Putri Sulung Gus Dur: Tak Ada Alasan Hasil Muktamar Tak Sah  

Reporter

Editor

Elik Susanto

Kamis, 6 Agustus 2015 07:54 WIB

Alissa Qotrunnada Munawaroh alias Alissa Wahid, bersama Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono (HB) X. TEMPO/Pribadi Wicaksono

TEMPO.CO, Jakarta - Alissa Qotrunnada Munawaroh Rahman atau biasa disapa Alissa Wahid, putri sulung Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, mengatakan tak ada alasan hasil Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama tak sah. Sebab, kata dia, pelaksanaan muktamar di Jombang, Jawa Timur, itu sudah mengikuti aturan dan jumlah pemilik suara memenuhi kuorum.

"Jadi tak ada alasan hasil muktamar tak sah," kata Alissa Wahid saat dihubungi Tempo tadi malam, Rabu, 5 Agustus 2015. Hasil muktamar memutuskan KH Said Aqil Siraj kembali memimpin atau menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama periode 2015-2020.

Muktamar berlangsung riuh karena ada titik permasalahan, yaitu soal Ahwa (ahlul halli wal aqdi). Saat itu, pengasuh Pondok Pesantren Tebu Ireng, KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah), mempersoalkan pemilihan Ahwa yang dianggap tak transparan. "Tapi, kan, sudah diputuskan oleh sidang rais syariah, dan peserta sidang menerima sistem Ahwa sebagai proses pemilihan rais aam. Harusnya sudah tak ada masalah," ujarnya.

Ketua Panitia Muktamar KH Imam Aziz mengatakan proses pemilihan Ahwa yang dipersoalkan sekitar 300 pengurus cabang dan wilayah itu sudah sesuai kesepakatan para muktamirin. Keputusannya, kata Imam, muktamirin, khususnya peserta sidang suriah, menerima sistem Ahwa sebagai proses pemilihan rais aam.

Meskipun sebagian tak menerima, menurut dia, bukan berarti yang tidak setuju dengan sistem Ahwa boleh menggelar muktamar sendiri. “Yang tidak setuju tetap harus mengikuti keputusan," tutur Imam.

Sebelumnya, Gus Sholah mengatakan sekitar 300 pengurus cabang dan wilayah meminta Pengurus Besar Nahdlatul Ulama periode lalu menggelar ulang muktamar paling lambat tiga bulan dari sekarang. Alasannya, mereka kecewa dengan proses pemilihan ahlul halli wal aqdi atau Ahwa yang menjadi aturan main dalam sistem pemilihan kemarin siang yang tidak transparan. “Proses formatur awal cacat hukum. Kalau Ahwa cacat hukum, rais aam tidak sah, ketua umum juga tidak sah,” ucapnya.

Sikap protes juga ditunjukkan oleh Forum Lintas Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) se-Indonesia yang mengancam akan menggugat Muktamar NU ke-33 di Jombang, Jawa Timur, ke pengadilan. “Sesuai kesepakatan mayoritas PWNU yang hadir, salah satu keputusannya, kami akan menggugat hasil Muktamar NU ke-33 ke pengadilan,” kata pemimpin sidang atau juru bicara Forum Lintas PWNU, Abdullah Samsul Arifin. Keputusan Forum Lintas PWNU dan sejumlah PCNU itu diambil dalam pertemuan di Tebuireng.

KH Hasyim Muzadi berpesan kepada pengurus cabang dan wilayah NU yang hadir agar berpikir jernih. “Jangan sampai ada muktamar tandingan, apalagi NU tandingan,” ujarnya.

DINI PRAMITA | LINDA TRIANITA | ISHOMUDDIN

Berita terkait

Istilah KKB Jadi OPM, Alissa Wahid: Pemerintah Jakarta Gunakan Pendekatan Nasionalis Sempit

3 hari lalu

Istilah KKB Jadi OPM, Alissa Wahid: Pemerintah Jakarta Gunakan Pendekatan Nasionalis Sempit

Alissa Wahid menduga TNI kembali menyebut OPM itu karena sudah kewalahan mengatasi kelompok pro-kemerdekaan Papua.

