Sultan Bantah Tunjuk Hadisuryo Jadi Perantara?  

Reporter

Editor

Grace gandhi

Sabtu, 23 Mei 2015 07:25 WIB

Sri Sultan Hamengku Bawono (kanan) bersama dengan istri GKR Hemas (kedua dari kanan) pada acara peringatan Jumenengan Dalem di Pagelaran, Keraton Yogyakarta, 18 Mei 2015. Jumenengan Dalem adalah peringatan akan peristiwa naik tahta Sultan HB X di keraton Yogyakarta. TEMPO/Pius Erlangga.

TEMPO.CO, Yogyakarta - Raja Keraton Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat Sri Sultan Hamengku Bawono X membantah telah meminta saudara seayah, Gusti Bendara Pangeran Haryo (GBPH) Hadisuryo, untuk menjembatani komunikasi antara Sultan dengan saudara lainnya akibat polemik Sabda Raja dan Dhawuh Raja.

Hadisuryo adalah anak bungsu dari hasil perkawinan HB IX dengan istri pertama, Kanjeng Raden Ayu Pintoko Purnomo, yang mempunyai lima anak.

Permintaan menjadi perantara itu terungkap dalam pertemuan antara Sultan dengan Hadisuryo di Gedong Jene, Keraton Yogyakarta, pada 21 Mei 2015 pagi.

“Enggak, enggak. Bagaimana saya percaya dia (Hadisuryo)?” kata Sultan saat ditemui di Kepatihan, Yogyakarta, Jumat, 22 Mei 2015.

Sultan mengaku enggan bertemu dengan Hadisuryo. Beberapa kali Hadisuryo meminta bertemu, Sultan selalu menunda. Hadisuryo pun mengaku menunggu waktu luang Sultan untuk bertemu.

“Sudah wegah (tidak mau) bertemu. Kutunda-tunda. Akhirnya yang diajukan mbakyune (kakak perempuannya, Gusti Bendara Raden Ayu Murdokusumo). Akhirnya saya terima,” kata Sultan.

Alasan Sultan, karena momentum pembahasan polemik tersebut telah hilang, tapi justru Hadisuryo baru muncul.

“Dia cari panggung di belakang. Masyarakat Yogya kan enggak kenal Hadisuryo itu siapa. Kalau Kasworo (nama kecil Hadisuryo) tahu,” kata Sultan.

Sultan pun mempersilakan Hadisuryo bertemu dengan saudara-saudaranya yang lain. Dia tidak mempersoalkan adanya perbedaan pendapat. Namun soal penyelesaian secara musyawarah melalui Dewan Saudara, Sultan membantah.

“Dewan Saudara itu siapa? Enggak ada strukturnya di keraton. Kalau sekedar istilah, silakan,” kata Sultan.

Menurut Sultan, pembentukan Dewan Saudara merupakan inisiatifnya usai HB IX wafat. Dia mengumpulkan saudara-saudaranya untuk berembug soal pengganti ayah mereka sebagai sultan.

Hadisuryo saat dihubungi Tempo menegaskan bahwa Sultan yang meminta dia untuk menjembatani komunikasi dengan saudara yang lain.

“Iya. Ada rekamannya, kok. Beliau juga sudah tahu soal rencana mengumpulkan saudara-saudara yang lain,” kata Hadisuryo.

Saat ini dia tengah menunggu kedatangan saudara-saudara yang merupakan anak-anak HB IX yang berada di Jakarta untuk datang ke Yogyakarta. Pertemuan antar saudara tersebut disebut Hadisuryo adalah pertemuan Dewan Saudara.

Sementara itu, GBPH Prabukusumo dalam pesan singkat melalui Whatshap kepada Tempo menyatakan bahwa penyelesaian polemik yang disebutnya sebagai islah tersebut adalah tawaran yang menggiurkan. Asalkan solusinya adalah kembali pada paugeran luhur, dia menjamin semua saudara akan setuju. Namun apabila jawaban Sultan masih seputar kedua sabda atas perintah Tuhan, menurut dia itu bukan jawaban.

“Kami siap islah kalau kedua sabda dibatalkan. Otomatis kami baikan dan rukun lagi. Kesabaran orang kan ada batasnya,” ujar Prabukusumo, yang tengah berada di Jakarta.

PITO AGUSTIN RUDIANA



Berita terkait

Aeropolis Dekat Bandara YIA, Sultan Hamengku Buwono X Minta agar Tak Ada Kawasan Kumuh

10 hari lalu

Aeropolis Dekat Bandara YIA, Sultan Hamengku Buwono X Minta agar Tak Ada Kawasan Kumuh

Sultan Hamengku Buwono X meminta agar Kulon Progo memilah investor agar tidak menimbulkan masalah baru seperti kawasan kumuh.

Baca Selengkapnya

Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

18 hari lalu

Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

Sultan Hamengku Buwono X dan Paku Alam X absen gelar open house selama empat tahun karena pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Tradisi Grebeg Syawal Keraton Yogyakarta, Tahun Ini Tak Ada Rebutan Gunungan, Abdi Dalem Membagikan

19 hari lalu

Tradisi Grebeg Syawal Keraton Yogyakarta, Tahun Ini Tak Ada Rebutan Gunungan, Abdi Dalem Membagikan

Tahun ini, tradisi Grebeg Syawal tidak lagi diperebutkan tapi dibagikan oleh pihak Keraton Yogyakarta. Bagaimana sejarah Grebeg Syawal?

Baca Selengkapnya

Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

20 hari lalu

Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

Keraton Yogyakarta kembali menggelar tradisi Grebeg Syawal dalam memperingati Idul Fitri 2024 ini, Kamis 11 April 2024.

Baca Selengkapnya

78 Tahun Sultan Hamengkubuwono X, Salah Seorang Tokoh Deklarasi Ciganjur 1998

30 hari lalu

78 Tahun Sultan Hamengkubuwono X, Salah Seorang Tokoh Deklarasi Ciganjur 1998

Hari ini kelahirannya, Sri Sultan Hamengkubuwono X tidak hanya sebagai figur penting dalam sejarah Yogyakarta, tetapi juga sebagai tokoh nasional yang dihormati.

Baca Selengkapnya

Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

44 hari lalu

Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

Sultan Hamengku Buwono X mengaku heran karena kembali muncul kasus antraks di Sleman dan Gunungkidul Yogyakarta. Diduga karena ini.

Baca Selengkapnya

60 Event Meriahkan Hari Jadi DI Yogyakarta sampai April, Ada Gelaran Wayang dan Bazar

50 hari lalu

60 Event Meriahkan Hari Jadi DI Yogyakarta sampai April, Ada Gelaran Wayang dan Bazar

Penetapan Hari Jadi DI Yogyakarta merujuk rangkaian histori berdirinya Hadeging Nagari Dalem Kasultanan Mataram Ngayogyakarta Hadiningrat

Baca Selengkapnya

269 Tahun Yogyakarta Hadiningrat, Apa Isi Perjanjian Giyanti?

50 hari lalu

269 Tahun Yogyakarta Hadiningrat, Apa Isi Perjanjian Giyanti?

Perjanjian Giyanti berkaitan dengan hari jadi Yogyakarta pada 13 Maret, tahun ini ke-269.

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

51 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

51 hari lalu

Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

Keraton Yogyakarta selama ini masih intens menggelar upacara adat untuk mempertahankan tradisi kebudayaan Jawa.

Baca Selengkapnya