JK: Khawatir Korupsi, Pejabat Takut Buat Kebijakan  

Reporter

Editor

Budi Riza

Selasa, 2 Desember 2014 11:17 WIB

Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Wapres Jusuf Kalla menyampaikan sambutan pada pertemuan dengan gubernur seluruh Indonesia di Istana Bogor, Jabar, 24 November 2014. ANTARA/Andika Wahyu

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai upaya pencegahan korupsi di instansi pemerintah sering membuat pejabat tinggi terlalu berhati-hati bahkan cenderung takut menjalankan kebijakan. Kalla mengaku merasa khawatir sikap kehati-hatian ini justru membuat kebijakan pemerintah mandek.

"Terjadi banyak ketakutan di banyak level birokrasi pemerintah. Gubernur, dirjen, menteri, semua takut untuk berbuat sesuatu. Bila ini terjadi, di satu sisi kita menyelamatkan negara, tapi di sisi lain menyebabkan pertumbuhan negara jadi turun atau rendah," kata Kalla saat membuka Konferensi Nasional Pemberantasan Korupsi di Balai Kartini, Selasa, 2 Desember 2014. (Baca: KPK: Ketua DPRD Bangkalan Terima Suap Sejak 2007)

Kalla menegaskan, yang terpenting, upaya pencegahan korupsi di lingkup internal pemerintah tidak boleh sampai memupus keberanian dalam menjalankan kebijakan tertentu. Menurut Kalla, wajar saja jika dalam implementasi kebijakan ada yang salah karena tidak semua kebijakan selalu benar.

"Saya harapkan agar kebijakan, diskresi tidak menjadi bagian untuk pemeriksaan atau tuntutan. Karena, kalau kebijakan menjadi bagian dari tuntutan, tidak ada lagi orang berani ambil kebijakan. Jika itu terjadi, negeri kita akan mengalami kesulitan." (Baca: KPK Tangkap Ketua DPRD Bangkalan)

Sebagai Wakil Presiden Indonesia, Kalla mengaku frustasi melihat birokrasi tidak berjalan sesuai degan yang diharapkan. Kalla berharap KPK dan Kejaksaan Agung terus bekerja keras memberantas korupsi, tapi juga menghormati implementasi kebijakan dalam tubuh pemerintah.

"Tidak semua kebijakan mempunyai hasil positif. Tapi bukan berarti kebijakan itu harus dihukum. Bila kesalahan dihukum, tidak ada orang yang berani ambil keputusan. Dan ini adalah akhir dari pemerintahan yang baik karena aparat tak berani ambil keputusan."

ANANDA TERESIA




Baca juga:
Fahrurrozi, Gubernur Jakarta Tandingan Versi FPI
FPI Pilih Gubernur Jakarta Fahrurrozi. Siapa Dia?
Jokowi Larang PNS Priyayi, Meme Lucu Bertebaran
Kubu Agung 'Main Mata' dengan Peserta Munas Bali







Advertising
Advertising

Berita terkait

Mobil Mercedes Benz Sprinter Disita KPK, Ini Kata Syahrul Yasin Limpo

11 menit lalu

Mobil Mercedes Benz Sprinter Disita KPK, Ini Kata Syahrul Yasin Limpo

Dalam kesempatan yang berbeda, kuasa hukum Syahrul Yasin Limpo, Djalamudin Koedoeboen, mengatakan belum mengetahui soal mobil yang disita KPK itu.

Baca Selengkapnya

KPK Tengah Telusuri Aliran Uang dalam Kasus Dugaan Proyek Fiktif di Telkomsigma

2 jam lalu

KPK Tengah Telusuri Aliran Uang dalam Kasus Dugaan Proyek Fiktif di Telkomsigma

KPK tengah menelusuri aliran uang dalam kasus dugaan korupsi di anak usaha PT Telkom, Telkomsigma.

Baca Selengkapnya

Surati Jokowi Soal Pansel KPK, Muhammadiyah Sebut Istana Belum Respons

3 jam lalu

Surati Jokowi Soal Pansel KPK, Muhammadiyah Sebut Istana Belum Respons

PP Muhammadiyah belum mendapatkan balasan surat dari Jomowi soal usulan mereka mengenai pembentukan Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK.

Baca Selengkapnya

LHKPN Janggal Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta, KPK: Harta Rp 6 Miliar Tapi Bisa Beri Pinjaman Rp 7 Miliar?

8 jam lalu

LHKPN Janggal Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta, KPK: Harta Rp 6 Miliar Tapi Bisa Beri Pinjaman Rp 7 Miliar?

KPK telah menjadwalkan pemanggilan eks Kepala Bea Cukai Purwakarta pekan depan untuk mengklarifikasi kejanggalan LHKPN.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Rumah Adik Syahrul Yasin Limpo di Makassar, Setelah Sita 1 Rumah SYL

9 jam lalu

KPK Geledah Rumah Adik Syahrul Yasin Limpo di Makassar, Setelah Sita 1 Rumah SYL

Nilai rumah mewah Syahrul Yasin Limpo yang disita KPK di Makassar tersebut diperkirakan sekitar Rp4,5 miliar.

Baca Selengkapnya

Saksi Sebut Syahrul Yasin Limpo Minta Ditjen Tanaman Pangan Kementan Bayar Lukisan Rp 100 Juta

10 jam lalu

Saksi Sebut Syahrul Yasin Limpo Minta Ditjen Tanaman Pangan Kementan Bayar Lukisan Rp 100 Juta

Permintaan untuk membayar lukisan itu disampaikan oleh eks Staf Khusus (Stafsus) Syahrul Yasin Limpo yaitu Joice Triatman.

Baca Selengkapnya

Nurul Ghufron Kembali Jalani Sidang Etik, Ini Penjelasannya

16 jam lalu

Nurul Ghufron Kembali Jalani Sidang Etik, Ini Penjelasannya

Nurul Ghufron mengatakan besok dia akan kembali menjalani sidang etik dengan agenda pembelaan.

Baca Selengkapnya

KPK Panggil Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Pekan Depan

16 jam lalu

KPK Panggil Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Pekan Depan

Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta, Rahmady Effendy, akan menjalani klarifikasi soal LHKPN-nya di KPK pekan depan.

Baca Selengkapnya

Korupsi Rumah Dinas DPR, KPK: Vendor Dapat Keuntungan Secara Melawan Hukum

17 jam lalu

Korupsi Rumah Dinas DPR, KPK: Vendor Dapat Keuntungan Secara Melawan Hukum

KPK memeriksa Indra Iskandar, Sekjen DPR RI, dalam kasus korupsi rumah dinas DPR.

Baca Selengkapnya

Jaksa KPK Lacak Sumber Pembelian Mercedes Benz Sprinter 315 CD Milik Syahrul Yasin Limpo

21 jam lalu

Jaksa KPK Lacak Sumber Pembelian Mercedes Benz Sprinter 315 CD Milik Syahrul Yasin Limpo

Jaksa KPKsedang melacak sumber pembelian mobil Mercedes Benz Sprinter 315 CD hitam milik Syahrul Yasin Limpo (SYL) yang disita oleh penyidik.

Baca Selengkapnya