Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, melemparkan bola bersama warga usai meresmikan Taman Alun-Alun, Bandung, Jawa Barat, 31 Desember 2014. Proyek pemugaran taman ini menelan biaya Rp 5-10 miliar. TEMPO/Aditya Herlambang Putra
TEMPO.CO, Bandung - Peresmian Alun-alun Bandung oleh Wali Kota Bandung Ridwan Kamil setelah dipugar, Rabu pagi, 31 Desember 2014, dikemas dengan suasana piknik.
Para pejabat dan sebagian pengunjung duduk beralas karpet merah di area rumput sintetis seluas 4.000 meter persegi. Tiga bola plastik bergaris tengah satu meter jadi mainan bersama para pengunjung.
Menurut Ridwan, konsep alun-alun sebagai area kosong tidak memungkinkan pemasangan rumput asli karena akan rusak dalam tiga hari lantaran diinjak-injak pengunjung. (Baca: Malam Tahun Baru di Bandung, Bagaimana Acaranya?)
Dampak lain pemakaian rumput asli adalah seringnya perawatan yang menimbulkan ketidaknyamanan pengunjung. "Lantai beton (alun-alun) juga tidak memungkinkan (pemakaian) rumput asli," kata Ridwan di sela peresmian, Rabu, 31 Desember 2014.
Alun-alun yang dipugar menggunakan dana Rp 5-10 miliar dari tanggung jawab perusahaan swasta sejak Mei lalu tersebut kini memiliki tempat parkir dua lantai di bagian bawah. Sebagian lahan di kolong diperuntukkan bagi pedagang kaki lima. "Pengunjung bisa parkir dan jajan, di rumput alun-alun bisa makan dan minum," ucap Ridwan.
Beberapa hari sebelum peresmian, kata Ridwan, pengunjung alun-alun melakukan banyak kegiatan yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. "Ada yang salto, tidur-tiduran, selfie sudah pasti, dan ada yang belajar," kata Ridwan. Rumput sintetis, kata dia, membuat kaki nyaman, sehingga lebih enak dipijak tanpa alas kaki. (Baca: Ridwan Kamil Resmikan Taman Alun-alun Bandung)
Namun di tengah cuaca panas, kenyamanan melangkah di atas rumput sintetis berubah. Saat Tempo menginjak bagian rumput yang sejak pagi tersiram cahaya matahari hingga sekitar pukul 10.00 WIB, telapak kaki terasa panas dan pedih. Beberapa pengunjung pun terpaksa menyingkir ke pinggir lapangan rumput yang teduh setelah merasakan hal yang sama walau memakai kaus kaki.