Kiai Bertanya Galau untuk Apa Kongres Umat Islam

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

Minggu, 8 Februari 2015 15:16 WIB

Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Dien Syamsuddin, memberikan keterangan pers, di Kantor MUI, Jakarta, 6 Januari 2015. Dien menjelaskan rencana penyelenggaraan Kongres Umat Islam Indonesia di Yogyakarta, dengan agenda pembahasan penguatan peran politik, ekonomi dan sosial budaya umat Islam untuk Indonesia yang berkeadilan dan berperadaban.TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Yogyakarta - Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Ummahat Kotagede Yogyakarta Kiai Muhaimin mengatakan kuat dugaan Kongres Umat Islam ke-VI hanya akan menghasilkan keputusan yang menguntungkan kelompok tertentu dalam Islam. "Banyak pesantren khususnya di Yogya tak diundang," katanya pada Tempo, Ahad 8 Februari 2015.

Ia mengatakan nama-nama inisiator dan penyelenggara kongres kian memperkuat dugaan itu. Mereka, lanjut dia, bukan orang-orang yang berdiri di atas semua golongan dalam Islam. "Kalau sampai hasilnya melukai orang Yogya saya mau jathil," katanya.

Jathilan adalah seni tarian yang berkembang di Jawa. Para penarinya memainkan kuda lumping dalam iringan gamelan. Kesenian ini biasa dimainkan rakyat kalangan bawah dan konon dulunya, tarian ini muncul sebagai protes terhadap kondisi sosial di masyarakat.

Ia mengatakan tak hanya menguntungkan kelompok Islam tertentu, hasil Kongres pun diperkirakan akan mempersempit gerak kelompok Islam yang lain. Khususnya kelompok minoritas dalam Islam di Indonesia. "Penyesatan terhadap Ahmadiyah misalnya," kata Ketua Forum Persaudaraan Umat Beragama DIY itu.

Meski banyak pesantren tak menerima undangan datang ke Kongres, ada beberapa pondok di Yogyakarta yang diundang sebagai peserta kongres. Namun demikian, mereka pun tak banyak tahu arah dan tujuan kongres itu. "Pondok kami dapat undangannya, tapi saya sendiri tak tahu tujuannya," kata seorang pengasuh sebuah pesantren di Sleman yang tak bersedia namanya disebut.

Majelis Ulama Indonesia menggelar Kongres Umat Islam di Yogyakarta, 8-11 Februari 2015. Kongres yang akan menyoroti posisi politik umat Islam itu akan dibuka oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Ketua MUI Din Syamsuddin di Universitas Surakarta pada Sabtu 7 Februari 2015 kemarin, mengatakan Kongres akan membicarakan peran umat Islam dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Peran itu tak lepas dari kehidupan politik, ekonomi, dan budaya.

Kongres ini bukan yang pertama kali. Tahun 1945, kongres serupa juga pernah digelar. Kala itu, kongres menghasilkan keputusan umat Islam menyalurkan aspirasi politiknya melalui Masyumi.

ANANG ZAKARIA

Berita terkait

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

14 jam lalu

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

Aspebindo mendukung rencana pemerintah membagikan izin usaha pertambangan (IUP) kepada ormas keagamaan. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Baznas - Muhammadiyah Gulirkan Program Pengembangan SDM Unggul

2 hari lalu

Baznas - Muhammadiyah Gulirkan Program Pengembangan SDM Unggul

Kolaborasi antara Baznas dengan Muhammadiyah dalam pemanfaatan dana zakat, bisa memberikan manfaat yang besar bagi kepentingan umat

Baca Selengkapnya

Jika Prabowo Tunjuk Mendikbud dari Muhammadiyah, Darmaningtyas: Tak Masalah, Asal...

3 hari lalu

Jika Prabowo Tunjuk Mendikbud dari Muhammadiyah, Darmaningtyas: Tak Masalah, Asal...

Darmaningtyas mengatakan tak masalah jika Mendikbud era Prabowo dari Muhammadiyah, asal tokoh tersebut berlatar belakang dunia pendidikan.

Baca Selengkapnya

Kata Ketum Muhammadiyah Soal Gugatan PDIP di PTUN

3 hari lalu

Kata Ketum Muhammadiyah Soal Gugatan PDIP di PTUN

Apa kata Ketum Muhammadiyah soal gugatan PDIP di PTUN?

Baca Selengkapnya

KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Pemenang Pilpres 2024, Ini Tanggapan PBNU, PP Muhammadiyah hingga Kadin

7 hari lalu

KPU Tetapkan Prabowo-Gibran Pemenang Pilpres 2024, Ini Tanggapan PBNU, PP Muhammadiyah hingga Kadin

Reaksi PBNU, PP MUhammadiyah, Kadin Terhadap Penetapan Prabowo - Gibran Pemenang Pilpres 2024 oleh KPU

Baca Selengkapnya

Tanggapan Demokrat dan Muhammadiyah Soal Kabinet Prabowo-Gibran

7 hari lalu

Tanggapan Demokrat dan Muhammadiyah Soal Kabinet Prabowo-Gibran

Muhammadiyah menyatakan belum ada pembahasan soal formasi kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Respons PBNU dan Muhammadiyah terhadap Putusan MK

8 hari lalu

Respons PBNU dan Muhammadiyah terhadap Putusan MK

Haedar Nashir puji Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud yang menerima hasil putusan MK.

Baca Selengkapnya

Kata Ketum PP Muhammadiyah Soal Sikap Ganjar dan Anies Terkait Putusan MK

8 hari lalu

Kata Ketum PP Muhammadiyah Soal Sikap Ganjar dan Anies Terkait Putusan MK

Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir angkat bicara ihwal putusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal sengketa hasil Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

'Tragedi' Lebaran 2011, Opor Ayam Sudah Dibuat Penetapan Idul Fitri Mundur Sehari

20 hari lalu

'Tragedi' Lebaran 2011, Opor Ayam Sudah Dibuat Penetapan Idul Fitri Mundur Sehari

Masih ingat Lebaran 2011, saat pemerintah mundurkan sehari Idul Fitri. Emak-emak protes opor yang sudah dibuat tak jadi disantap esok hari.

Baca Selengkapnya

Fakta Lebaran 2024: Idul Fitri Bersamaan, Kecelakaan Fatal Contraflow, sampai Mbah Benu 'Telepon' Allah

23 hari lalu

Fakta Lebaran 2024: Idul Fitri Bersamaan, Kecelakaan Fatal Contraflow, sampai Mbah Benu 'Telepon' Allah

Lebaran 2024 diwarnai sejumlah fakta menarik, termasuk perayaan Idul Fitri 1445 H yang dilakukan bersamaan oleh Muhammadiyah dan pemerintah

Baca Selengkapnya