Cerita Bung Karno Selamat dari Lemparan Granat di Cikini

Reporter

Editor

Bobby Chandra

Senin, 5 Oktober 2015 13:33 WIB

Perayaan ulang tahun Partai Komunis Indonesia dirayakan besar -besaran digelar, Presiden Sukarno terlihat mesra berdampingan dengan Ketua Partai Komunis Indonesia D.N Aidit pada 23 Mei 1965. wikipedia. org

TEMPO.CO, Jakarta - Pada 30 November 1957 malam, Presiden Sukarno mengunjungi Perguruan Cikini di Jalan Cikini Nomor 76, Jakarta Pusat, dalam rangka menghadiri perayaan ulang tahun ke-15 sekolah itu. Kunjungan Presiden untuk memenuhi undangan Johan Sirie, Direktur Percetakan Gunung Sari, dan Sumadji Muhammad Sulaimani, Kepala Perguruan Cikini, sebagai panitia penyelenggara.

Putra-putri Sukarno, Muhammad Guntur Sukarnoputra dan Megawati Sukarnoputri, juga belajar di sekolah tersebut. Namun tak ada yang mengira jika perayaan yang meriah penuh keriangan wajah anak-anak malam itu berubah menjadi hujan tangis tak terperi. Komplotan teroris--begitu versi Sukarno--yang tidak puas dengan kondisi politik saat itu hendak membunuh Presiden Sukarno di depan Perguruan Cikini.

Tanpa berpikir panjang, para pelaku menarik pemicu granat dan melemparkannya ke arah Presiden yang masih berada di tengah kerumunan anak-anak sekolah. Zulkifli Lubis, yang saat itu mantan Wakil Kepala Staf Angkatan Darat periode 1952-1956 dan mantan Kepala Intelijen Negara yang kedudukannya di bawah koordinator Presiden Sukarno, dituding menjadi dalang di balik aksi penggeranatan.

TRAGEDI BOCAH DALAM KARDUS
Putri Kalideres Dibunuh: Siapa Si Kurus Bersweter Abu-abu?
Putri Kalideres Dibunuh: Jejak 3 Pria dan Kardus Cokelat


Para penggeranat, yakni Jusuf Ismail, Sa'adon Muhamad, Raasrif Husain--ketika itu masing-masing berusia 20, 18, dan 23 tahun--dihukum mati. Ketiganya, selain menjadi anggota organisasi ilegal, yakni Gerakan Anti Komunis (GAK), juga secara formal anggota Gerakan Pemuda Islam Indonesia. Belakangan terungkap tujuan GAK dalam serangan itu bukan untuk membunuh Sukarno, melainkan hanya memperingatkan.

Mereka ingin memaksa pemerintah mengubah haluan politik negara yang ketika itu mereka nilai sangat menguntungkan, baik posisi maupun strategi Partai Komunis Indonesia. Keberhasilan PKI pada Pemilu 1955 dengan meraup lebih dari 6 juta suara pemilih dan menjadi empat besar partai terbesar mereka anggap sebagai buah dari politik pemerintah yang membiarkan berkembangnya komunisme.

Baca juga:
G30S: Alasan Intel Amerika Incar Sukarno, Dukung Suharto
G30S:Kisah DiplomatAS yang Bikin Daftar Nama Target Di-dor!


Meski cedera, Presiden Sukarno yang menjadi target selamat dari upaya pembunuhan tersebut, termasuk putra-putrinya. Namun sebelas orang tewas dan 400 lainnya luka-luka akibat pecahan granat yang dilempar para "teroris". Mirisnya, sebagian besar korban anak-anak sekolah yang polos dan buta politik. Mohammad Hatta, Wakil Bung Karno, menyebut upaya pembunuhan tersebut sebagai metode fasis.
<!--more-->
Cerita selamatnya Presiden Sukarno alias Bung Karno dari upaya pembunuhan di Cikini disarikan kembali oleh Arifin Suryo Nugroho dalam bukunya berjudul Tragedi Cikini, Percobaan Pembunuhan Presiden Sukarno, yang terbit pertama kali pada 2014. Buku ini juga diselipi kata pengantar dari Asvi Warman Adam, peneliti utama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, yang juga ahli sejarah di Tanah Air.

ADLUN FIQRI BEBAS
Save Adlun, Polri: Itu Bukan Suap tapi Titip Uang
SAVE ADLUN: Bukan ke Polantas, Titip Denda Tilang ke Bank!


Dalam buku itu diceritakan salah seorang yang berjasa menyelamatkan Presiden saat itu adalah Mayor Sudarto, ajudan Presiden. Sudarto mengisahkan detik-detik ketegangan itu. Sudarto mengaku memerintahkan anak buahnya untuk menembak siapa saja yang mendekati Presiden Sukarno saat dia diisolir di satu tempat gelap, yang terimpit di antara dua bangunan di seberang Sekolah Rakjat Cikini.

"Saya berpendapat tidak ada jalan lain menyelamatkan jiwa Presiden dari bahaya maut itu kecuali mengorbankan diri terlebih dahulu sebelum peluru atau pecahan granat menyentuh bagian badan kepala negara dengan menjadikan diri kami, Ajun Inspektur Polisi Sudio, anggota polisi Oding, dan saja sendiri sebagai perisai terakhir," demikian kata Sudarto, seperti yang dikutip dari harian Sin Min, 6 Desember 1957. Sudari terakhir berpangkat brigadir jenderal.

