Tak Ada Calon Pimpinan Perempuan, Aisyiyah Meradang  

Reporter

Editor

Zed abidien

Minggu, 2 Agustus 2015 13:24 WIB

Sejumlah peserta membawa bendera organisasi saat mengikuti karnaval Muhammadiyah di Kawasan Pantai Losari, Makassar, 1 Agustus 2015. Karnaval yang diikuti ribuan peserta tersebut merupakan rangkaian dari kegiatan Mukhtamar Muhammadiyah ke-47 yang berlangsung di Makassar. TEMPO/Hariandi Hafid

TEMPO.CO, Makassar - Sidang tanwir Muhammadiyah yang dihadiri perwakilan wilayah dari seluruh Indonesia telah mengerucutkan 39 nama calon formatur tetap yang akan dipilih dalam sidang Muktamar Muhammadiyah yang akan dimulai Senin, 3 Agustus 2015. Dari 39 nama yang tersaring, tak satu pun calon perempuan lolos.

"Padahal ada sejumlah nama kader terbaik Muhammadiyah dari unsur perempuan yang didorong," kata Ketua Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah Norma Sari, Ahad, 2 Agustus 2015.

Kader perempuan yang diajukan masuk dalam 13 formatur antara lain Ketua PP Aisyiyah Siti Noorjannah Djohantini, Rahmawati Husein, Isnawati Rais, dan Dyah Siti Nuraini. Namun tak satu pun dari mereka yang lolos dari total 82 calon formatur yang ada.

Menurut Norma, pihaknya sangat menyayangkan unsur perempuan tidak masuk dalam jajaran calon formatur tetap tersebut. Padahal, menurut dia, semua bidang garap dakwah Muhammadiyah tetap perlu perspektif perempuan dan anak.

Muhammadiyah juga dinilai tetap akan lebih ramah terhadap isu perempuan dan anak jika dalam jajaran kepemimpinannya ada unsur perempuan.

Selain itu, gerakan pencerahan yang diusung Muhammadiyah di muktamar kali ini juga ditujukan untuk mengembangkan relasi sosial yang berkeadilan tanpa diskriminasi serta memuliakan martabat laki-laki dan perempuan. "Kami berharap unsur perempuan tetap masuk dalam kepemimpinan inti Muhammadiyah selanjutnya," ucap Norma.

Ia berujar, sejak Muktamar Muhammadiyah Ke-46 di Yogyakarta, salah satu Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah adalah Ketua Pimpinan Pusat Aisyiyah secara ex officio. Hal ini mestinya dilanjutkan dengan tetap adanya unsur perempuan di luar ex officio tersebut.

Sebab, dalam sejarah Muhammadiyah, perempuan pernah masuk dalam jajaran pimpinan. "Kiranya harapan ini tidak berlebihan mengingat sejak awal didirikan organisasi ini secara prinsip sangat mendorong kemajuan kaum perempuan," tutur Norma.

Muhammadiyah selama ini juga mendorong dan mendukung penuh perempuan untuk berkiprah lebih luas mengisi posisi jabatan publik. "Perempuan adalah mitra dalam Muhammadiyah, bukan kompetitor, apalagi sekedar kanca wingking," kata Norma.

Muktamar Muhammadiyah Ke-47 yang akan dimulai 3 Agustus besok di Makassar akan memilih ketua umum baru menggantikan Din Syamsuddin, yang sudah menjabat dua periode. Selain memilih ketua umum, muktamar tersebut juga akan membahas sejumlah isu strategis, salah satunya mengenai krisis air. Muktamar ini rencananya akan dibuka langsung oleh Presiden Joko Widodo.

AWANG DARMAWAN

Berita terkait

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

3 hari lalu

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

Aspebindo mendukung rencana pemerintah membagikan izin usaha pertambangan (IUP) kepada ormas keagamaan. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Baznas - Muhammadiyah Gulirkan Program Pengembangan SDM Unggul

5 hari lalu

Baznas - Muhammadiyah Gulirkan Program Pengembangan SDM Unggul

Kolaborasi antara Baznas dengan Muhammadiyah dalam pemanfaatan dana zakat, bisa memberikan manfaat yang besar bagi kepentingan umat

Baca Selengkapnya

Jika Prabowo Tunjuk Mendikbud dari Muhammadiyah, Darmaningtyas: Tak Masalah, Asal...

5 hari lalu

Jika Prabowo Tunjuk Mendikbud dari Muhammadiyah, Darmaningtyas: Tak Masalah, Asal...

Darmaningtyas mengatakan tak masalah jika Mendikbud era Prabowo dari Muhammadiyah, asal tokoh tersebut berlatar belakang dunia pendidikan.

Baca Selengkapnya

Kata Ketum Muhammadiyah Soal Gugatan PDIP di PTUN

6 hari lalu

Kata Ketum Muhammadiyah Soal Gugatan PDIP di PTUN

Apa kata Ketum Muhammadiyah soal gugatan PDIP di PTUN?

Baca Selengkapnya

KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Pemenang Pilpres 2024, Ini Tanggapan PBNU, PP Muhammadiyah hingga Kadin

9 hari lalu

KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Pemenang Pilpres 2024, Ini Tanggapan PBNU, PP Muhammadiyah hingga Kadin

Reaksi PBNU, PP MUhammadiyah, Kadin Terhadap Penetapan Prabowo - Gibran Pemenang Pilpres 2024 oleh KPU

Baca Selengkapnya

Tanggapan Demokrat dan Muhammadiyah Soal Kabinet Prabowo-Gibran

10 hari lalu

Tanggapan Demokrat dan Muhammadiyah Soal Kabinet Prabowo-Gibran

Muhammadiyah menyatakan belum ada pembahasan soal formasi kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Respons PBNU dan Muhammadiyah terhadap Putusan MK

11 hari lalu

Respons PBNU dan Muhammadiyah terhadap Putusan MK

Haedar Nashir puji Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud yang menerima hasil putusan MK.

Baca Selengkapnya

Kata Ketum PP Muhammadiyah Soal Sikap Ganjar dan Anies Terkait Putusan MK

11 hari lalu

Kata Ketum PP Muhammadiyah Soal Sikap Ganjar dan Anies Terkait Putusan MK

Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir angkat bicara ihwal putusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal sengketa hasil Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

'Tragedi' Lebaran 2011, Opor Ayam Sudah Dibuat Penetapan Idul Fitri Mundur Sehari

23 hari lalu

'Tragedi' Lebaran 2011, Opor Ayam Sudah Dibuat Penetapan Idul Fitri Mundur Sehari

Masih ingat Lebaran 2011, saat pemerintah mundurkan sehari Idul Fitri. Emak-emak protes opor yang sudah dibuat tak jadi disantap esok hari.

Baca Selengkapnya

Fakta Lebaran 2024: Idul Fitri Bersamaan, Kecelakaan Fatal Contraflow, sampai Mbah Benu 'Telepon' Allah

25 hari lalu

Fakta Lebaran 2024: Idul Fitri Bersamaan, Kecelakaan Fatal Contraflow, sampai Mbah Benu 'Telepon' Allah

Lebaran 2024 diwarnai sejumlah fakta menarik, termasuk perayaan Idul Fitri 1445 H yang dilakukan bersamaan oleh Muhammadiyah dan pemerintah

Baca Selengkapnya