Ketua PP Muhamadiyah, Din Syamsudin menghadiri peringatan 100 tahun berdirinya Muhammadiyah di Stadion Mandala Krida Yogyakarta, Rabu (25/11). TEMPO/Arif Wibowo
TEMPO.CO, Makassar - Muktamar Muhammadiyah Ke-47 di Makassar, 3-7 Agustus 2015, tidak hanya akan menjadi puncak pertemuan lima tahunan pengurus organisasi Muhammadiyah dari seluruh Indonesia. Rencananya, Muktamar juga menjadi ajang silaturahmi akbar sekitar seribu alumnus Angkatan Muda Muhammadiyah dari berbagai kalangan.
"Sebagian besar sudah menyatakan kehadirannya, baik dari dalam maupun luar negeri," kata anggota Panitia Muktamar Muhammadiyah Ke-47, Abdul Rachmat Noer, di Makassar, Selasa, 28 Juli 2015. Para alumnus disebut akan ambil bagian di sejumlah rangkaian kegiatan selain agenda sidang utama pemilihan Ketua Umum Muhammadiyah. "Mereka datang untuk menyemarakkan Muktamar," ujarnya.
Angkatan Muda Muhammadiyah terdiri atas tiga elemen, yakni Pemuda Muhammadiyah, Ikatan Pelajar Muhammadiyah, dan Nasyiatul Aisyiyah. Silaturahmi masing-masing digelar di Hotel Clarion, Pantai Akkarena, dan Monumen Mandala selama tiga hari berturut-turut. Silaturahmi tidak sekadar acara seremonial, karena alumnus yang kini eksis di luar kepengurusan Muhammadiyah akan turut berbagi ilmu dan pandangan atas kelangsungan organisasi bentukan KH Ahmad Dahlan itu.
Menurut Noer, lewat silaturahmi nanti, alumnus AMM diharapkan menyumbangkan pemikiran dan solusi atas berbagai permasalahan umat Islam dan bangsa Indonesia. Isu yang akan dibahas antara lain ekonomi kerakyatan, politik kebangsaan, dan pendidikan. "Sesuai dengan fungsinya sebagai pelopor, pelangsung dan penyempurna amal usaha Muhammadiyah," tuturnya.
Noer menyatakan AMM memiliki semangat dan visi melahirkan tokoh pembaharu. Diharapkan, lewat ajang seperti silaturahmi, ke depan muncul tokoh pembaharu generasi kedua Muhammadiyah untuk era abad kedua sejak organisasi itu didirikan. "Tokoh yang mengawal dan mendampingi umat pada masa yang penuh dengan teknologi digital," ujarnya.