Aktivis Terima Aduan Orientasi Sekolah yang Memberatkan

Reporter

Selasa, 28 Juli 2015 04:24 WIB

Sejumlah calon siswa baru mengikuti gerakan dari kakak seniornya saat masa orientasi sekolah di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Tangerang, Banten (10/7). Sebanyak 289 calon siswa baru mengikuti ospek sebagai ajang perkenalan antara siswa baru dan kakak kelas serta pihak sekolah.TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat.

TEMPO.CO, Yogyakarta - Forum Pemantau Independen (Forpi) Kota Yogyakarta menerima aduan pelaksanaan masa orientasi sekolah (MOS) dari wali murid yang dianggap memberatkan secara psikologis kepada anak didik.

"Ada satu aduan yang masuk pada hari pertama pelaksanaan orientasi sekolah, sifatnya psikologis," ujar Divisi Pengaduan Forpi Kota Yogyakarta Baharuddin Kamba, Senin, 27 Juli 2015.

Aduan itu diterima seorang wali murid yang anaknya bersekolah di Sekolah Menengah Negeri 3 Kota Yogyakarta. Menurut Kamba, sebelum memasuki masa orientasi resmi, dua hari sebelumnya, murid sudah diminta kerja berkelompok dengan beban tugas yang dirasa berat.

Beban tugas itu, ujar Kamba, sebenarnya hanya pengerjaan soal-soal mata pelajaran, seperti kimia-fisika, dengan cara berkelompok. Orang tua murid protes lantaran siswa-siswa ini masih baru dan saling terpencar. Ada pula yang berada di luar kota. Hingga akhirnya tugas hanya membebani satu pihak.

"Tidak ada unsur kekerasan atau pelonco, tapi orang tua keberatan karena psikologis anak yang tertekan," kata Kamba, yang langsung melakukan pemantauan.

Kepala Sekolah Menengah Negeri 3 Kota Yogyakarta Dwi Rini Wulandari, setelah pemantauan Forpi, menuturkan bahwa pelaksanaan pra-masa orientasi di sekolahnya bebas kekerasan fisik. Juga tak ada kewajiban menggunakan atribut-atribut aneh.

"Jika ada tugas mengerjakan soal-soal, itu juga tak ada sanksi beratnya, hanya untuk menyegarkan ingatan mereka setelah libur panjang, ini sudah tradisi," tutur Rini.

Rini pun meminta para wali murid tidak terlampau sensitif dalam menanggapi program sekolah yang berkaitan dengan peningkatan kemampuan siswa. "Kami menjaga anak-anak," ucapnya.

Sekretaris Persatuan Orang Tua Peduli Pendidikan Yogyakarta Yuliani menuturkan, pada hari pertama masa orientasi ini, pihaknya belum menemukan adanya tindakan yang mengarah pada perpeloncoan, terutama di Kota Yogyakarta. "Atribut aneh-aneh yang wajib dikenakan siswa juga tak ada," ujar Yuliani.

Hanya, Yuliani menuturkan, saat penerimaan siswa didik baru pada masa Ramadan lalu, pihaknya menemukan indikasi tindakan tak transparan dari sejumlah sekolah di Kabupaten Bantul dan Sleman.

PRIBADI WICAKSONO

Berita terkait

Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

20 jam lalu

Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

Partai Golkar DIY telah merampungkan penjaringan bakal calon kepala daerah untuk Pilkada 2024 di lima kabupaten/kota

Baca Selengkapnya

Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

2 hari lalu

Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

Wisatawan diajak menjelajahi ekosistem sepanjang Sungai Winongo hingga muara Pantai Baros Samas Bantul yang kaya keanekaragaman hayati.

Baca Selengkapnya

Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

2 hari lalu

Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

Masyarakat dan wisatawan diimbau berhati-hati ketika beraktivitas di sekitar tebing pantai Gunungkidul yang memiliki tebing curam.

Baca Selengkapnya

Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

2 hari lalu

Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

JAB Fest tahun ini kami mengusung delapan program untuk mempertemukan seni dengan literasi, digelar di Kampoeng Mataraman Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

3 hari lalu

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

Penyair Joko Pinurboatau Jokpin identik dengan sajak yang berbalut humor dan satir, kumpulan sajak yang identik dengan dirinya berjudul Celana.

Baca Selengkapnya

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

4 hari lalu

Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

Museum Benteng Vredeburg tak hanya dikenal sebagai pusat kajian sejarah perjuangan Indonesia tetapi juga destinasi ikonik di kota Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

7 hari lalu

8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

Jika Anda melancong di Yogyakarta, Anda bisa memilih menginap di hotel dekat Stasiun Lempuyangan yang murah. Ini rekomendasinya.

Baca Selengkapnya

Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

7 hari lalu

Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

Di Indonesia sumpah jabatan presiden pertama kali dilaksanakan pada tahun 1949. Yogyakarta dipilih karena Jakarta tidak aman.

Baca Selengkapnya

Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

7 hari lalu

Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

Pascalibur Lebaran, sejumlah depo sampah di Kota Yogyakarta memang belum dibuka. Tumpukan sampah masih tampak menggunung.

Baca Selengkapnya

Massa Geruduk KPU Yogyakarta, Serukan Gerakan Oposisi Rakyat

7 hari lalu

Massa Geruduk KPU Yogyakarta, Serukan Gerakan Oposisi Rakyat

Massa menggelar aksi di depan kantor KPU Yogyakarta hari ini. Usman Hamid yang hadir di aksi itu menyinggung tentang nepotisme.

Baca Selengkapnya