Apa Dasar Hukum MA Terapkan Pembatasan PK

Reporter

Editor

Budi Riza

Rabu, 31 Desember 2014 06:24 WIB

Majelis Kehormatan Hakim Mahkamah Agung dan Komisi Yudisial menggelar sidang kode etik pada hakim ad hoc Tipikor, Yogyakarta, Johan Erwin Isharyanto di Mahkamah Agung, Jakarta, 18 September 2014. Tempo/Dian Triyuli Handoko

TEMPO.CO , Jakarta: Ketua Tim Pembentuk Peraturan Mahkamah Agung Pembatasan Peninjauan Kembali, Suhadi, mengatakan ada beberapa landasan hukum untuk merumuskan pembatasan pengajuan peninjauan kembali yang diajukan oleh terpidana.

Menurut Suhadi, landasan hukumnya itu adalah Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman dan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 tentang Mahkamah Agung.

"Agar Perma tentang pembatasan menjadi lebih kuat dan bersifat mengikat," kata Suhadi saat dihubungi Tempo, Selasa, 30 Desember 2014. "Kedua landasan undang-undang itu bisa sebagai dasar kami menerbitkan Perma pembatasan peninjauan kembali." (Baca: Kejagung Akan Bahas PK dengan Mahkamah Agung )

Suhardi mengatakan kemungkinan besar para hakim agung kamar pidana memutuskan maksimal dua kali pengajuan peninjauan kembali. Dasarnya, kata Suhadi, adalah berdasarkan Pasal 24 ayat (2) UU Kekuasaan Kehakiman dan Pasal 45 UU Mahkamah Agung. (Baca: Kejagung : Eksekusi Terpidana Mati Ditunda)

Masing-masing pasal dalam kedua undang-undang itu, kata Suhadi, disebutkan bahwa pengajuan peninjauan kembali hanya dapat dilakukan selama satu kali. Meski Mahkamah Konstitusi dalam putusan uji materi Pasal 26 ayat (3) KUHAP, membolehkan permohonan peninjauan kembali bisa dilakukan lebih dari sekali, Suhadi mengatakan acuan kedua pasal dalam UU Kekuasaan Kehakiman dan UU Mahkamah Agung bisa dijadikan landasan hukum penerbitan Perma itu.

"Mahkamah hanya membatalkan pasal dalam KUHAP, tapi tidak membatalkan pasal dalam UU Kehakiman dan UU Mahkamah Agung," ujarnya. "Artinya, pembatasan peninjauan kembali masih bisa digunakan sesuai ketentuan itu. Meski MK membatalkan pasal dalam KUHAP soal peninjauan kembali yang hanya satu kali."

Sebelumnya, Jaksa Agung Prasetyo meminta Mahkamah Agung segera menerbitkan Perma untuk mengatur permohonan peninjauan kembali terhadap terpidana. Tujuannya, agar eksekusi mati terhadap dua terpidana narkoba, Agus Hadi dan Pujo Lestari segera bisa dilakukan.

Eksekusi terhadap Agus dan Pujo tertunda lantaran kedua terpidana itu sedang mengajukan permohonan peninjauan kembali meski grasi mereka ditolak presiden.

REZA ADITYA


Lihat Berita Air Asia
Cerita Ganasnya Cuaca Saat Cari Air Asia QZ8501
Air Asia, Ditemukan Serpihan Pesawat di 3 Lokasi
Korban AirAsia, Tim SAR Sempat Sentuh Tangan Jasad
21 Penyelam Evakuasi Jenazah dan Puing Air Asia

Berita terkait

Wahiddudin Adams Minta Hakim Konstitusi Tak Takut Jika Revisi UU MK Benar Disahkan

14 jam lalu

Wahiddudin Adams Minta Hakim Konstitusi Tak Takut Jika Revisi UU MK Benar Disahkan

Wahiduddin Adams meminta hakim MK tak takut jika perubahan keempat UU Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi, benar-benar disahkan DPR.