Baca Selengkapnya

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

3 hari lalu

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

Bea cukai sedang disorot masyarakat. Ini beberapa kasus yang membuat heboh

Baca Selengkapnya

Rekam Jejak Putri-putri Gus Dur: Yenny Wahid, Alissa Wahid, Anita Wahid, Inayah Wahid

30 Oktober 2023

Rekam Jejak Putri-putri Gus Dur: Yenny Wahid, Alissa Wahid, Anita Wahid, Inayah Wahid

Putri-putri Gus Dur memiliki rekam jejak melanjutkan pemikiran ayahandanya. Apa yang dilakukan Yenny Wahid, Alissa Wahid, Anita Wahid, Inayah Wahid?

Baca Selengkapnya

Terbentuknya Jaringan Gusdurian, Merawat Perjuangan dan Pemikiran Gus Dur

30 Oktober 2023

Terbentuknya Jaringan Gusdurian, Merawat Perjuangan dan Pemikiran Gus Dur

Simpatisan Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, yang disebut Jaringan Gusdurian banyak dipertimbangkan oleh kandidat capres dalam setiap Pemilu

Baca Selengkapnya

Manuver Merebut Suara NU

2 September 2023

Manuver Merebut Suara NU

Dipilihnya Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar disebut-sebut untuk mengerek elektabilitas mereka dengan mendulang suara NU.

Baca Selengkapnya

Puluhan Ribu Jemaat Ahmadiyah dan Tokoh Lintas Agama Hadiri Jalsah Salanah 2023 di Inggris

29 Juli 2023

Puluhan Ribu Jemaat Ahmadiyah dan Tokoh Lintas Agama Hadiri Jalsah Salanah 2023 di Inggris

Sejumlah tokoh dan pemimpin lintas agama dari berbagai negara turut hadir dalam pertemuan tahunan Ahmadiyah yang berlangsung dari 28-30 Juli 2023.

Baca Selengkapnya

Profil Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PKB yang Didukung Jadi Capres atau Cawapres 2024

24 Juli 2023

Profil Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PKB yang Didukung Jadi Capres atau Cawapres 2024

Muhaimin Iskandar alias Cak Imin didukung sebagai bakal capres maupun cawapres oleh kiai dan santri. Berikut profil Muhaimin Iskandar.

Baca Selengkapnya

Hadapi Pilpres 2024, Alissa Wahid Ajak Waspadai Sentimen Sektarian

11 Mei 2023

Hadapi Pilpres 2024, Alissa Wahid Ajak Waspadai Sentimen Sektarian

Alissa Wahid meminta untuk mewaspadai sentimen sektarian pada Pilpres 2024. Dia juga meminta para capres untuk tak mengejar kepentingan politik semata

Baca Selengkapnya

Sahur Bersama Menag, Gus-gus Se-Jawa Berikrar Siap Berdayakan NU Demi Kemaslahatan Umat

16 April 2023

Sahur Bersama Menag, Gus-gus Se-Jawa Berikrar Siap Berdayakan NU Demi Kemaslahatan Umat

Para putra kiai pesantren siap mengabdikan diri secara aktif dalam rangka memberdayakan NU agar bisa terus memberikan kemaslahatan yang luas

Baca Selengkapnya

Sederet Sorotan Publik ke Bea Cukai, Acak-acak Barang Putri Gus Dur sampai Diduga Peras Turis Taiwan

14 April 2023

Sederet Sorotan Publik ke Bea Cukai, Acak-acak Barang Putri Gus Dur sampai Diduga Peras Turis Taiwan

Bea Cukai banyak mendapat sorotan belakangan ini, antara lain kasus acak-acak barang putri Gus Dur hingga terakhir dugaan peras turis Taiwan.

Baca Selengkapnya