Desakan Pengesahan RUU Penyandang Disabilitas Menguat

Reporter

Editor

Agung Sedayu

Selasa, 18 Agustus 2015 04:44 WIB

Seorang wanita dengan menggunakan kursi roda dari Perhimpunan Penyandang Cacat Indonesia saat mengikuti rapat paripurna di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Selasa (18/10). Rapat tersebut dengan agenda pengesahan RUU tentang Konvensi mengenai Hak-hak Penyandang Disabilitas. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Koalisi Perempuan Indonesia (KPI), Perempuan Penyandang Disabilitas, dan Forum Alumni Aktivis Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (FAA PPMI) menuntut pemerintah segera mengesahkan Rancangan Undang-Undang Penyandang Disabilitas. Beleid tersebut ditujukan untuk menyempurnakan UU Nomor 4 Tahun 1997 tentang Disabilitas. Alasannya, "UU Nomor 4 tidak mengakui, mengatur, dan melindungi hak penyandang disabilitas," kata Presidium Nasional Perempuan Penyandang Disabilitas Maulani Rotinsulu dalam acara diskusi yang digelar KPI dan FAA PPMI di Cafe De Resto, Plaza Festival, Jakarta Selatan, Senin, 17 Agustus 2015.

UU Nomor 4 Tahun 1997, ucap Maulani, hanya mengakui hak pendidikan, hak pekerjaan, serta penghidupan yang layak. Beleid itu tidak memiliki aturan yang mampu melindungi hak-hak perempuan penyandang disabilitas yang kerap menerima diskriminasi serta menjadi obyek kekerasan.

Karena itu, KPI, Perempuan Penyandang Disabilitas, dan FAA PPMI mendesak pemerintah memasukkan beberapa aturan tambahan di beleid penyandang disabilitas. Di antaranya perlindungan perempuan penyandang disabilitas, persamaan hak perempuan dan laki-laki, serta pemberian fasilitas bagi perempuan penyandang disabilitas untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan oleh pemerintah.

Rencananya, para penyandang disabilitas dan sejumlah lembaga akan menggelar aksi orasi di depan Monumen Nasional, Hotel Indonesia, dan gedung Dewan Perwakilan Rakyat. "Kami akan menggelar aksi sejak pukul 08.30 dari patung pacu kuda, depan Monas, hingga DPR. Kami harap tuntutan kami segera dikabulkan," ujar Maulani.

Kamis lalu, puluhan penyandang disabilitas yang tergabung dalam Koalisi Nasional Organisasi Disabilitas menyerukan agar DPR segera membahas rancangan tersebut. Mereka menggalang petisi yang telah meraup lebih dari 9.100 tanda tangan dukungan. Petisi dukungan akan dibawa dalam parade para penyandang disabilitas ke gedung DPR dan Istana Negara pada 18 Agustus 2015.

DPR menargetkan Rancangan UU Penyandang Disabilitas disahkan pada akhir tahun ini. Panitia Kerja Komisi VIII DPR tengah membahas daftar inventarisasi masalah dari tiap fraksi sebelum sinkronisasi dan harmonisasi di Badan Legislasi. "Kami optimistis akhir tahun selesai, karena ini secara umum tidak terlalu politis," kata Ketua Panitia Kerja RUU Penyandang Disabilitas Ledia Hanifa Amaliah.

DEWI SUCI RAHAYU/MAHARDIKA

Berita terkait

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

16 jam lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

1 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

1 hari lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

1 hari lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

2 hari lalu

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

3 hari lalu

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

Gerindra menggugat di MK, karena perolehan suaranya di DPR RI dapil Papua Tengah menghilang.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

3 hari lalu

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

PKS belum membuat keputusan resmi akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo atau menjadi oposisi.

Baca Selengkapnya

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

6 hari lalu

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

Proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang sedang dibangun di Pelabuhan Benoa, Bali, harus memberi manfaat yang besar bagi masyarakat Bali.

Baca Selengkapnya

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

6 hari lalu

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

Bawaslu minta jajarannya menyiapkan alat bukti dan kematangan mental menghadapi sidang sengketa Pileg di MK.

Baca Selengkapnya

Prabowo dan Gibran Ikrar Sumpah Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Oktober 2024, Pahami Isinya

6 hari lalu

Prabowo dan Gibran Ikrar Sumpah Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Oktober 2024, Pahami Isinya

Pasca-putusan MK, pasangan Prabowo-Gibrang resmi ditetapkan KPU sebagai pemenang pemilu. Sumpah jabatan mereka akan diikrarkan pada Oktober 2024.

Baca Selengkapnya