejarah Rokok Kretek, Dibuat untuk Obat

11 Mei 2023

Serba-serbi Tembakau: Sejarah Rokok Kretek, Dibuat untuk Obat

Anggota Komisi IV DPR Firman Soebagyo menilai masuknya tembakau disetarakan narkotika di RUU Kesehatan berpotensi mematikan industri rokok kretek.

Baca Selengkapnya

Tembakau Disetarakan dengan Narkoba di RUU Kesehatan Menuai Protes

9 Mei 2023

Tembakau Disetarakan dengan Narkoba di RUU Kesehatan Menuai Protes

Tembakau disetarakan dengan Narkoba dalam RUU Kesehatan dinilai bisa menempatkan petani tembakau sebagai kriminal.

Baca Selengkapnya

RUU Kesehatan, P3M: Petani Tembakau Terancam Dianggap Penanam Ganja

13 April 2023

RUU Kesehatan, P3M: Petani Tembakau Terancam Dianggap Penanam Ganja

Perhimpunan dan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M) menilai RUU Kesehatan mengancam petani tembakau.

Baca Selengkapnya

Slamet Riyadi Janji Kawal RUU Tembakau demi Kesejahteraan Petani

16 Februari 2023

Slamet Riyadi Janji Kawal RUU Tembakau demi Kesejahteraan Petani

Upaya meningkatkan kesejahteraan petani tembakau setelah melihat langsung kondisinya di Pamekasan.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu Sebut Kawasan Industri Tembakau Sumenep Bisa Tekan Penjualan Rokok Ilegal

3 Februari 2023

Kemenkeu Sebut Kawasan Industri Tembakau Sumenep Bisa Tekan Penjualan Rokok Ilegal

Menurut Kemenkeu, banyak kemudahan yang akan diperoleh pengusaha industri hasil tembakau yang berada di KIHT.

Baca Selengkapnya

Piaggio Indonesia Buka Dealer Premium Motoplex di Jember

21 April 2022

Piaggio Indonesia Buka Dealer Premium Motoplex di Jember

Dealer premium Motoplex di Jember ini sekaligus menjadi dealer yang ke-46 PT Piaggio Indonesia.

Baca Selengkapnya