Bangunan Monumen Simpang Lima Gumul (SLG) di Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri. Monumen ini berdiri megah sebagai simbol kota, (9/4). Jumlah pengunjung di tempat ini meningkat saat libur perayaan Paskah. TEMPO/Hari Tri Wasono
TEMPO.CO, Kediri - Gempa bumi yang terjadi tengah malam, Kamis, 10 September 2015 mengejutkan warga Kota Kediri. Meski tak berdampak apa-apa, goncangan itu membuat warga terbangun.
Aktivitas istirahat warga Kediri dikejutkan oleh gempa bumi yang terjadi pukul 23.19 WIB. Meski tak menimbulkan kerusakan, goncangan di malam buta itu membuat sebagian warga terjaga.
Beberapa pria tampak keluar rumah untuk memastikan apa yang terjadi. "Ternyata benar ada gempa," kata Antonius Sutarto, Ketua RT 19 Kelurahan Mojoroto, Kota Kediri, Jumat, 11 September 2015.
Menurut dia, gempa ini dirasakan saat tengah menonton televisi. Dia merasakan tempat duduknya bergoyang dalam hitungan beberapa detik. Namun karena lemahnya gempa, hal itu tak membuatnya lari menyelamatkan diri.
Hal serupa dilakukan Weni Riza, warga Kelurahan Sukorame yang sedang terlelap saat gempa terjadi. Gadis ini segera keluar rumah dan mendapati beberapa tetangga prianya berdiri di luar rumah. "Kaget juga karena sedang tidur," katanya.
Sementara itu goncangan lebih kuat dirasakan warga di Kabupaten Blitar. Mereka merasakan goncangan yang agak lumayan saat tengah menikmati istirahat. Hanya saja tak ada kepanikan yang terjadi karena gempa berlangsung singkat. "Hanya keluar rumah sebentar," kata Solichan, warga Desa Kunir, Kabupaten Blitar.
Menurut informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa terjadi di koordinat 8.69 Lintang Selatan, 112.57 Bujur Timur, di kedalaman 21 kilometer berkekuatan 4.9 Skala Richter. Adapun pusat gempa di barat daya 53 kilometer Kabupaten Malang.