TEMPO.CO, Jakarta - Lima pemimpin Komisi Pemberantasan Korupsi meriung di auditorium yang terletak di lantai satu gedung itu. Ketua KPK sementara Taufiequrrachman Ruki duduk lesehan yang berjejeran dengan Wakil Ketua sementara Johan Budi Sapto Pribowo di sisi kiri. Sedangkan Adnan Pandu Praja, Indriyanto Seno Adji, dan Zulkarnain, duduk di seberangnya.
Kelima pemimpin lembaga antirasuah itu mengajak makan soto bersama para pewarta, yang biasa bermarkas di KPK. Sembari makan, Ruki menceritakan KPK kini sedang tancap gas mempercepat proses penanganan kasus. "Satu hari minimal ada gelar perkara dua kasus," kata Ruki, Rabu, 18 Maret 2015. Ruki bersama empat pemimpin lain harus rela pulang pukul 22.00 WIB setiap harinya.
Ruki ingin merampungkan 36 kasus sebelum lengser pada akhir tahun nanti. Sedangkan Adnan Pandu mengibaratkan KPK sebagai kapal yang hampir tenggelam sebelum Ruki, Johan, dan Indriyanto dilantik pada 20 Februari 2015. Ketua KPK saat itu, Abraham Samad, dan wakilnya, Bambang Widjojanto, dijadikan pesakitan oleh kepolisian. Tak hanya keduanya, penyidik KPK Novel Baswedan dan kawan-kawan turut dibidik.
Serangan terhadap KPK datang dari berbagai penjuru. Upaya kriminalisasi itu setelah KPK menetapkan Komisaris Jenderal Budi Gunawan sebagai tersangka kasus dugaan suap dan penerimaan hadiah. Akibat serangan itu, kata Pandu, tim Deputi Pencegahan sampai tidak berani berkunjung ke daerah. "Begitulah situasinya sampai kapal mau tenggelam," ujar Pandu.
Indriyanto tak sepakat dengan Pandu. Ia yakin KPK tidak tenggelam. Indriyanto mencontohkan saat Novel dipanggil penyidik Badan Reserse dan Kriminal untuk diperiksa sebagai tersangka kasus dugaan pembunuhan, akhir Februari lalu. Seluruh pimpinan meminta Novel tak datang. Bila Polri memaksa dan akhirnya Novel ditahan, pimpinan siap menjadi penjamin.
"Saya menjamin. Kalau Novel ditahan, saya mundur dari pelaksana tugas," ujar Indriyanto. Dia tak ingin KPK dipreteli ketika melaksanakan tugas penegakan hukum. Indriyanto mengklaim telah menjamin Novel dan pegawai KPK lainnya tetap selamat. "Saya yakin sekali kapal ini tidak akan tenggelam. Saya akan mempertahankan eksistensi dari kapal ini," ujar Indriyanto.
Makan soto bersama antara KPK dan para pewarta itu hanya berlangsung sekitar setengah jam saja. Pukul 19.30 WIB, Ruki menutup obrolan dan pamit menyudahi pertemuan. "Waktu kami tidak banyak. Pukul 20.00 WIB mau gelar perkara lagi," kata Ruki.
LINDA TRIANITA
Berita terkait
Ogah Komentar soal Hanan Supangkat, Syahrul Yasin Limpo: Sudah ya, Doain Saya
15 menit lalu
Syahrul Yasin Limpo enggan berkomentar soal hubungannya dengan CEO PT Mulia Knitting Factory sekaligus Wabendum NasDem Hanan Supangkat.
Baca SelengkapnyaMobil Mercedes Benz Sprinter Disita KPK, Ini Kata Syahrul Yasin Limpo
36 menit lalu
Dalam kesempatan yang berbeda, kuasa hukum Syahrul Yasin Limpo, Djalamudin Koedoeboen, mengatakan belum mengetahui soal mobil yang disita KPK itu.
Baca SelengkapnyaKPK Tengah Telusuri Aliran Uang dalam Kasus Dugaan Proyek Fiktif di Telkomsigma
3 jam lalu
KPK tengah menelusuri aliran uang dalam kasus dugaan korupsi di anak usaha PT Telkom, Telkomsigma.
Baca SelengkapnyaSurati Jokowi Soal Pansel KPK, Muhammadiyah Sebut Istana Belum Respons
4 jam lalu
PP Muhammadiyah belum mendapatkan balasan surat dari Jomowi soal usulan mereka mengenai pembentukan Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK.
Baca SelengkapnyaLHKPN Janggal Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta, KPK: Harta Rp 6 Miliar Tapi Bisa Beri Pinjaman Rp 7 Miliar?
8 jam lalu
KPK telah menjadwalkan pemanggilan eks Kepala Bea Cukai Purwakarta pekan depan untuk mengklarifikasi kejanggalan LHKPN.
Baca SelengkapnyaKPK Geledah Rumah Adik Syahrul Yasin Limpo di Makassar, Setelah Sita 1 Rumah SYL
10 jam lalu
Nilai rumah mewah Syahrul Yasin Limpo yang disita KPK di Makassar tersebut diperkirakan sekitar Rp4,5 miliar.
Baca SelengkapnyaSaksi Sebut Syahrul Yasin Limpo Minta Ditjen Tanaman Pangan Kementan Bayar Lukisan Rp 100 Juta
10 jam lalu
Permintaan untuk membayar lukisan itu disampaikan oleh eks Staf Khusus (Stafsus) Syahrul Yasin Limpo yaitu Joice Triatman.
Baca SelengkapnyaNurul Ghufron Kembali Jalani Sidang Etik, Ini Penjelasannya
16 jam lalu
Nurul Ghufron mengatakan besok dia akan kembali menjalani sidang etik dengan agenda pembelaan.
Baca SelengkapnyaKPK Panggil Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Pekan Depan
17 jam lalu
Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta, Rahmady Effendy, akan menjalani klarifikasi soal LHKPN-nya di KPK pekan depan.
Baca SelengkapnyaKorupsi Rumah Dinas DPR, KPK: Vendor Dapat Keuntungan Secara Melawan Hukum
17 jam lalu
KPK memeriksa Indra Iskandar, Sekjen DPR RI, dalam kasus korupsi rumah dinas DPR.
Baca Selengkapnya