Pengamat: Pilih Gatot Nurmantyo, Jokowi Butuh Sokongan TNI

Reporter

Rabu, 10 Juni 2015 22:04 WIB

Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, menginspeksi personil saat gelar pasukan pengaman Konferensi Asia Afrika ke 60, di Bandung, Jawa Barat, 13 April 2015. Kasad secara mendadak memantau kesiapan setiap personil, dan pasukan sesuai dengan pos penempatannya. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Bandung-Ketua Pusat Studi Politik dan Keamanan Universitas Padjadjaran Muradi menilai Presiden Joko Widodo sedang membutuhkan sokongan politik luar biasa dari tentara dengan memilih Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Gatot Nurmantyo menjadi calon Panglima Tentara Nasional Indonesia.

“Situasinya, presiden butuh legitimasih kuat disokong tentara. Dan itu tidak bisa didapat dari Angkatan Udara,” kata dia saat dihubungi Tempo, Rabu, 10 Juni 2015.

Menurut Muradi presiden memilih menggunakan hak pregogratifnya ketimbang mengikuti giliran matra sesuai Undang-Undang TNI. “Kalau bicara penguatan kelembagaan harusnya Angkatan Udara. Tapi faktanya Jokowi butuh sokongan politik luar biasa dari TNI dan itu hanya bisa diberikan oleh pimpinan Angkatan Darat yang secara jumlah personil besar dan dominan,” kata dia.

Menurut Muradi, risiko pilihan Jokowi bisa membuat Angkatan Udara ngambek karena sudah disalip dua kali. Panglima TNI dari Angkatan Udara baru sekali, dari Angkatan Laut dua kali dan selebihnya dari Angkatan Darat.

Muradi mengimbuhkan kendati di awal kepemimpinannya bakal muncul sentimen negatif soal pergiliran matra dalam jabatan panglima, dalam jangka panjang Jokowi lebih mudah mengkonsolidasikan internal TNI. Prasyarat konsolidasi di level militer salah satunya dipimpin komandan yang membawahi personil lebih banyak dan lebih senior.

Gatot Nurmantyo, kendati yang termuda, tapi dari segi angkatan dia lebih senior dibandingkan kepala staf yang lain. “Gatot lebih senior, dia Angkatan 82, meskipun dari segi umur lebih muda dibanding yang lain,” kata Muradi.

Menurut dia postur, doktrin, dan karakter TNI saat ini masih berbasis kontinen, sedangkan poros maritim masih menjadi jargon. “Kalau mau menguatkan poros maritim, penekananya bukan pada sumber daya manusia, tapi dari alutsista. Untuk penguatan pertahanan, Angkatan Udara dan Angkatan Laut bukan kuat manusianya, tapi alatnya,” kata dia.

Muradi berujar salah satu pekerjaan rumah Gatot adalah mengawal proses transisi menuju penguatan poros maritim dengan menata SDM, alutsista, dan doktrin TNI. “Kalau mau serius ke poros maritim, harus menata dan mengubah doktrin, postur alutsista, itu tahapannya,” kata dia.

Panglima baru juga harus tetap menjaga netralitas TNI serta memposisikan TNI tidak terlalu jauh masuk ke dalam kerja politik sipil. "TNI masuk KPK kelihatannya sekarang jadi semacam dwifungsi baru. Menjaga ketahanan pangan, misalnya, TNI dasarnya hanya stimulasi, yang mengerjakan tetap sipil,” kata Muradi.

Muradi melihat sosok Gatot tidak akan memicu resistensi dari sejumah kalangan. Ketiga kepala staf tersebut, kata dia, juga bukan figur-figur yang kontroversial. "Tidak ada problem korupsi atau pelanggaran kemanusian, realtif tidak ada masalah,” kata dia.

Presiden Joko Widodo mengajukan Gatot calon tunggal Panglima TNI yang diajukan Presiden Jokowi ke Dewan Perwakilan Rakyat untuk menggantikan Jenderal Moeldoko yang akan pensiun pada 8 Juli tahun ini.