Baca Selengkapnya

Hamdan Zoelva Nilai Revisi UU MK Jadi Ancaman Bagi Eksistensi Indonesia sebagai Negara Hukum

19 jam lalu

Hamdan Zoelva Nilai Revisi UU MK Jadi Ancaman Bagi Eksistensi Indonesia sebagai Negara Hukum

Revisi UU MK tak hanya menjadi ancaman bagi independensi lembaga peradilan, namun ancaman yang sangat serius bagi Indonesia sebagai negara hukum.

Baca Selengkapnya

Reaksi Internal MK dan Ketua MKMK soal Revisi UU MK Bergulir di DPR

19 jam lalu

Reaksi Internal MK dan Ketua MKMK soal Revisi UU MK Bergulir di DPR

Pembahasan revisi UU MK antara pemerintah dan DPR menuai reaksi dari kalangan internal MK dan Ketua MKMK. Apa reaksi mereka?

Baca Selengkapnya

MK Batasi 6 Saksi dan Ahli di Sidang Sengketa Pileg, Apa Alasannya?

22 jam lalu

MK Batasi 6 Saksi dan Ahli di Sidang Sengketa Pileg, Apa Alasannya?

MK hanya membolehkan para pihak menghadirkan lima orang saksi dan satu ahli dalam sidang sengketa pileg.

Baca Selengkapnya

Respons Hakim Mahkamah Konstitusi soal Revisi UU MK

1 hari lalu

Respons Hakim Mahkamah Konstitusi soal Revisi UU MK

Mahkamah Konstitusi menanggapi perubahan keempat revisi UU MK yang baru saja disepakati pemerintah dan DPR.

Baca Selengkapnya

PSHK Ungkap 5 Masalah Prosedural Revisi UU MK, Salah Satunya Dibahas Secara Senyap

1 hari lalu

PSHK Ungkap 5 Masalah Prosedural Revisi UU MK, Salah Satunya Dibahas Secara Senyap

Perencanaan perubahan keempat UU MK tidak terdaftar dalam daftar panjang Program Legislasi Nasional alias Prolegnas 2020-2024.

Baca Selengkapnya

Revisi UU MK Disebut untuk Bersihkan 3 Hakim yang Beri Dissenting Opinion di Sengketa Pilpres 2024

1 hari lalu

Revisi UU MK Disebut untuk Bersihkan 3 Hakim yang Beri Dissenting Opinion di Sengketa Pilpres 2024

Salah satu substansi perubahan keempat UU MK yang disoroti oleh PSHK adalah Pasal 87. Mengatur perlunya persetujuan lembaga pengusul hakim konstitusi.

Baca Selengkapnya

Revisi UU Kementerian Negara, Baleg DPR Kaji Penghapusan Jumlah Kementerian hingga Pengangkatan Wamen

1 hari lalu

Revisi UU Kementerian Negara, Baleg DPR Kaji Penghapusan Jumlah Kementerian hingga Pengangkatan Wamen

Dalam Revisi UU Kementerian Negara, tim ahli mengusulkan agar jumlah kementerian negara ditetapkan sesuai kebutuhan presiden.

Baca Selengkapnya

Bawaslu Ungkap Alasan Caleg Terpilih Harus Mundur Jika Maju pada Pilkada 2024

1 hari lalu

Bawaslu Ungkap Alasan Caleg Terpilih Harus Mundur Jika Maju pada Pilkada 2024

Bawaslu menyatakan PKPU tentang pencalonan diperlukan untuk menghindari sengketa pada proses Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Mahfud Md Sebut RUU MK Mengganggu Independensi Hakim

2 hari lalu

Mahfud Md Sebut RUU MK Mengganggu Independensi Hakim

Mantan Menko Polhukam, Mahfud Md, mengungkapkan bahwa revisi Undang-undang Mahkamah Konstitusi mengganggu independensi hakim.

Baca Selengkapnya