Ada Peran Dominan JK dan Surya Paloh di Konflik Golkar

Reporter

Selasa, 24 Maret 2015 15:27 WIB

Ketua Umum partai Nasdem, Surya Paloh (kiri) berbincang dengan Jusuf Kalla ketika menghadiri acara ulang tahun Mantan Wakil Presiden tersebut di Jakarta, Kamis (15/5). Jusuf Kalla yang merayakan ulang tahunnya yang ke 72 disebut-sebut sebagai salah satu kandidat calon wakil presiden pendamping Joko Widodo yang diusung partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. TEMPO/Seto Wardhana

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Ketua Umum NasDem Surya Paloh disebut berperan besar dalam pengakuan pemerintah terhadap kepengurusan Agung Laksono di Partai Golkar. Hal ini diakui Surya. “Saya juga berperan tapi sebagai sahabat,” katanya, Kamis malam, 19 Maret 2015.

Setelah pemilihan presiden yang tak dimenangi calon dukungannya tahun lalu, Golkar terbelah menjadi dua kubu. Kepengurusan hasil Musyawarah Nasional Bali pimpinan Aburizal Bakrie berseberangan dengan kubu Musyawarah Nasional Jakarta pimpinan Agung Laksono. Mahkamah Partai, yang dibentuk untuk menyelesaikan konflik, oleh pemerintah dianggap memenangkan kubu Agung.

Berdasar keputusan Mahkamah Partai itu pula, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Hamonangan Laoly mengeluarkan surat klarifikasi. Isinya, memerintahkan Agung membentuk kepengurusan. Pada Senin, 23 Maret 2015, Menteri Yasonna mengesahkan kepengurusan Agung.

Surya menjelaskan, sebelum Menteri Yasonna menerbitkan surat pengakuan atas kubu Agung, para petinggi partai koalisi pemerintah bertemu di rumah Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri, awal Maret lalu. “Setelah pertemuan itu, kami segera mengadakan pertemuan lagi,” ujarnya.

Sejumlah sumber menyatakan Surya meminta Megawati agar memerintahkan Yasonna mendukung kepengurusan Agung. Namun, pada malam itu, Megawati disebut belum bisa diyakinkan meski Surya menjelaskan bahwa Golkar penting dipegang untuk mendukung pemerintahan.

Karena itu, Surya meminta bantuan Kalla untuk mendekati Megawati. Mantan Ketua Umum Partai Golkar ini menemui Megawati di Jalan Teuku Umar pada Senin malam, 9 Maret 2015.

Politikus lain menyebutkan Kalla membawa kartu truf yang bisa memantik amarah Megawati: Luhut Panjaitan. Kepala Kantor Staf Presiden ini disebutnya telah mengikat kesepakatan dengan kubu Aburizal. Megawati disebut tak menyukai Luhut.

Kalla juga disebut datang dengan membawa konsep surat persetujuan terhadap kepengurusan Golkar versi Agung. Konsep surat inilah yang harus diteken Menteri Yasonna.

Lobi Kalla manjur. Malam itu juga Megawati memanggil Yasonna ke Teuku Umar. Lalu Megawati meminta Yasonna mengesahkan kepengurusan Golkar versi Agung Laksono. Besoknya, Yasonna mengumumkan terbitnya surat penjelasan tentang kepengurusan ganda di Golkar dan menyatakan pemerintah mengakui Golkar kubu Agung Laksono.

SUNUDYANTORO | RUSMAN PARAQBUEQ | JOBPIE SUGIHARTO | REZA ADITYA | TIKA PRIMANDARI | IRA GUSLINA


Berita terkait

82 Tahun Jusuf Kalla, Melihat Kembali Jejak Politik JK Wakil Presiden di 2 Pemerintahan

1 jam lalu

82 Tahun Jusuf Kalla, Melihat Kembali Jejak Politik JK Wakil Presiden di 2 Pemerintahan

Rabu, 15 Mei 2024, Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Republik Indonesia Jusuf Kalla genap berusia 82 tahun. Ini perjalanan politik JK.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Akan Hadir sebagai Saksi Meringankan di Sidang Eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan

2 jam lalu

Jusuf Kalla Akan Hadir sebagai Saksi Meringankan di Sidang Eks Dirut Pertamina Karen Agustiawan

Jusuf Kalla akan hadir sebagai saksi meringankan dalam sidang dugaan korupsi pengadaan LNG dengan terdakwa Karen Agustiawan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Bertemu SBY, Jusuf Kalla dan Menteri Kabinet Indonesia Bersatu, Ini yang Dibahas

1 hari lalu

Sri Mulyani Bertemu SBY, Jusuf Kalla dan Menteri Kabinet Indonesia Bersatu, Ini yang Dibahas

Sri Mulyani mengungkapkan pertemuannya dengan SBY membahas berbagai hal

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Nasehati Agar Hamas dan Fatah Bersatu, Ini Profil 2 Kekuatan di Palestina

5 hari lalu

Jusuf Kalla Nasehati Agar Hamas dan Fatah Bersatu, Ini Profil 2 Kekuatan di Palestina

Ketua Umum PMI Jusuf Kalla (JK) meminta kelompok Palestina Hamas untuk bersatu dengan Fatah, partai politik dalam PLO. Ini profil kedua kelompok itu.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Jusuf Kalla Bertemu Hamas Hingga AS-Israel Diduga Langgar Hukum Internasional

7 hari lalu

Top 3 Dunia: Jusuf Kalla Bertemu Hamas Hingga AS-Israel Diduga Langgar Hukum Internasional

Berita Top 3 Dunia pada Selasa 7 Mei 2024 diawali oleh kabar Ketua Umum PMI Jusuf Kalla meminta kelompok Palestina Hamas untuk bersatu dengan Fatah

Baca Selengkapnya

Bertemu di Malaysia, Jusuf Kalla Minta Hamas Bersatu dengan Fatah

8 hari lalu

Bertemu di Malaysia, Jusuf Kalla Minta Hamas Bersatu dengan Fatah

Ketua PMI Jusuf Kalla meminta Hamas untuk bersatu dengan Fatah ketika bertemu perwakilan kelompok tersebut di Kuala Lumpur.

Baca Selengkapnya

Hamas Minta Bantuan Jusuf Kalla untuk Mediasi dengan Israel

9 hari lalu

Hamas Minta Bantuan Jusuf Kalla untuk Mediasi dengan Israel

Hamas meminta bantuan dari Jusuf Kalla agar menjadi mediator guna mengakhiri perang dengan Israel.

Baca Selengkapnya

Gibran Hadiri Halalbihalal Golkar Solo

17 hari lalu

Gibran Hadiri Halalbihalal Golkar Solo

"Ya semuanya teman, halalbihalal yo ditekani kabeh (ya didatangi semua)," ujar Gibran.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

20 hari lalu

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

Menurut Jusuf Kalla, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya.

Baca Selengkapnya

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

21 hari lalu

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

Pendeta Gilbert Lumoindong dilaporkan ke polisi atas ceramahnya yang dianggap menghina sejumlah ibadah umat Islam.

Baca Selengkapnya