Sikapi Syiah, Muhammadiyah: Kami Ingin Akidah yang Lurus

Reporter

Senin, 26 Oktober 2015 22:23 WIB

Ketua Umum PP Muhammadiyah terpilih Haedar Nashir (ketujuh kiri) bersama Sekretaris Abdul Mu'ti (keenam kiri) berdiri bersama 11 PP Muhammadiyah lainnya usai pemilihan Ketua Umum PP Muhammadiyah pada Muktamar ke-47 Muhammadiyah di Makassar, 6 Agustus 2015. Haedar Nashir terpilih sebagai Ketua umum dan dan Abdul Mu'ti sebagai Sekretaris umum untuk priode 2015-2020. TEMPO/Hariandi Hafid

TEMPO.CO, Surakarta - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir mengatakan Majelis Tarjih Muhammadiyah belum mengeluarkan sikap apapun terkait paham Syiah di Indonesia. Kalau pun ada beberapa pandangan dari orang Muhammadiyah terkait Syiah, hal itu bukan mewakili organisasi Islam itu. “Kalau ada itu pendapat pribadi saja,” ujar Haedar kepada Tempo Ahad 25 Oktober 2015.

Belum dikeluarkannya sikap dari Muhammadiyah itu, kata dia, dilakukan semata-mata agar tidak konflik di tengah masyarakat. “Kaputusan Muktamar kemarin mendorong agar mengedepankan dialog,” ujar dia.

Dia mengimbau kepada umat Islam khususnya warga Muhammadiyah untuk tidak terpancing dengan provokasi-provokasi yang bisa memecah belah umat. “Yang jelas kami ingin setiap golongan Islam betul-betul mamiliki berakidah yang lurus, yang sesuai dengan Alquran dan sunah nabi Muhammad. Jangan berakidah yang salah kaprah. Jika ada perbedaan harus ada dialog.”

Karena itu ia mengecam aksi penggerudukan Kantor Yayasan Rausyan Fikr – lembaga kajian filsafat Islam – di Gang Pandega Wreksa, Sleman Yogyakarta Jumat, 23 Oktober 2015. Menurut dia, aksi tersebut tidak mencerminkan perilaku orang yang beragama. “Kami tidak ingin kelompok agama mana pun menyerang secara fisik,” kata Haedar.

Seperti diberitakan sebelumnya, sekelompok masa yang mengatasnamakan diri sebagai Forum Umat Islam (FUI) membubarkan dan mengusir orang-orang yang ada di kantor yayasan tersebut. FUI menuding orang-orang tersebut sebagai penganut paham Syiah.

Koordinator FUI Yogyakarta, Muhammad Fuad, mengaku pernah menyegel kantor tersebut karena manilai mereka penganut Syiah. “Tapi ternyata tetap buka dan menggelar acara lagi, jadi kami minta ditutup,” ujarnya.

Menurut Haedar Nasir, umat Islam harus cerdas dalam menyikapi perbedaan yang ada. Perbedaan seharusnya diselesaikan dengan cara dialog, bukan dengan kekerasan. “Dengan dialog maka akan saling memahami satu sama lain,” kata dia. Aksi kekerasan, kata Haedar, justru akan mencoreng nama baik umat Islam sendiri. “Orang akan melihat ‘oh, orang yang beragama saja cara mengatasi persoalan dengan kekerasan’. Nah, itu kan akhirnya pandangan orang jadi buruk,” kata dia.



Terkait peristiwa penggerudukkan di Kantor yayasan Rausyan Fikr, Haedar meminta kepada aparat kepolisian untuk bertindak tegas dan obyektif dalam menegakkan hukum. “Jangan membiarkan orang yang melakukan kekerasan,” ucap dia.

MUHAMMAD IRSYAM FAIZ



Advertising
Advertising

Berita terkait

Cegah Krisis Iklim, Muhammadiyah Luncurkan Program 1000 Cahaya

4 jam lalu

Cegah Krisis Iklim, Muhammadiyah Luncurkan Program 1000 Cahaya

Program ini berupaya membangun 'Green Movement' dengan memperbanyak amal usaha Muhammadiyah untuk mulai memilah dan memilih sumber energi bersih di masing-masing bidang usaha.

Baca Selengkapnya

PP Muhammadiyah Tekankan Jamaah soal Jaga Lingkungan Menjelang Ibadah Haji

14 jam lalu

PP Muhammadiyah Tekankan Jamaah soal Jaga Lingkungan Menjelang Ibadah Haji

Ada tiga larangan di Al-Qur'an bagi jamaah saat melaksanakan ibadah haji.

Baca Selengkapnya

Muhammadiyah Tegaskan Nikah Beda Agama Tidak Diperbolehkan

14 jam lalu

Muhammadiyah Tegaskan Nikah Beda Agama Tidak Diperbolehkan

Abdul Mu'ti mengimbau masyarakat mematuhi ketentuan dalam kompilasi hukum Islam bahwa nikah beda agama tak diperbolehkan.

Baca Selengkapnya

Muhammadiyah Klaim Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo soal Kursi Menteri

16 jam lalu

Muhammadiyah Klaim Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo soal Kursi Menteri

Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti menanggapi soal jatah kursi menteri di Kabinet Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Muhammadiyah Buka Suara soal Jatah Kursi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

17 jam lalu

Muhammadiyah Buka Suara soal Jatah Kursi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Abdul Mu'ti mengaku pihaknya akan mendegasikan kadernya dengan senang hati apabila Muhammadiyah diberi amanah oleh Prabowo.

Baca Selengkapnya

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

5 hari lalu

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

Aspebindo mendukung rencana pemerintah membagikan izin usaha pertambangan (IUP) kepada ormas keagamaan. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Baznas - Muhammadiyah Gulirkan Program Pengembangan SDM Unggul

6 hari lalu

Baznas - Muhammadiyah Gulirkan Program Pengembangan SDM Unggul

Kolaborasi antara Baznas dengan Muhammadiyah dalam pemanfaatan dana zakat, bisa memberikan manfaat yang besar bagi kepentingan umat

Baca Selengkapnya

Jika Prabowo Tunjuk Mendikbud dari Muhammadiyah, Darmaningtyas: Tak Masalah, Asal...

7 hari lalu

Jika Prabowo Tunjuk Mendikbud dari Muhammadiyah, Darmaningtyas: Tak Masalah, Asal...

Darmaningtyas mengatakan tak masalah jika Mendikbud era Prabowo dari Muhammadiyah, asal tokoh tersebut berlatar belakang dunia pendidikan.

Baca Selengkapnya

Kata Ketum Muhammadiyah Soal Gugatan PDIP di PTUN

8 hari lalu

Kata Ketum Muhammadiyah Soal Gugatan PDIP di PTUN

Apa kata Ketum Muhammadiyah soal gugatan PDIP di PTUN?

Baca Selengkapnya

KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Pemenang Pilpres 2024, Ini Tanggapan PBNU, PP Muhammadiyah hingga Kadin

11 hari lalu

KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Pemenang Pilpres 2024, Ini Tanggapan PBNU, PP Muhammadiyah hingga Kadin

Reaksi PBNU, PP MUhammadiyah, Kadin Terhadap Penetapan Prabowo - Gibran Pemenang Pilpres 2024 oleh KPU

Baca Selengkapnya