Begini Imbauan Jusuf Kalla soal Kerja Sama Selatan-Selatan  

Reporter

Senin, 28 September 2015 09:40 WIB

Jusuf Kalla. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, New York - Wakil Presiden Jusuf Kalla ingin negara-negara kawasan selatan global, atau dikenal dengan kerja sama selatan-selatan, memiliki semangat untuk merevitalisasi kemitraan strategis Asia-Afrika. Kerja sama itu sekaligus menjawab pelbagai permasalahan sejumlah negara.

”Ini untuk menjawab ketidakpastian kondisi perekonomian dunia, melebarnya jurang pembangunan, kelangkaan sumber energi, pangan, perubahan iklim, dan ancaman radikalisme,” kata Kalla dalam pidato di High-Level Roundtable on South-South Cooperation di New York, Amerika Serikat, sebagaimana keterangan pers yang diterima Tempo, Minggu, 27 September 2015.

Pertemuan kerja sama selatan-selatan atau KSS dihadiri 18 negara dan sembilan organisasi yang dipandang aktif mengusung kerja sama ini, termasuk Indonesia. Menurut Kalla, KSS sebelumnya menjadi simbol kebangkitan kerja sama dalam menghadapi kolonialisme, imperialisme, dan situasi perang dingin. Namun, saat ini kerja sama tersebut harus mengikuti perkembangan dunia.

Kerja sama Selatan-Selatan merupakan istilah historis yang digunakan para pembuat kebijakan dan akademisi untuk menggambarkan pertukaran sumber daya, teknologi, dan pengetahuan antara negara-negara berkembang yang juga dikenal sebagai negara-negara selatan global. Istilah ini pertama kali muncul pada 1978. Ketika itu Perserikatan Bangsa-Bangsa membentuk unit untuk kerja sama selatan-selatan yang bertujuan untuk mempromosikan perdagangan selatan-selatan dan kolaborasi dalam unit tersebut.

Kalla menekankan perlunya penguatan kerja sama ekonomi di bidang perdagangan dan investasi antarnegara berkembang. ”Negara-negara harus didorong untuk berbagi pengalaman dalam menghadapi konflik internal dan ancaman radikalisme serta kekerasan melalui penyelesaian damai. Ia berharap melalui kerjasama ini, negara berkembang dapat memperkuat kapasitas dan solidaritas dalam negosiasi internasional. Selain itu, ia meminta kerja sama selatan-selatan berperan dalam proses implementasi Agenda Pembangunan Pasca-2015 dan mempertemukan berbagai pemangku kepentingan dalam kemitraan global.

Indonesia sendiri, kata Kalla, telah menyampaikan komitmen dalam peringatan Konferensi Asia-Afrika pada 2015 untuk memberikan dukungan institusional dalam rangka pembentukan Pusat Asia Afrika. Lebih lanjut, Kalla mengimbau pembangunan pasca-2015 tetap berpegang pada prinsip awal Konferensi Asia-Afrika 1955.

ARKHELAUS WISNU


Berita terkait

Top 3 Dunia: Jusuf Kalla Bertemu Hamas Hingga AS-Israel Diduga Langgar Hukum Internasional

22 jam lalu

Top 3 Dunia: Jusuf Kalla Bertemu Hamas Hingga AS-Israel Diduga Langgar Hukum Internasional

Berita Top 3 Dunia pada Selasa 7 Mei 2024 diawali oleh kabar Ketua Umum PMI Jusuf Kalla meminta kelompok Palestina Hamas untuk bersatu dengan Fatah

Baca Selengkapnya

Bertemu di Malaysia, Jusuf Kalla Minta Hamas Bersatu dengan Fatah

1 hari lalu

Bertemu di Malaysia, Jusuf Kalla Minta Hamas Bersatu dengan Fatah

Ketua PMI Jusuf Kalla meminta Hamas untuk bersatu dengan Fatah ketika bertemu perwakilan kelompok tersebut di Kuala Lumpur.

Baca Selengkapnya

Hamas Minta Bantuan Jusuf Kalla untuk Mediasi dengan Israel

2 hari lalu

Hamas Minta Bantuan Jusuf Kalla untuk Mediasi dengan Israel

Hamas meminta bantuan dari Jusuf Kalla agar menjadi mediator guna mengakhiri perang dengan Israel.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

13 hari lalu

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

Menurut Jusuf Kalla, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya.

Baca Selengkapnya

Korea Utara Kirim Utusan ke Iran, Apa yang Dibahas?

14 hari lalu

Korea Utara Kirim Utusan ke Iran, Apa yang Dibahas?

Korea Utara mengirim delegasi ke Iran utnuk pertama kalinya sejak 2019. Selain ekonomi, keduanya diperkirakan akan menjalin kerja sama militer.

Baca Selengkapnya

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

14 hari lalu

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

Pendeta Gilbert Lumoindong dilaporkan ke polisi atas ceramahnya yang dianggap menghina sejumlah ibadah umat Islam.

Baca Selengkapnya

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

16 hari lalu

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

Presiden Jokowi mendiskusikan rencana pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya dengan Menlu Cina, pernah akan dibangun pada 2018.

Baca Selengkapnya

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

17 hari lalu

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

"Saya tidak ada niat, saya mencintai umat Muslim. Saya minta maaf," kata Gilbert Lumoindong

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

28 hari lalu

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

Open house yang diadakan oleh JK dihadiri oleh Anies Baswedan, Hamdan Zoelva, hingga Tom Lembong selaku perwakilan koalisi perubahan.

Baca Selengkapnya

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

28 hari lalu

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

Jusuf Kalla menilai positif kunjungan Roeslan Roeslani ke rumah Megawati Soekarnoputri. Soal rekonsiliasi nasional, ia menilai ada banyak waktu lain.

Baca Selengkapnya