TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Ade Supandi mengatakan pasukan Marinir TNI AL dilibatkan dalam latihan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat di Poso, Sulawesi Tenggara, beberapa waktu lalu. Marinir mengerahkan pasukan amfibi yang didaratkan dari laut ke pantai menggunakan kapal perang TNI AL jenis landing platform dock.
"Selain itu, bantuan tembakan dari artileri Medan Marinir berupa roket juga beraksi dengan bagus," kata Ade dalam jumpa pers di Markas Brigade Infanteri Marinir 2, Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis, 2 April 2015.
Dalam latihan kemarin, Ade melanjutkan, total sebanyak 120 butir roket ditembakkan. Sayangnya Ade tak menyebutkan jenis roket dan sasaran tembak roket Marinir. Tapi saat ini kendaraan peluncur roket berkaliber 122 milimeter bernama RM 70 Grad.
Ade mengatakan seusai latihan tersebut, TNI AL melakukan evaluasi terhadap kekuatan tempurnya. Dari Marinir, Ade mengatakan bahwa Korps Baret Ungu tersebut masih kurang memiliki tank amfibi. Sesuai rencana TNI AL akan membeli sejumlah tank BMP 3F baru untuk Marinir.
"Kami juga akan beli amunisi roket, karena selama ini sering dipakai latihan. Jadi perlu cadangan amunisi lagi," kata dia.
Latihan PPRC dilaksanakan pada 23-31 Maret 2015. Dalam latihan tersebut TNI melibatkan 3.222 personel dari Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara. Panglima TNI Jenderal Moeldoko meninjau langsung latihan di hari terakhir.
TNI menolak jika latihan PPRC dikaitkan dengan penumpasan kelompok teroris jaringan Santoso yang sering disebut bersembunyi di wilayah Poso. Menurut Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI Mayor Jenderal M. Fuad Basya, lokasi latihan PPRC selalu diacak setiap tahunnya. Kebetulan saja tahun ini Poso menjadi lokasi latihan.
"Jangan dikaitkan latihan kami dengan masalah teroris. Sebelumnya latihan kami di Natuna, Riau, Kalimantan, sampai Jawa Timur tak dipermasalahkan," kata Fuad.
INDRA WIJAYA
Berita terkait
Ketimbang Menjabat Menteri, Luhut Sebut Lebih Enak Jadi Tentara
2 Mei 2020
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memilih bertugas sebagai tentara ketimbang menteri.
Baca SelengkapnyaReformasi TNI di Masa Presiden Jokowi Dinilai Berjalan Mundur
7 Februari 2018
Sejumlah kalangan menilai reformasi di tubuh TNI mengalami langkah mundur di masa Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaPolri Dinilai Beri Pintu Masuk TNI Masuk ke Ranah Ketertiban
4 Februari 2018
Pengamat hukum Bivitri Susanti meminta nota kesepahaman Polri dan TNI soal pemeliharaan keamanan dan ketertiban dibatalkan.
Baca SelengkapnyaYLBHI: Sistem Peradilan Militer Harus Segera Diperbarui
16 Desember 2017
Pengacara publik dari Lembaga Bantuan Hukum Julius Ibrani mengatakan reformasi sektor militer di Indonesia masih belum mencapai targetnya.
Baca SelengkapnyaHut TNI 72 Tahun, Simak Cuitan Netizen
7 Oktober 2017
Topik mengenai TNI di lini masa merupakan salah satu isu yang selalu "in" di mata Netizen, terutama marak dibicarakan saat merayakan HUT TNI kali ini
Baca SelengkapnyaIni Alutsista yang Dipamerkan pada Acara HUT TNI di Cilegon
5 Oktober 2017
Peringatan HUT TNI ke-72 dilaksanakan di Dermaga Indah Kiat Cilegon, Banten, Kamis 5 Oktober 2017. Acara ini dimulai pukul 08.00.
Baca SelengkapnyaKodim Brebes Gelar Nobar Film G30S PKI di Desa dan Sekolah
22 September 2017
Komando Distrik Militer 0713/Brebes akan menggelar nonton bareng film G 30S PKI di setiap desa dan beberapa sekolah.
Baca SelengkapnyaWiranto: TNI Tak Bisa Dinilai dari Kinerjanya di Masa Lalu
22 September 2017
Wiranto beralasan tidak adil bila ada pihak yang menilai kinerja TNI di masa lalu dengan situasi saat ini yang sudah berbeda.
Baca SelengkapnyaSejarawan Sebut TNI Tak Ingin Ada Tafsir Ulang Peristiwa 1965
19 September 2017
Dengan memutar kembali film Pengkhianatan G 30 S PKI, TNI tidak membiarkan sejengkal pun peristiwa 1965 ditafsirkan berbeda.
Baca SelengkapnyaNobar Film G30S/PKI, Panglima TNI: Kalau Perintah Saya, Kenapa?
18 September 2017
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan instruksi pemutaran film G30S/PKI merupakan perintahnya.
Baca Selengkapnya