Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko (tengah) didampingi KSAD (kanan) Jenderal TNI Gatot Nurmantyo setibanya di Bandara Kasiguncu untuk melihat latihan gabungan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) di sekitar pegunungan Biru, Tamanjeka, Poso, Sulawesi Tengah, 30 Maret 2015. ANTARA/ ZAINUDDIN
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Gatot Nurmantyo menanggapi santai tentang peluang dirinya ditunjuk Presiden Joko Widodo sebagai Panglima TNI yang baru. Gatot mengaku tak memikirkan urusan menjadi suksesor Jenderal Moeldoko yang segera pensiun.
"Saya ini hanya prajurit. Prajurit hanya laksanakan perintah," kata Gatot kepada wartawan di Markas Besar TNI AD, Jakarta, Jumat, 29 Mei 2015.
Jenderal Gatot mengatakan, sesuai undang-undang, Panglima TNI dipilih dari kepala staf angkatan ketiga matra. Namun keputusan pemilihan Panglima TNI sepenuhnya berada di tangan Presiden.
Gatot pun tak mau berandai-andai jika dirinyalah yang dipilih Presiden Jokowi sebagai Panglima TNI. "Jangan ganggu hak prerogatif Presiden," ujarnya.
Panglima TNI Jenderal Moeldoko akan pensiun pada 1 Agustus 2015. Moeldoko mulai menjabat sebagai Panglima TNI sejak 30 Agustus 2013 menggantikan Laksamana Agus Suhartono. Sebelumnya, alumnus terbaik Akademi Militer tahun 1981 itu menjabat Kepala Staf TNI Angkatan Darat sejak 20 Mei 2013 hingga 30 Agustus 2013.
Moeldoko juga pernah menjabat Wakil Gubernur Lemhannas pada 2011. Pria kelahiran Kediri, Jawa Timur, ini pernah menduduki tiga posisi penting selama 2010, yaitu Panglima Divisi Infanteri 1/Kostrad, Panglima Kodam XII/Tanjungpura, dan Panglima Kodam III/Siliwangi.