MKD Usut Kebenaran Pertemuan Setya Novanto dkk dengan Trump

Reporter

Kamis, 10 September 2015 16:16 WIB

Donald Trump. Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) Sufmi Dasco Ahmad mengatakan, pertemuan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Setya Novanto dan Wakil Ketua Fadli Zon dengan kandidat Presiden Amerima Serikat Donald Trump terus diselidiki. Saat ini, kata Sufmi Dasco, tenaga ahli MKD mulai memverifikasi data-data yang ada tentang pertemuan tersebut.

Selain itu, ucap Sufmi Dasco, tim ahli MKD sekaligus memverifikasi video di YouTube yang memuat pertemuan Setya Novanto dengan Trump, serta mengecek ke Sekretariat DPR mengenai jumlah rombongan Setya Novanto yang berangkat ke Amerika Serikat.

"Kami sedang verifikasi berkas untuk mengetahui apakah kasus ini layak untuk disidangkan atau tidak," kata Sufmi Dasco, saat dihubungi, Kamis, 10 September 2015.

Setya Novanto dan Fadli Zon mengadakan pertemuan dengan Donal Trump pada 3 September lalu. Pertemuan itu dikritik karena terkesan politikus Partai Golkar dan Partai Gerakan Indonesia Raya tersebut memberikan dukungan politik kepada Trump. Sebab, dalam konferensi pers di posko pemenangan Trump, kandidat presiden Amerika Serikat dari Partai Republik ini sempat memperkenalkan Setya Novanto sebagai Ketua DPR dari Indonesia.

Menurut Sufmi Dasco, bila kasus itu dinyatakan layak, maka MKD akan bersidang dalam waktu dekat. "Ini semua sudah ditentukan dalam tata beracara MKD. Publik jangan memburu karena soal pelanggaran etika harus hati-hati," ujar politikus Partai Gerindra ini.

Karena itu, katanya, MKD belum menentukan apakah kasus pertemuan pimpinan DPR dengan Trump tersebut membutuhkan majelis panel atau tidak. Berkaca dari pengalaman kasus adu jotos anggota Dewan, MKD memerlukan minimal enam kali sidang sebelum MKD memutuskan insiden tersebut termasuk kategori pelanggaran etika berat yang membutuhkan majelis panel. Setelah itu, MKD membentuk majelis panel yang terdiri atas anggota MKD dan masyarakat umum dengan maksud untuk mendapatkan second opinion.

Adapun masyarakat umum yang dirasa cocok untuk menjadi majelis panel, kata Sufmi Dasco, adalah akademikus, tokoh agama, atau pensiunan polisi.

INDRI MAULIDAR

Berita terkait

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

17 jam lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

22 jam lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

1 hari lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya

Tolak PKS Gabung Koalisi Prabowo, Kilas Balik Luka Lama Waketum Partai Gelora Fahri Hamzah dengan PKS

1 hari lalu

Tolak PKS Gabung Koalisi Prabowo, Kilas Balik Luka Lama Waketum Partai Gelora Fahri Hamzah dengan PKS

Kabar PKS gabung koalisi pemerintahan Prabowo-Gibran membuat Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah keluarkan pernyataan pedas.

Baca Selengkapnya

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

2 hari lalu

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

2 hari lalu

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

Gerindra menggugat di MK, karena perolehan suaranya di DPR RI dapil Papua Tengah menghilang.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

2 hari lalu

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

PKS belum membuat keputusan resmi akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo atau menjadi oposisi.

Baca Selengkapnya

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

5 hari lalu

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

Proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang sedang dibangun di Pelabuhan Benoa, Bali, harus memberi manfaat yang besar bagi masyarakat Bali.

Baca Selengkapnya

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

5 hari lalu

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

Bawaslu minta jajarannya menyiapkan alat bukti dan kematangan mental menghadapi sidang sengketa Pileg di MK.

Baca Selengkapnya

Prabowo dan Gibran Ikrar Sumpah Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Oktober 2024, Pahami Isinya

6 hari lalu

Prabowo dan Gibran Ikrar Sumpah Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Oktober 2024, Pahami Isinya

Pasca-putusan MK, pasangan Prabowo-Gibrang resmi ditetapkan KPU sebagai pemenang pemilu. Sumpah jabatan mereka akan diikrarkan pada Oktober 2024.

Baca Selengkapnya