TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi mendapat pujian dari anggota Dewan Perwakilan Rakyat. Komisi antirasuah dinilai unggul dalam transparansi anggaran seperti yang masuk ke dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2015.
"Daftar rencana belanja, mereka terinci. Selain itu, juga tak minta tambahan anggaran lagi," kata anggota Komisi Hukum DPR, Arsul Sani, di Kompleks Parlemen, Senayan, Selasa, 10 Februari 2015.
Arsul memuji cara KPK yang memerincikan rencana belanja hingga biaya yang harus dikeluarkan saat menangani kasus per kasus. Hal itu tidak ditemukannya dalam rencana belanja Kejaksaan Agung. "Seolah-olah asal saja taruh biaya yang mereka butuhkan," ujar anggota Fraksi Partai Persatuan Pembangunan ini.
Anggota Komisi Hukum lain, Masinton Pasaribu, juga memuji KPK. Ia menilai efisiensi komisi antirasuah itu bagus dengan mengajukan anggaran yang sama dengan tahun sebelumnya, yaitu Rp 898 miliar. "Kalau sudah begini, gampang kami ketuk jadi APBNP," tuturnya.
Masinton membandingkannya dengan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, yang mengajukan rencana belanja tak transparan. "Mereka minta ganti mobil baru dengan alasan mobil lama sudah terlalu tua," katanya. "Tapi tak dijelaskan tua itu tahun berapa."
Dalam rapat kerja tersebut, Komisi Hukum menyoroti Kejaksaan Agung dan Komnas HAM yang meminta tambahan anggaran. Kejagung, misalnya, minta tambahan Rp 715 miliar, sedangkan Komnas HAM minta tambahan Rp 185 miliar. "Ini perlu diselidiki. Komnas HAM padahal kerjanya juga tak terlalu bagus. Buktinya, kasus Trisakti dan Semanggi belum beres," ujar Masinton.
INDRI MAULIDAR
Berita terkait
LHKPN Janggal Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta, KPK: Harta Rp 6 Miliar Tapi Bisa Beri Pinjaman Rp 7 Miliar?
3 jam lalu
KPK telah menjadwalkan pemanggilan eks Kepala Bea Cukai Purwakarta pekan depan untuk mengklarifikasi kejanggalan LHKPN.
Baca SelengkapnyaKPK Geledah Rumah Adik Syahrul Yasin Limpo di Makassar, Setelah Sita 1 Rumah SYL
5 jam lalu
Nilai rumah mewah Syahrul Yasin Limpo yang disita KPK di Makassar tersebut diperkirakan sekitar Rp4,5 miliar.
Baca SelengkapnyaSaksi Sebut Syahrul Yasin Limpo Minta Ditjen Tanaman Pangan Kementan Bayar Lukisan Rp 100 Juta
6 jam lalu
Permintaan untuk membayar lukisan itu disampaikan oleh eks Staf Khusus (Stafsus) Syahrul Yasin Limpo yaitu Joice Triatman.
Baca SelengkapnyaNurul Ghufron Kembali Jalani Sidang Etik, Ini Penjelasannya
11 jam lalu
Nurul Ghufron mengatakan besok dia akan kembali menjalani sidang etik dengan agenda pembelaan.
Baca SelengkapnyaKPK Panggil Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Pekan Depan
12 jam lalu
Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta, Rahmady Effendy, akan menjalani klarifikasi soal LHKPN-nya di KPK pekan depan.
Baca SelengkapnyaKorupsi Rumah Dinas DPR, KPK: Vendor Dapat Keuntungan Secara Melawan Hukum
13 jam lalu
KPK memeriksa Indra Iskandar, Sekjen DPR RI, dalam kasus korupsi rumah dinas DPR.
Baca SelengkapnyaJaksa KPK Lacak Sumber Pembelian Mercedes Benz Sprinter 315 CD Milik Syahrul Yasin Limpo
16 jam lalu
Jaksa KPKsedang melacak sumber pembelian mobil Mercedes Benz Sprinter 315 CD hitam milik Syahrul Yasin Limpo (SYL) yang disita oleh penyidik.
Baca SelengkapnyaSetelah Sita Satu Rumah di Jaksel, KPK Kembali Sita Rumah SYL di Makassar Senilai Rp 4,5 Miliar
18 jam lalu
KPK kembali menyita sejumlah aset milik eks Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo atau SYL, kali ini sebuah rumah di Makassar senilai Rp 4,5 miliar.
Baca SelengkapnyaKemenkeu Berhentikan Kepala Bea Cukai Purwakarta, Berikut Profil Rahmady Effendy dan Kasusnya Soal LHKPN
20 jam lalu
Kepala Bea Cukai Purwakarta Effendy Rahmady dituduh melaporkan hartanya dengan tidak benar dalam LHKPN. Apa yang membuatnya diberhentikan Kemenkeu?
Baca SelengkapnyaViral Kemal Redindo, Putra SYL yang Disebut-sebut Palak Pegawai Kementan
20 jam lalu
Nama anak kedua Syahrul Yasin Limpo alias SYL, Kemal Redindo, viral karena disebut-sebut ikut memeras pegawai Kementan.
Baca Selengkapnya