TEMPO.CO - IDE untuk go international rupanya tidak hanya digandrungi oleh para musikus Indonesia saat ini. Hal itu juga kerap didengungkan di kalangan anggota Muhammadiyah akhir-akhir ini. Internasionalisasi Muhammadiyah, demikian frasa yang kerap didengungkan. Upaya ini, menurut penasihat Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik Pemimpin Pusat Muhammadiyah Bahtiar Effendy, telah dirintis dan digarap baik di era kepengurusan Din. “Memang sepuluh tahun terakhir ini kiprah internasional Muhammadiyah luar biasa,” katanya saat ditemui pada Selasa lalu.
Di kancah internasional, Din didapuk sebagai Presiden Konferensi Agama dan Perdamaian se-Asia. Din juga berperan aktif dalam berbagai diskusi antara negara-negara Islam dan Rusia serta Amerika Serikat. Muhammadiyah juga tercatat mendirikan Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) di sejumlah negara, antara lain Malaysia, Brunei, Thailand, Singapura, Filipina, dan Rusia.
Dalam gelaran Muktamar ke-47 di Makassar, Sulawesi Selatan, 3-7 Agustus 2015, Muhammadiyah tidak hanya menentukan calon pemimpin untuk menggantikan Din Syamsuddin. Organisasi massa Islam terbesar kedua di Indonesia ini juga mencanangkan diri untuk memperluas kiprah global mereka.
Bagi Muhammadiyah, Muktamar tahun ini menjadi momentum pencarian figur yang mendunia. Menurut Din, Muhammadiyah tidak hanya wajib dipimpin oleh seorang ulama intelektual. Pemimpin organisasi berpengikut lebih dari 30 juta orang ini juga harus piawai mengelola organisasi serta berkomunikasi dengan berbagai elemen bangsa dan jaringan luar negeri. “Muhammadiyah sudah go international. Saya berharap bisa melanjutkan itu,” ucapnya, kemarin.
Di Makassar, figur calon pengganti Din terselip di antara 82 nama bakal calon. Awalnya, sidang Tanwir bakal menyaring angka itu menjadi 39 nama calon tetap. Kemudian para peserta Muktamar, berjumlah sekitar 2000-an orang, kembali memeras nama-nama tersebut hingga menjadi 13 orang. Mereka inilah pengurus Pimpinan Pusat Muhammadiyah. “Mereka akan bersidang secara tertutup untuk menentukan ketua umum,” kata Bahtiar.
Menurut Bahtiar, ada empat nama calon yang dianggap layak menggantikan Din. Mereka adalah Yunahar Ilyas, Haedar Nashir, Syafiq A. Mughni, dan Abdul Mu’ti. Keempatnya tidak hanya memenuhi kualifikasi sebagai ulama intelektual dan mumpuni di bidang organisasi. “Mereka juga mempunyai hubungan internasional cukup bagus,” kata dia. “Saya yakin keempatnya masuk 13 besar.”
Sejumlah pengurus wilayah Muhammadiyah mendukung nama yang sama. Azman Latif, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta, misalnya, menjagokan Haedar dan Yunahar. Dua calon asal Yogyakarta itu dinilai layak dari sisi kualitas keulamaan dan intelektual. “Mereka senior dan sudah lama di pimpinan pusat,” tuturnya.
Sekretaris PW Muhammadiyah Jawa Tengah, Tafsir, juga menyorongkan nama Mu’ti, mendampingi Haedar, Yunahar, dan Syafiq. Mu’ti, menurut Tafsir, memiliki kapasitas keulamaan dan kemampuan internasional yang mumpuni. Adapun Sekretaris PW Muhammadiyah Jawa Timur, M. Najib Hamid, mengacungkan jempol untuk keempat nama tersebut. “Siapa pun ketua umumnya mantap,” katanya. “Mereka sudah teruji kepemimpinannya dan punya kelebihan masing-masing.”
Tantangan mendunia bagi Muhammadiyah...
Berita terkait
Baznas - Muhammadiyah Gulirkan Program Pengembangan SDM Unggul
1 hari lalu
Kolaborasi antara Baznas dengan Muhammadiyah dalam pemanfaatan dana zakat, bisa memberikan manfaat yang besar bagi kepentingan umat
Baca SelengkapnyaJika Prabowo Tunjuk Mendikbud dari Muhammadiyah, Darmaningtyas: Tak Masalah, Asal...
2 hari lalu
Darmaningtyas mengatakan tak masalah jika Mendikbud era Prabowo dari Muhammadiyah, asal tokoh tersebut berlatar belakang dunia pendidikan.
Baca SelengkapnyaKata Ketum Muhammadiyah Soal Gugatan PDIP di PTUN
2 hari lalu
Apa kata Ketum Muhammadiyah soal gugatan PDIP di PTUN?
Baca SelengkapnyaKPU Tetapkan Prabowo-Gibran Pemenang Pilpres 2024, Ini Tanggapan PBNU, PP Muhammadiyah hingga Kadin
6 hari lalu
Reaksi PBNU, PP MUhammadiyah, Kadin Terhadap Penetapan Prabowo - Gibran Pemenang Pilpres 2024 oleh KPU
Baca SelengkapnyaTanggapan Demokrat dan Muhammadiyah Soal Kabinet Prabowo-Gibran
6 hari lalu
Muhammadiyah menyatakan belum ada pembahasan soal formasi kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaRespons PBNU dan Muhammadiyah terhadap Putusan MK
7 hari lalu
Haedar Nashir puji Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud yang menerima hasil putusan MK.
Baca SelengkapnyaKata Ketum PP Muhammadiyah Soal Sikap Ganjar dan Anies Terkait Putusan MK
7 hari lalu
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir angkat bicara ihwal putusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal sengketa hasil Pemilu 2024.
Baca Selengkapnya'Tragedi' Lebaran 2011, Opor Ayam Sudah Dibuat Penetapan Idul Fitri Mundur Sehari
19 hari lalu
Masih ingat Lebaran 2011, saat pemerintah mundurkan sehari Idul Fitri. Emak-emak protes opor yang sudah dibuat tak jadi disantap esok hari.
Baca SelengkapnyaFakta Lebaran 2024: Idul Fitri Bersamaan, Kecelakaan Fatal Contraflow, sampai Mbah Benu 'Telepon' Allah
22 hari lalu
Lebaran 2024 diwarnai sejumlah fakta menarik, termasuk perayaan Idul Fitri 1445 H yang dilakukan bersamaan oleh Muhammadiyah dan pemerintah
Baca SelengkapnyaTetapkan 1 Syawal pada 10 April, Catat Lokasi Salat Idul Fitri 1445 H Muhammadiyah di Jakarta
22 hari lalu
Berikut lokasi salat Idul Fitri 1445 H Muhammadiyah di wilayah Jakarta.
Baca Selengkapnya