Pengamat: Slogan "I Want SBY Back" Tidak Cerdas

Reporter

Editor

Agung Sedayu

Jumat, 11 September 2015 10:14 WIB

Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (kedua kiri) didampingi Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono (kedua kanan) dan Gubernur Jawa Timur Soekarwo (kiri) memantau persiapan pembukaan kongres Partai Demokrat ke-IV di Hotel Shangrila, Surabaya, Jawa Timur, 11 Mei 2015. ANTARA/Zabur Karuru

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat politik Hamdi Muluk mengatakan penyataan Ketua Fraksi Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas tentang slogan "I Want SBY Back" mirip dengan slogan pendukung rezim Soeharto yang mempopulerkan slogan "Piye Kabare, Enak Jamanku To?!". “Gaya komunikasi politik seperti dua semboyan itu tidak cerdas,” katanya saat dihubungi, Jumat, 11 September 2015.

Hamdi mengatakan orang yang mempopulerkan "Piye Kabare, Enak Jamanku To?!" dan "I Want SBY Back" berpikir bahwa rezim Soeharto dan rezim Susilo Bambang Yudhoyono lebih baik dibandingkan dengan pemerintahan saat ini. Ibas, kata Hamdi, dinilai tidak bisa berpikir secara luas dengan mengklaim hal itu.

Ibas pun, kata Hamdi, terlalu mengeneralisir kebagusan rezim ayahnya. Menurut Hamdi, Ibas tidak membandingkan kondisi eksternal pemerintahan SBY dengan pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Dulu SBY seakan memerintah di laut tenang, sedangkan Jokowi memerintah di laut yang beriak. Kondisi ekonomi dunia, yang bukan kesalahan pemerintahan Jokowi, tidak disinggung oleh Ibas. Zaman SBY pun lebih mementingkan pertumbuhan ekonomi tanpa banyak melakukan pembangunan. “Kalau Jokowi kan ada banyak pembangunan infrastuktur, jadi ekonomi dalam negeri terkena imbas juga,” katanya.

Hamdi mengatakan daripada mengklaim rezim SBY lebih baik, sebaiknya Ibas memberikan saran untuk perbaikan pemerintahan saat ini. Ibas pun diharapkan memberi tahu perbedaan berbagai perbedaan latar belakang pemerintahan Jokowi dan SBY. “Ibas bisa saja menyebut kontribusi Partai Demokrat yang bisa dilakukan sebagai langkah konkret mencapai perbaikan,” kata Hamdi.

Selain itu, Ibas pun sebaiknya mengajak bahwa kader Demokrat lebih siap menghadapi pemilu 2019. “Bila ‘I Want SBY Back’ artinya mengusung SBY untuk 2019, terkesan sekali Demokrat tidak ada regenerasi serta tidak bisa move on,” katanya.

Sebelumnya Ibas mengklaim banyak masyarakat yang merindukan sosok kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Presiden RI. Menurut Ibas, rakyat menilai bahwa ayahnya berhasil memimpin Indonesia dibanding dengan pemerintah sekarang. "Banyak yang rindu dan bilang, 'I want SBY back'," kata Ibas saat memberikan sambutan dalam perayaan HUT ke-14 Demokrat di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 9 September 2015.

MITRA TARIGAN



Berita terkait

Harta Kekayaan Megawati, SBY, dan Jokowi Saat Akhir Menjabat Presiden RI, Siapa Paling Tajir?

33 hari lalu

Harta Kekayaan Megawati, SBY, dan Jokowi Saat Akhir Menjabat Presiden RI, Siapa Paling Tajir?

Harta kekayaan Jokowi Rp 95,8 miliar selama menjabat. Bandingkan dengan harta kekayaan presiden sebelumnya, Megawati dan SBY. Ini paling tajir.