Gatot merupakan alumni Akademi Militer angkatan 1982. Perwira tinggi kelahiran Kota Tegal, Jawa Tengah, 13 Maret 1960 itu sempat menduduki sejumlah jabatan strategis. Ia pernah jadi Panglima Komando Strategis Angkatan Darat 2013-2014, Panglima Komando Daerah Militer V Brawijaya pada 2010-2011, serta Gubernur Akademi Militer pada 2009-2010.

AHMAD FIKRI

Berita terkait

Apa Syarat Menjadi Panglima TNI Menurut UU Nomor 34 Tahun 2004?

1 November 2023

Apa Syarat Menjadi Panglima TNI Menurut UU Nomor 34 Tahun 2004?

Panglima TNI dapat dijabat secara bergantian oleh perwira tinggi aktif dari tiap-tiap angkatan yang sedang atau pernah menjabat Kepala Staf Angkatan.

Baca Selengkapnya

Ihwal Panglima TNI yang Diperpanjang Masa Jabatannya

24 November 2022

Ihwal Panglima TNI yang Diperpanjang Masa Jabatannya

Ketua DPR RI Puan Maharani akan mengumumkan calon Panglima TNI pada Senin, 28 November 2022.

Baca Selengkapnya

Hari Ini 75 Tahun Lalu Jenderal Soedirman Dilantik Jadi Panglima TNI, Bagaimana Riwayat TNI?

27 Juni 2022

Hari Ini 75 Tahun Lalu Jenderal Soedirman Dilantik Jadi Panglima TNI, Bagaimana Riwayat TNI?

institusi pertahanan negara tidak langsung berdiri dengan nama Tentara Nasional Indonesia, atau disingkat TNI, termasuk jabatan Panglima TNI.

Baca Selengkapnya

Prabowo Bertemu KASAD Dudung Bahas Rencana Modernisasi Alutsista

31 Desember 2021

Prabowo Bertemu KASAD Dudung Bahas Rencana Modernisasi Alutsista

Prabowo memang tengah banyak menemui Kepala matra. Selasa lalu, ia juga menerima kunjungan KASAU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo

Baca Selengkapnya

Ketimbang Menjabat Menteri, Luhut Sebut Lebih Enak Jadi Tentara

2 Mei 2020

Ketimbang Menjabat Menteri, Luhut Sebut Lebih Enak Jadi Tentara

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memilih bertugas sebagai tentara ketimbang menteri.

Baca Selengkapnya

Reformasi TNI di Masa Presiden Jokowi Dinilai Berjalan Mundur

7 Februari 2018

Reformasi TNI di Masa Presiden Jokowi Dinilai Berjalan Mundur

Sejumlah kalangan menilai reformasi di tubuh TNI mengalami langkah mundur di masa Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

Polri Dinilai Beri Pintu Masuk TNI Masuk ke Ranah Ketertiban

4 Februari 2018

Polri Dinilai Beri Pintu Masuk TNI Masuk ke Ranah Ketertiban

Pengamat hukum Bivitri Susanti meminta nota kesepahaman Polri dan TNI soal pemeliharaan keamanan dan ketertiban dibatalkan.

Baca Selengkapnya

YLBHI: Sistem Peradilan Militer Harus Segera Diperbarui

16 Desember 2017

YLBHI: Sistem Peradilan Militer Harus Segera Diperbarui

Pengacara publik dari Lembaga Bantuan Hukum Julius Ibrani mengatakan reformasi sektor militer di Indonesia masih belum mencapai targetnya.

Baca Selengkapnya

Begini Cara Hadi Tjahjanto Cegah TNI Terlibat Politik Praktis

8 Desember 2017

Begini Cara Hadi Tjahjanto Cegah TNI Terlibat Politik Praktis

Marsekal Hadi Tjahjanto akan menjabat sebagai Panglima TNI saat Indonesia mulai memasuki tahun politik, pilkada 2018 dan pemilu 2019.

Baca Selengkapnya

Jadi Panglima, Hadi Tjahjanto Usung Network Centric Warfare

6 Desember 2017

Jadi Panglima, Hadi Tjahjanto Usung Network Centric Warfare

Marsekal Hadi Tjahjanto akan menerapkan konsep network centric warfare. Hadi Tjahjanto menyebut ini program prioritasnya.

Baca Selengkapnya