Derita Wanita Kendal: Dikibuli, Disuruh Layani 100 Lelaki  

Reporter

Kamis, 27 Agustus 2015 07:51 WIB

Ilustrasi prostitusi online. asiaone.com

TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) menyatakan korban perdagangan manusia atau human trafficking sangat rentan dijadikan pekerja seks. Mereka yang menjadi korban karena latar belakang pendidikan rendah dan secara ekonomi tergolong lemah.

Lembaga ini mengadakan Inaugural Meeting of the ASEAN Network for Witness and Victim Protection 2015 di Hotel Royal Ambarrukmo, Yogyakarta, selama tiga hari, 24-26 Agustus 2015. Acara diikuti delegasi dari enam negara.

"Bayangkan, yang terbaru ada korban dari Kendal, Jawa Tengah, dipaksa melayani jasa seks. Ia baru bisa lepas dari perekrutnya setelah melayani seratus kali," kata Inspektur Jenderal (Purn) Teguh Soedarsono, Komisioner LPSK, Rabu, 26 Agustus 2015.

Baca juga:
Datang ke Jakarta, Ini Alasan 'Tuhan' Tak Mau Mengubah Nama
Pria Ini Cangkok Alat Intim Bionik, Begini Cara Kerjanya

Para korban perdagangan manusia lintas negara memang sangat rentan. Tenaga kerja asal beberapa daerah, seperti Gunungkidul, Kulon Progo, dan Nusa Tenggara Timur, sangat rentan menjadi korban. Bahkan perekrutnya merupakan warga Indonesia. Tidak sedikit ternyata yang mempekerjakan tenaga kerja itu juga orang Indonesia yang berada di luar negeri.

Ia mengatakan para korban perdagangan manusia itu difasilitasi oleh perekrutnya. Dari pembuatan paspor, visa, hingga tiket perjalanan. Saat bekerja, mereka tidak mendapatkan upah layak. Bahkan uang diperas oleh orang yang mempekerjakan mereka sebagai pekerja seks.

Teguh menambahkan, modus perdagangan manusia ini adalah korban dijanjikan pekerjaan yang layak. Seperti bekerja di restoran, industri, dan perikanan. Namun ternyata para perempuan dijadikan pekerja seks, sementara yang laki-laki dipekerjakan bak budak belian, bahkan tidak diberi makan.

Soal jumlah, Teguh mengatakan sangat banyak, bahkan mencapai ribuan orang Indonesia yang menjadi korban perdagangan manusia lintas negara. Namun hanya sedikit yang berani melapor karena alasan takut dan malu.

"Ada lulusan sekolah pelayaran tapi dipekerjakan sebagai nelayan ikan. Dua tahun tidak dibayar. Setelah bisa kabur, baru melapor," ujar Teguh.

Menurut Ketua LPSK Abdul Haris Semendawai, negara-negara ASEAN yang ikut dalam acara ini adalah Indonesia, Kamboja, Laos, Malaysia, Filipina, dan Thailand. Para delegasi menyusun strategi dalam penanganan perdagangan manusia lintas negara. "Kasus human trafficking sulit diatasi tanpa tindakan yang tepat. Ini merupakan masalah lintas sektoral," tutur Abdul Haris.

Untuk mengantisipasi adanya perdagangan manusia ini, tindakan yang dilakukan antara lain memperkuat pemantauan imigrasi, pemetaan pola umum dan karakteristik perdagangan manusia, serta mekanisme kompensasi bagi korban.

MUH SYAIFULLAH

Baca juga:

Datang ke Jakarta, Ini Alasan 'Tuhan' Tak Mau Mengubah Nama
Ada Tuhan di Banyuwangi, Kini Heboh Ada Nabi di Mataram!

Berita terkait

AS Kembalikan Barang Antik dan Artefak ke Indonesia, Berikut Pengertian Artefak

1 hari lalu

AS Kembalikan Barang Antik dan Artefak ke Indonesia, Berikut Pengertian Artefak

Artefak dan barang antik yang dicuri oleh beberapa orang dan dibawa ke Amerika Serikat telah dikembalikan ke Indonesia. Apa itu artefak?

Baca Selengkapnya

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

3 hari lalu

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

Koalisi Pegiat HAM dan Anti Korupsi melaporkan Pj Wali Kota Yogyakarta Singgih Rahardjo ke Gubernur DIY, Mendagri, KPK dan Ombudsman

Baca Selengkapnya

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

11 hari lalu

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

Para perempuan di Yogyakarta memperingati Hari Kartini dengan lomba lari dan jalan kaki, serta membuat pameran lukisan.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

14 hari lalu

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.

Baca Selengkapnya

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

25 hari lalu

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

Dua alat peraga baru di Taman Pintar Yogyakarta di antaranya multimedia berupa Videobooth 360 derajat dan Peraga Manual Pump.

Baca Selengkapnya

DPR Resmi Tetapkan 7 Anggota LPSK Periode 2024-2029, Ini Daftarnya

28 hari lalu

DPR Resmi Tetapkan 7 Anggota LPSK Periode 2024-2029, Ini Daftarnya

DPR telah menyelenggarakan proses uji kelayakan dan kepatutan terhadap 14 calon anggota LPSK pada 1-2 April 2024.

Baca Selengkapnya

Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

29 hari lalu

Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

Dalam foto yang beredar, terdapat tambahan karcis tidak resmi untuk penitipan helm yang membuat tarif parkir di Yogyakarta membengkak.

Baca Selengkapnya

BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

49 hari lalu

BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

Seorang wisatawan asing asal Hungaria juga dilaporkan sempat terseret ombak tinggi saat sedang melancong di Pantai Ngandong, Gunungkidul, Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

55 hari lalu

Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

Penutupan TPA Piyungan diharapkan bakal menjadi tonggak perubahan dalam pengelolaan sampah di Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

57 hari lalu

Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

Yogyakarta memiliki unsur 5K yaitu Kota, Korporasi, Komunitas, Kampung dan Kampus, yang jadi modal mewujudkan Yogyakarta sebagai Kota Kreatif.

Baca Selengkapnya