Baca Selengkapnya

Daftar Caleg Tiap Provinsi dengan Real Count Tertinggi, Ada Puan dan Grace Natalie

27 Februari 2024

Daftar Caleg Tiap Provinsi dengan Real Count Tertinggi, Ada Puan dan Grace Natalie

Real count sementara Caleg DPR 2024 di 84 dapil dengan perolehan suara tertinggi, di antaranya Puan Maharani, Grace Natalie, dan Ibas Yudhoyono.

Baca Selengkapnya

Pendukung Bersorak Setiap Prabowo Sebut Nama Titiek Soeharto, Ini Profil Anak Keempat Presiden RI ke-2

18 Februari 2024

Pendukung Bersorak Setiap Prabowo Sebut Nama Titiek Soeharto, Ini Profil Anak Keempat Presiden RI ke-2

Setiap kali Prabowo menyebut nama Titiek Soeharto, pendukungnya bersorak. Berikut profil pemilik nama Siti Hediato Hariyadi.

Baca Selengkapnya

Masa-masa Akhir Jabatan Presiden RI dari Sukarno hingga Jokowi, Beberapa Berakhir Tragis

13 Februari 2024

Masa-masa Akhir Jabatan Presiden RI dari Sukarno hingga Jokowi, Beberapa Berakhir Tragis

Tujuh Presiden RI miliki cerita pada akhir masa jabatannya. Sukarno, Soeharto, BJ Habibie, Gus Dur, Megawati, SBY, dan Jokowi punya takdirnya.

Baca Selengkapnya

Sejak Kapan Megawati Menjadi Ketua Umum PDIP?

11 Januari 2024

Sejak Kapan Megawati Menjadi Ketua Umum PDIP?

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri bisa disebut sebagai ketua umum partai terlama di negeri ini. Sejak kapan?

Baca Selengkapnya

Mengenang Gus Dur: Berikut Profil, Pemikiran, hingga Prosesi Pemakamannya

1 Januari 2024

Mengenang Gus Dur: Berikut Profil, Pemikiran, hingga Prosesi Pemakamannya

Genap 14 tahun kepergian Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Berikut kilas balik profil dan perjalanannya sebagai ulama dan presiden ke-4 RI.

Baca Selengkapnya

Catatan 10 Tahun Terakhir Pertemuan Jokowi - SBY, Terakhir di Istana Bogor

5 Oktober 2023

Catatan 10 Tahun Terakhir Pertemuan Jokowi - SBY, Terakhir di Istana Bogor

Pada 2 Oktober 2023, Presiden Jokowi bertemu Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Ini catatan pertemuan mereka.

Baca Selengkapnya

Megawati Haqul Yakin Ganjar Jadi Presiden RI ke-8, Jokowi: Habis Dilantik Besoknya Langsung...

2 Oktober 2023

Megawati Haqul Yakin Ganjar Jadi Presiden RI ke-8, Jokowi: Habis Dilantik Besoknya Langsung...

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Presiden Jokowi meyakini Ganjar Pranowo menang Pemilu 2024 dan menjadi Presiden RI ke-8.

Baca Selengkapnya

Mr Assaat Gelar Datuk Mudo 9 Bulan Pernah Jadi Presiden RI, Tandatangannya Buat UGM Berdiri

19 September 2023

Mr Assaat Gelar Datuk Mudo 9 Bulan Pernah Jadi Presiden RI, Tandatangannya Buat UGM Berdiri

Mr Assaat pernah menjadi acting Presiden RI selama 9 bulan pada 1949-1950. Tanpa kepemimpinannya, Indonesia mungkin saja direbut kembali Belanda.

Baca Selengkapnya

74 Tahun SBY: Presiden Pertama Pemilu Langsung, Pernah Jadi Tokoh Berbahasa Lisan Terbaik

9 September 2023

74 Tahun SBY: Presiden Pertama Pemilu Langsung, Pernah Jadi Tokoh Berbahasa Lisan Terbaik

Hari ini, 9 September 1949 Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY lahir di Pacitan, Jawa Timur. SBY merupakan Presiden Indonesia ke-6 selama 2 periode.

Baca Selengkapnya