Kegagalan yang membahayakan keselamatan Bung Karno hampir terjadi ketika Sudarto hendak menelepon untuk meminta bantuan. Telepon di sekeliling kompleks itu terputus, yang diduga termasuk dalam rencana pembunuhan Presiden Sukarno. Ajudan Presiden yang saat itu berumur sekitar 35 tahun, berbadan tinggi dan tegap, itu selanjutnya mengatakan Bung Karno dilarikan dari tempat persembunyian dengan menaiki mobil Sudarto dengan kawalan lengkap pasukan Brigade Mobil.

Mereka tidak langsung ke Istana Presiden. Menurut Sudarto, mereka harus berputar-putar melalui Lapangan Banteng karena jalan terhalang pintu kereta api yang tertutup. "Sedang saya perintahkan perjalanan ke Istana tidak boleh berhenti untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan. Apa lacur, pintu kereta api di Jalan Pintu Air dekat Capitol juga tertutup. Terpaksa kami berputar ke jalan semula melalui pintu kereta api dan dengan selamat kami sampai ke Istana."

BC

GERAKAN 30 SEPTEMBER 1965
G30S 1965: Ini Alasan Amerika Mengincar Sukarno

EKSKLUSIF G30S: Sebelum Didor Aidit Minta Rokok ke Eksekutor
EKSKLUSIF: Kisah Kolonel TNI Tembak Leher Ketua CC PKI Aidit

Berita terkait

25 Link Twibbon untuk Semarakkan Hari Kartini 2024

12 hari lalu

25 Link Twibbon untuk Semarakkan Hari Kartini 2024

Pemerintah Sukarno memilih hari Kartini untuk diperingati sebagai momentum khusus emansipasi wanita

Baca Selengkapnya

Pembentukan Pramuka di Indonesia: Dari Era Belanda hingga Presiden Sukarno

31 hari lalu

Pembentukan Pramuka di Indonesia: Dari Era Belanda hingga Presiden Sukarno

Ekskul Pramuka di sekolah bakal bersifat sukarela seiring dengan Permendikbudristek Nomor 12 Tahun 2024. Berikut sejarah panjang Pramuka di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Harta Kekayaan Megawati, SBY, dan Jokowi Saat Akhir Menjabat Presiden RI, Siapa Paling Tajir?

34 hari lalu

Harta Kekayaan Megawati, SBY, dan Jokowi Saat Akhir Menjabat Presiden RI, Siapa Paling Tajir?

Harta kekayaan Jokowi Rp 95,8 miliar selama menjabat. Bandingkan dengan harta kekayaan presiden sebelumnya, Megawati dan SBY. Ini paling tajir.

Baca Selengkapnya

Rangkaian Momen Sebelum Soeharto Naik Menjadi Presiden Gantikan Sukarno 56 Tahun Lalu

37 hari lalu

Rangkaian Momen Sebelum Soeharto Naik Menjadi Presiden Gantikan Sukarno 56 Tahun Lalu

Naiknya Soeharto sebagai presiden menggantikan Sukarno berawal dari kemelut politik yang rumit pasca peristiwa G30S

Baca Selengkapnya

Pendukung Bersorak Setiap Prabowo Sebut Nama Titiek Soeharto, Ini Profil Anak Keempat Presiden RI ke-2

18 Februari 2024

Pendukung Bersorak Setiap Prabowo Sebut Nama Titiek Soeharto, Ini Profil Anak Keempat Presiden RI ke-2

Setiap kali Prabowo menyebut nama Titiek Soeharto, pendukungnya bersorak. Berikut profil pemilik nama Siti Hediato Hariyadi.

Baca Selengkapnya

Masa-masa Akhir Jabatan Presiden RI dari Sukarno hingga Jokowi, Beberapa Berakhir Tragis

13 Februari 2024

Masa-masa Akhir Jabatan Presiden RI dari Sukarno hingga Jokowi, Beberapa Berakhir Tragis

Tujuh Presiden RI miliki cerita pada akhir masa jabatannya. Sukarno, Soeharto, BJ Habibie, Gus Dur, Megawati, SBY, dan Jokowi punya takdirnya.

Baca Selengkapnya

Mengenang 31 Tahun Mohammad Natsir Berpulang: Menengok Ide Negara dan Agama

7 Februari 2024

Mengenang 31 Tahun Mohammad Natsir Berpulang: Menengok Ide Negara dan Agama

Mohammad Natsir merupakan pemikir, politikus, sekaligus pendakwah.

Baca Selengkapnya

Klaim Prabowo soal Food Estate: Pemikiran Strategis Bung Karno

31 Januari 2024

Klaim Prabowo soal Food Estate: Pemikiran Strategis Bung Karno

Prabowo Subianto heran mengapa banyak tokoh nasional yang mempertanyakan urgensi food estate.

Baca Selengkapnya

Sejak Kapan Megawati Menjadi Ketua Umum PDIP?

11 Januari 2024

Sejak Kapan Megawati Menjadi Ketua Umum PDIP?

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri bisa disebut sebagai ketua umum partai terlama di negeri ini. Sejak kapan?

Baca Selengkapnya

Mengenang Gus Dur: Berikut Profil, Pemikiran, hingga Prosesi Pemakamannya

1 Januari 2024

Mengenang Gus Dur: Berikut Profil, Pemikiran, hingga Prosesi Pemakamannya

Genap 14 tahun kepergian Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Berikut kilas balik profil dan perjalanannya sebagai ulama dan presiden ke-4 RI.

Baca Selengkapnya