Presiden Jokowi Akan Putuskan Pembangunan PLTN Usai Lebaran

Reporter

Jumat, 12 Juni 2015 16:06 WIB

Kompleks nuklir Fukushima Dai-ichi di Okumamachi, Jepang, 2011. Pembangkit tenaga nuklir Jepang ini sempat menghebohkan dunia saat terjadinya gempa mengakibatkan tsunami, sehingga merusak pembangkit nuklir ini dan berdampak luas pada lingkungan dan air jepang bahkan dunia. (cryptome.org)

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) telah menyelesaikan pembuatan buku putih Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).

Buku berisi rencana pengembangan PLTN tersebut sudah ditandatangani Menteri ESDM Sudirman Said. "Tinggal tunggu Yes or No dari Bapak Presiden," kata Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan, Maritje Hutapea, kepada pers di Jakarta, Jumat, 12 Juni 2015.

Menurut Maritje, Presiden Joko Widodo menjanjikan persetujuan pembangunan PLTN bakal diambil selepas Hari Raya Idul Fitri 2015. Sebelumnya, melalui Sudirman, Jokowi menyatakan kesediaannya memfasilitasi pengembangan nuklir di Tanah Air.

Maritje menjelaskan sudah ada investor dari Korea dan Rusia yang berminat mengembangkan teknologi nuklir di Indonesia. Namun, dia belum bisa menjelaskan berapa alokasi dana awal khusus pembangunan PLTN, dari kucuran duit Rp 1,7 triliun untuk pos energi baru dan terbarukan di Kementrian ESDM.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan, Jarman, menyatakan untuk membangun listrik 7.000 megawatt per tahun, bakal sulit jika hanya bergantung pada energi fosil seperti gas, batu bara, ataupun diesel. Sebab, penggunaan sumber energi ini sudah dibatasi Kementerian ESDM.

Saat ini saja, sumber listrik batu bara dibatasi 60 persen dari total proyek 35.000 megawatt pemerintah. Tenaga nuklir dalam megaproyek ini bakal menyumbang 5.000 megawatt.

Kalimantan dan Bangka dipilih pemerintah sebab dua daerah ini tidak rawan gempa bumi atau tsunami. Studi kelayakan terhadap Bangka sudah dilakukan, sementara Kalimantan masih menunggu koordinasi Kementerian ESDM dengan Batan.

Jika studi kelayakan Kalimantan selesai. Pemerintah tinggal menentukan mekanisme pembangunan oleh PT PLN atau perusahaan swasta melalui independent power producer (IPP). "Kami juga sedang mengedukasi masyarakat soal nuklir," Jarman berujar.

Menteri Lingkungan Hidup tahun 2001-2004, Nabiel Makarim menyarankan Presiden Joko Widodo untuk menolak usulan pembangunan PLTN. "Karena tidak aman, mahal dan berpotensi mengikis ketahanan nasional," kata menteri di era Presiden Megawati ini

Nabiel mencontohkan kasus kecelakaan PLTN di Three Mile Island (Amerika Serikat), Chernobyl (Rusia) dan Fukushima (Jepang). Dampak kecelakaan itu, katanya, sangat besar, sangat mahal dan menyangkut waktu yang sangat lama penanganannya. Selain itu juga meliputi kawasan regional, negara lain di sekitarnya.

Untuk negara-negara seperti Jepang dan Indonesia, risiko keamanannya ditambah dengan risiko alam antara lain gempa dan tsunami. "Sumber risiko yang sering dilupakan adalah risiko karena faktor sosial budaya," kata Nabiel yang berbicara dalam Dialog Publik: “PLTN Mendesakkah bagi Indonesia?” yang diselenggarakan Thamrin School, Institute for Essential Service Reform (IESR) dan Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPPB) di Jakarta, pada 22 Mei 2015.

Nabiel menjelaskan untuk memelihara dan menjaga PLTN, dibutuhkan kerja sama dan kerja keras dari semua elemen. Ada negara, swasta dan masyarakat. "Kalau salah satunya nggak siap, maka PLTN juga tidak siap,” ujar Nabiel.

Dia wanti-wanti jangan sampai masalah sosial budaya ini baru mengemuka setelah PLTN berdiri dan beroperasi. Pembangunan dan pengoperasian PLTN itu, katanya, menuntut ketelitian tinggi setiap saat dengan resiko sangat tinggi dan luas.

Sementara itu di dalam PLTN ada reaktor nuklir yang membutuhkan teknologi untuk pengelolaannya dan operator untuk menggerakannya. Menurut Nabiel, operator itu tidak bisa dilepaskan dari kebiasaan masyarakatnya. Karenanya, ujarnya, etos erja manusia Indonesia berperan penting di dalamnya. "Pertanyaannya, apakah Indonesia sudah siap?”

