Puluhan Robot dari 18 Negara Ikuti Lomba Badminton di Yogya
Editor
Muhammad Iqbal
Minggu, 23 Agustus 2015 20:20 WIB
TEMPO.CO, Yogyakarta - Puluhan robot dari 18 negara mengadu ketangkasan dalam permainan badminton pada ajang Kontes Asia-Pacific Broadcasting Union (ABU) Robocon 2015. Acara ini berlangsung di Gedung Sportorium, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, pada Minggu, 23 Agustus 2015.
Menurut Slamet Riyadi, Ketua Panitia Lokal Kontes bertema Robominton mengatakan baru kali ini kontes robot kelas dunia menggelar kompetisi permainan badminton. Sejak digelar rutin setiap tahun pada 2002 lalu, Kontes ABU Robocon melombakan permainan yang berbeda-beda. Panitia dari Indonesia sengaja memilih tema badminton mengingat olah raga tersebut memiliki popularitas tinggi di Asia.
Semua tim yang merupakan perwakilan universitas membawa dua jenis robot, yang dikendalikan manusia dan bergerak otomatis. "Permainan ini menantang sehingga perwakilan dari negara seperti Cina sekarang mau ikut setelah absen beberapa tahun," kata Slamet.
Slamet menjelaskan permainan badminton memerlukan kualitas rancangan instrumentasi perangkat robot yang cermat. Kapasitas processor pengolah sinyal perintah untuk robot juga perlu memiliki kinerja prima. "Untuk robot yang bergerak otomatis, rata-rata tim memasang processor besar," kata dia.
Setiap tim, kata Slamet, harus membangun sistem program komputer dengan membenamkan piranti lunak yang membuat robot bisa dengan tangkas memukul shuttlecock. Adapun pada robot manual, kualitas permainan bergantung pada keserasian antara perintah operator dan gerak mesin. "Ada tim yang pakai remote control atau memanfaatkan sinyal wireless untuk mengendalikan robot," kata dia.
Sedangkan untuk robot otomatis, rangkaian mesin, perangkat pengolah perintah dan pemograman harus benar-benar serasi. Sebab, menurut Slamet, setiap robot harus sigap memukul shuttlecock dan menempatkannya di dalam lapangan seluas 6 x 2 meter. "Aturannya seperti permainan badminton resmi, tapi pemenangnya ialah yang tercepat meraih poin lima," kata Slamet.
Permainan seperti ini memerlukan robot yang mampu mendeteksi kedatangan shuttlecock secara cepat, mengidentifikasi warna garis lapangan dengan tepat dan memiliki akurasi pukulan. "Makanya tantangannya sangat tinggi," kata dia.
Rata-rata robot yang bertanding di kompetisi ini menyerupai rangkaian mesin di robot pencari titik api. Bagian bawah berbentuk kotak dan beroda serta memiliki tinggi sekitar satu meter.
Kontes robot ini diikuti oleh peserta dari Cina, Mesir, Fiji, Hongkong, India, Iran dan Jepang. Selain itu ada peserta dari Kazakhstan, Korea Selatan, Malaysia, Mongolia, Nepal, Pakistan, Russia, Sri Lanka, Thailand, dan Vietnam. Sementara Indonesia mengirim dua tim dari Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Politeknik Negeri Batam.
Ketua Wasit kontes ABU Robocon 2015, Wahidin Wahab mengatakan setiap permainan bisa memakan waktu antara tiga sampai lima menit. Terdapat 28 kali permainan sampai tahap final yang dipimpin oleh 12 wasit dari Indonesia. Adapun juri permainan ada dua dari Indonesia, tiga orang asal Thailand, India, dan Jepang.
ADDI MAWAHIBUN IDHOM