Santri Se-Jawa dan Madura Bahas ISIS dan Foto Selfie  

Reporter

Kamis, 16 April 2015 15:01 WIB

REUTERS/Supri

TEMPO.CO, Kediri - Para cendekiawan dan pemikir pondok pesantren se-Jawa dan Madura bermusyawarah di Aula Pondok Pesantren Lirboyo sejak Rabu, 15 April 2015, hingga 16 April 2015. Mereka mendiskusikan berbagai persoalan, mulai tentang paham radikal yang mengancam kemaslahatan umat hingga hukum berfoto selfie dan berkomentar di media sosial.

“Benih-benih radikal ini sudah ada,” kata Wakil Katib Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur KH Muhibul Aman, yang menjadi salah satu anggota tim perumus Bahtsul Masail, kepada Tempo di Lirboyo, Kamis, 16 April 2015. Forum diskusi yang dikenal dengan Forum Musyawarah Pondok Pesantren (FMPP) Putra yang beranggotakan santri senior itu menilai tumbuhnya gerakan radikal di masyarakat dinilai mengancam keselamatan umat.

Menurut Aman, kemunculan gerakan ini meresahkan para ulama dan santri pondok pesantren Nahdlatul Ulama yang menjunjung kuat paham ahlussunah wal jamaah. Di antara tanda-tanda itu adalah kemunculan kelompok yang menyebarkan agama dengan cara kekerasan.

Sikap ini dilakukan oleh kelompok Islam Harokah yang memiliki agenda politik tertentu. Targetnya adalah mendirikan negara Islam dengan mengedepankan aksi pembunuhan, penganiayaan, dan perampasan harta terhadap orang lain yang berkeyakinan berbeda. Para santri berpendapat, mengenali gerakan semacam ini dan membendungnya sangat perlu, agar paham gerakan itu tak menyebar luas ke kalangan umat, khususnya Nahdliyin.

Selain tentang gerakan radikal, forum juga membahas fenomena foto selfie yang kerap dilakukan anak muda di Indonesia dan diunggah ke jejaring sosial. Hal ini cukup menarik perhatian santri, karena tak jarang foto-foto itu menampilkan gaya seronok serta melanggar kaidah agama dan sosial. “Zaman sekarang selfie jadi tren anak muda,” kata Aman.

Gaya berkomentar di media sosial, seperti Facebook dan Twitter, pun tak luput dari pembahasan santri. Sebab, tak jarang penyampaian komentar atas sebuah pernyataan di media sosial ini mengandung fitnah dan caci maki. Jika dibiarkan, hal ini akan menjadi kebiasaan buruk dan dibenarkan secara umum.

Forum ini nantinya akan mengeluarkan rekomendasi atas persoalan-persoalan itu untuk disebarluaskan ke masyarakat, khususnya Nahdliyin. Rencananya, rekomendasi akan dikeluarkan malam nanti dalam penutupan Bahtsul Masail.

Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo, KH Abdul Muid, menuturkan forum Bahstul Masail ini merupakan tradisi intelektual yang sudah hidup di kalangan pesantren sejak dulu. Ini merupakan bentuk kepedulian pesantren terhadap persoalan yang muncul di masyarakat guna mencari solusinya dari kacamata agama. “Perdebatan hukum dan dalilnya kuat dari masing-masing santri,” ucapnya.

Forum ini pernah mengeluarkan rekomendasi atas hukum meluruskan rambut (rebonding), penggunaan jejaring sosial, merokok, dan cincin kawin artis Nia Ramadhani yang disebut-sebut mengandung darah manusia.


HARI TRI WASONO

Berita terkait

Zakir Naik Ceramah di Bekasi Malam Ini, 42 Ribu Tiket Ludes

8 April 2017

Zakir Naik Ceramah di Bekasi Malam Ini, 42 Ribu Tiket Ludes

Arif mengatakan, kapasitas sebenarnya 30-32 ribu, tapi ditambah lagi 10 ribu, sebagai hasil diskusi Zakir Naik dan Wali Kota Bekasi.

Baca Selengkapnya

Zakir Naik di Bekasi, 28 Ribu dari 32 Ribu Kursi Stadion Telah Terisi  

4 April 2017

Zakir Naik di Bekasi, 28 Ribu dari 32 Ribu Kursi Stadion Telah Terisi  

Arif mengatakan Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi menginginkan pendaftaran dibuka lebih walau kuota normalnya sekitar 31-32 ribu.

Baca Selengkapnya

Zakir Naik, Hari Ini Panitia Bekasi Sebar Undangan Non-Muslim

4 April 2017

Zakir Naik, Hari Ini Panitia Bekasi Sebar Undangan Non-Muslim

Arif tidak menyebut secara detail siapa saja yang diundang, karena nama-nama itu masih sensitif jika diumumkan.

Baca Selengkapnya

Pendidikan Agama dan Akar Radikalisme

13 September 2016

Pendidikan Agama dan Akar Radikalisme

Sejak kematian pemimpin kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur, Santoso alias Abu Wardah, pada 18 Juli lalu, banyak pihak menilai hal itu sebagai keberhasilan ikhtiar negara menumpas akar-akar terorisme. Namun mungkinkah peristiwa tertembaknya seseorang dapat menjelaskan bahwa gerakan radikalisme di Indonesia telah berakhir?

Baca Selengkapnya

Kiai di Kediri Sebut Pengeras Suara Saat Azan Hukumnya Sunah

4 Agustus 2016

Kiai di Kediri Sebut Pengeras Suara Saat Azan Hukumnya Sunah

Ketua Asosiasi Pondok Pesantren Jawa Timur KH Reza Ahmad Zahid menegaskan, tak perlu kaku saat menggunakan pengeras suara ketika mengumandangkan azan.

Baca Selengkapnya

Dosen UGM: Islam di Arab Saudi Itu Miskin Imajinasi

21 Juni 2016

Dosen UGM: Islam di Arab Saudi Itu Miskin Imajinasi

Universitas Islam Indonesia menangkal masuknya ide-ide Hizbut Tahrir soal khilafah ke kampus.

Baca Selengkapnya

Ben Anderson Rindu Gus Dur dan Menggilai TTS

22 Desember 2015

Ben Anderson Rindu Gus Dur dan Menggilai TTS

Ben Anderson ternyata suka mengisi TTS dan menghormati Gus Dur sebagai tokoh pluralisme.

Baca Selengkapnya

Gaya Aa Gym Pakai Topi Koboi dan Kursus Berkuda di AS

12 Agustus 2015

Gaya Aa Gym Pakai Topi Koboi dan Kursus Berkuda di AS

Dalam Islam, berkuda adalah olahraga yang disunahkan dan didampingi malaikat.

Baca Selengkapnya

Ibadah yang Dianjurkan pada Malam Nisfu Syakban  

1 Juni 2015

Ibadah yang Dianjurkan pada Malam Nisfu Syakban  

Ada yang menggunakan malam Nisfu Syakban untuk berdakwah. Bagaimana memaknainya?

Baca Selengkapnya

Bagaimana Hukum Baca Yasin di Malam Nisfu Sya'ban?  

1 Juni 2015

Bagaimana Hukum Baca Yasin di Malam Nisfu Sya'ban?  

Umat muslim disarankan memperingati Nisfu Syaban dengan ibadah yang tidak dipamerkan.

Baca Selengkapnya