Penolakan terhadap rencana pembangunan PLTN juga disuarakan Sonny Keraf, Menteri Negara Lingkungan Hidup periode 1999 – 2001 di era Presiden Abdurrahman Wahid dan mantan anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan.

"Tidak masuk akal jika alasan pembangunan PLTN tersebut karena dinilai sudah mendesak di Indonesia," kata Sonny yang kini menjabat Wakil Ketua Dewan Energi Nasional (DEN). Menurutnya, sumber energi lain seperti energi baru dan terbarukan (EBT) masih ada dan tersedia secara berlimpah di Tanah Air. "Selama EBT masih ada, harusnya bisa berpikir untuk mengesampingkan PLTN."

ROBBY IRFANY | UNTUNG WIDYANTO

Berita terkait

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

5 hari lalu

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

Saham Freeport akhirnya 61 persen dikuasai Indonesia, berikut kronologi dari jatuh ke Bakrie sampai skandal Papa Minta Saham Setya Novanto.

Baca Selengkapnya

Sudirman Said Ajak Para Tokoh Bersatu Selesaikan Tantangan Pasca Pilpres 2024

17 hari lalu

Sudirman Said Ajak Para Tokoh Bersatu Selesaikan Tantangan Pasca Pilpres 2024

Setelah semua proses pilpres 2024 dan sidang sengketa di MK berakhir, kata dia, penting bagi para tokoh bangsa untuk berkumpul guna merumuskan solusi.

Baca Selengkapnya

Letusan Gunung Ruang Rusak Fasilitas Pemantau Kegempaan, Alat Apa Saja yang Dipasang?

20 hari lalu

Letusan Gunung Ruang Rusak Fasilitas Pemantau Kegempaan, Alat Apa Saja yang Dipasang?

Erupsi Gunung Ruang sempat merusak alat pemantau aktivitas vulkanik. Gunung tak teramati hingga adanya peralatan pengganti.

Baca Selengkapnya

Sudirman Said: Korupsi Merajalela dan KPK Dilumpuhkan di Era Jokowi

59 hari lalu

Sudirman Said: Korupsi Merajalela dan KPK Dilumpuhkan di Era Jokowi

TImnas Amin menyinggung masalah-masalah yang terjadi selama pemerintahan Presiden Joko Widodo alias Jokowi.

Baca Selengkapnya

Sudirman Said: Semua Cara Perlu Dilakukan untuk Buktikan Dugaan Kecurangan Pemilu 2024

59 hari lalu

Sudirman Said: Semua Cara Perlu Dilakukan untuk Buktikan Dugaan Kecurangan Pemilu 2024

Cara konvensional maupun cara baru bisa dilakukan untuk mengungkap dugaan kecurangan pemilu 2024 menurut Sudirman Said.

Baca Selengkapnya

Kata Politikus Golkar soal Isu Prabowo-Gibran Siapkan Skenario Rangkul Hampir Semua Partai

3 Maret 2024

Kata Politikus Golkar soal Isu Prabowo-Gibran Siapkan Skenario Rangkul Hampir Semua Partai

Politikus Golkar Erwin Aksa mengomentari pernyataan Sudirman Said, soal ada skenario untuk menggabungkan banyak partai politik ke dalam pemerintahan

Baca Selengkapnya

Peringatan, Erupsi Gunung Semeru dan Marapi Siaga III

2 Maret 2024

Peringatan, Erupsi Gunung Semeru dan Marapi Siaga III

MAGMA Indonesia memperingatkan adanya Erupsi Gunung Semeru dan Marapi. Masyarakat diimbau tidak beraktivitas pada radius 5 kilometer.

Baca Selengkapnya

Guru Besar Kritik Jokowi, Sudirman Said: Suara Mereka Murni untuk Selamatkan Bangsa

7 Februari 2024

Guru Besar Kritik Jokowi, Sudirman Said: Suara Mereka Murni untuk Selamatkan Bangsa

Sudirman Said merespons munculnya ancaman kepada sejumlah rektor dan guru besar setelah melayangkan petisi kepada Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

Alumni Unej Serukan Gerakan Pemurnian Nasional

5 Februari 2024

Alumni Unej Serukan Gerakan Pemurnian Nasional

Forum Alumni Universitas Jember (Unej) untuk Perubahan mengkritik keberpihakan penyelenggara negara dalam pemilihan presiden.

Baca Selengkapnya

Sudirman Said: Anies Baswedan Kuasai Semua Isu Debat Terakhir

4 Februari 2024

Sudirman Said: Anies Baswedan Kuasai Semua Isu Debat Terakhir

Executive Co-Captain Timnas AMIN Sudirman Said menyebut Anies Baswedan sudah sangat menguasai tema debat capes terakhir.

Baca Selengkapnya