6 Manuver Surya Paloh Saat Kisruh Budi Gunawan
Editor
Bobby Chandra
Kamis, 15 Januari 2015 19:12 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Di tengah hiruk pikuk pencalonan Komisaris Jenderal Budi Gunawan sebagai calon tunggal Kepala Polri, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh muncul sebagai salah satu sosok yang paling agresif mendukung Budi Gunawan menjadi Kepala Polri menggantikan Jenderal Sutarman.
Ada pun NasDem merupakan salah satu anggota koalisi pendukung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, yang dinakhodai oleh Ketua Umum Megawati Soekarnoputri. PDIP, NasDem, Partai Kebangkitan Bangsa, dan Partai Hanura merupakan kekuatan utama pendukung Jokowi dalam pemilu presiden 2014.
Berikut sejumlah manuver Surya Paloh dalam tiga hari belakangan ini yang agresif mendukung calon Kapolri idaman Presiden Joko Widodo itu:
1. Ikut Rapat di Istana
Beberapa hari setelah Jokowi resmi mencalonkan Budi sebagai calon tunggal Kepala Polri, Surya Paloh mendatangi Istana Negara pada Rabu, 14 Januari 2015. Surya mengakui tujuan kedatangannya untuk membahas pencalonan Budi. "Saya bertemu Presiden, mungkin salah satunya membahas itu (Budi Gunawan)," kata Surya saat tiba di pintu Istana Negara, Rabu, 14 Januari 2015. (Baca: Beda Cara Pemilihan Budi Gunawan dan Sutarman)
Namun, ketika ditanya rekomendasi terhadap status mantan ajudan Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri ini, bos Media Group tersebut enggan berkomentar. "Belum tahu, nanti kita lihat saja," jawab Paloh singkat sambil berlalu meninggalkan sejumlah wartawan. Selasa, 13 Januari 2015, KPK sudah menetapkan Budi sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi di mabes Polri
Pada jam 15.00 itu, Jokowi memang dijadwalkan menggelar rapat terbatas bidang Politik, Hukum, dan Keamanan. Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto mengatakan rapat terbatas akan membahas calon Kepala Polri Komisaris Jenderal Budi Gunawan. Rapat juga dihadiri oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menkopolhukam Tedjo Edhy Purdjianto, dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. (Baca: 4 Aktor di Balik Blunder Pemilihan Budi Gunawan)
Selanjutnya: 2. Mempersoalkan Momenentum
<!--more-->