Polisi Dinilai Tarik-Ulur Kasus Korupsi RS Haji

Senin, 3 Agustus 2015 19:04 WIB

Sejumlah dokter dan perawat menaburkan bunga ke peti jenazah saat aksi mogok kerja di Rumah Sakit Haji Makassar, 4 Mei 2015. Dalam aksinya mereka menuntut transparansi penggunaan anggaran sebesar Rp5 miliar. TEMPO/Fahmi Ali

TEMPO.CO, Makassar - Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Makassar diminta tidak menunda-nunda penuntasan kasus korupsi dana Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Rumah Sakit Haji Provinsi Sulawesi Selatan. Anti Corruption Committe (ACC) Sulawesi Selatan menyoroti penanganan kasus itu lantaran polisi tak kunjung menetapkan tersangka meski status kasus sudah ditingkatkan ke tahap penyidikan sejak bulan lalu.

"Kami minta kasus korupsi RS Haji jangan diulur atau diperlama penuntasannya. Kalau statusnya penyidikan, artinya Kepolisian telah memiliki bukti permulaan yang cukup, makanya mestinya ada penetapan tersangka," kata Wakil Ketua ACC Sulawesi Selatan, Abdul Kadir Wokanubun kepada Tempo, kemarin.

Kadir menerangkan belum adanya penetapan tersangka dalam kasus korupsi RS Haji membuat publik curiga. Dia khawatir bisa muncul persepsi penyidik Polrestabes Makassar masuk angin. Dia menyarankan Kepolisian menggenjot pengusutan kasus dan segera menyeret semua pihak yang terlibat sebagai tersangka. "Jangan ada yang ditutup-tutupi," ujarnya.

Kadir juga mendesak penyidik segera mengajukan audit perhitungan kerugian negara ke BPKP Sulawesi Selatan. Kadir menilai terlalu lamanya tahapan proses penyidikan akan menimbulkan anggapan bahwa Kepolisian kurang serius mengungkap kasus tersebut.

Menanggapi desakan itu, Kepala Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Makassar, Ajun Komisaris Besar Noviana Tursanurrohmad, mengatakan polisi terus menggenjot penyelidikan kasus korupsi di rumah sakit pemerintah itu. Ia menegaskan pengungkapan kasus korupsi membutuhkan waktu lebih lantaran polisi ingin cermat dalam membuktikan keterlibatan seseorang.

Noviana memastikan polisi sudah mengantongi calon tersangka kasus korupsi RS Haji. "Tapi kami ingin menuntaskan proses penyidikan," katanya. Menurut dia, polisi sudah memeriksa sekitar 40 saksi dan menyita sejumlah dokumen yang disinyalir berkaitan dengan pengungkapan kasus.

Kasus dugaan korupsi dana BLUD RS Haji mulai ditelisik Polrestabes Makassar pada 2015. Dugaan korupsi yang diusut adalah BLUD tahun 2014 yang nilainya mencapai Rp 36 miliar. Selain itu, Kepolisian juga mensinyalir terdapat penyalahgunaan anggaran sekitar Rp 5 miliar.

Dana BLUD sendiri merupakan anggaran yang berkaitan dengan Jaminan Kesejahteraan Daerah (Jamkesda), Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dan pasien umum. Dana itu juga berkaitan dengan anggaran kesejahteraan pegawai.

TRI YARI KURNIAWAN

Berita terkait

Kejati Tetapkan Tersangka Baru Korupsi Dana Sekretariat DPRD Papua Barat

23 Agustus 2023

Kejati Tetapkan Tersangka Baru Korupsi Dana Sekretariat DPRD Papua Barat

Kejati Papua Barat sebelumnya telah menahan FKM mantan Sekretaris DPR pada Kamis malam, 27 Juli 2023.

Baca Selengkapnya

Respons Kemendagri soal Usulan Kenaikan Gaji Kepala Daerah

7 Desember 2018

Respons Kemendagri soal Usulan Kenaikan Gaji Kepala Daerah

Ketua KPK Agus Rahardjo sebelumnya mengusulkan agar pemerintah mengkaji remunerasi bagi kepala daerah.

Baca Selengkapnya

Kasus Nur Mahmudi Ismail, Mantan Sekda Depok Hari Ini Diperiksa

12 September 2018

Kasus Nur Mahmudi Ismail, Mantan Sekda Depok Hari Ini Diperiksa

Dua mantan pejabat Kota Depok, Nur Mahmudi Ismail dan Harry Prihanto, dituduh merugikan negara Rp 10,7 miliar dalam korupsi proyek Jalan Nangka.

Baca Selengkapnya

Kejari Yogya SP3 Kasus Dana Purna Tugas 13 Mantan Anggota DPRD

3 November 2017

Kejari Yogya SP3 Kasus Dana Purna Tugas 13 Mantan Anggota DPRD

Dalam kasus dana purna tugas ini sebanyak 17 anggota DPRD Kota Yogyakarta periode 1999-2004 lainnya sudah menjalani hukuman.

Baca Selengkapnya

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Nganjuk Diciduk KPK

25 Oktober 2017

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Nganjuk Diciduk KPK

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Nganjuk Harianto diperiksa penyidik KPK di Polres Nganjuk.

Baca Selengkapnya

Cegah Korupsi di DKI Jakarta, Ini Cara Kerja Dua Tim Khusus KPK

4 Oktober 2017

Cegah Korupsi di DKI Jakarta, Ini Cara Kerja Dua Tim Khusus KPK

Tim koordinasi supervisi bekerja sama dengan perangkat daerah untuk mencegah korupsi di DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya

OTT di Batubara, Ada Indikasi Terkait Fee Proyek

14 September 2017

OTT di Batubara, Ada Indikasi Terkait Fee Proyek

Bupati Batubara OK Arya Zulkarnaen terjaring dalam OTT KPK. Ia diduga menerima fee proyek.

Baca Selengkapnya

Korupsi Alkes, Bekas Anak Buah Nazaruddin Divonis 3 Tahun Penjara  

13 September 2017

Korupsi Alkes, Bekas Anak Buah Nazaruddin Divonis 3 Tahun Penjara  

Mantan anak buah Nazaruddin, Marisi Matondang, divonis tiga tahun penjara.

Baca Selengkapnya

Korupsi Buku, Eks Kepala Dinas Pendidikan Jabar Divonis 3 Tahun  

6 September 2017

Korupsi Buku, Eks Kepala Dinas Pendidikan Jabar Divonis 3 Tahun  

Terdakwa pelaku korupsi buku pingsan setelah hakim menjatuhkan vonis hukuman penjara 3 tahun.

Baca Selengkapnya

Dahlan Iskan Bebas, Kejaksaan Tinggi Jawa Timur Ajukan Kasasi  

6 September 2017

Dahlan Iskan Bebas, Kejaksaan Tinggi Jawa Timur Ajukan Kasasi  

Kejaksaan Tinggi Jawa Timur akan mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung terkait dengan putusan Pengadilan Tinggi Surabaya yang membebaskan Dahlan Iskan.

Baca Selengkapnya