Dari kiri: Priyo Budi Santos0, Sjarif Tjitjip Soetardjo, Agung Laksono, Theo L Sambuaga, Idrus Marham, dan Fadel Muhammad, dalam rapat pleno di DPP Golkar, Jakarta, Selasa, 25 November 2014. ANTARA/Puspa Perwitasari
TEMPO.CO, Makassar - Pelaksana Tugas DPD II Partai Golongan Karya Kabupaten Jeneponto Hoist Bahtiar menyatakan pihaknya tidak pro-Aburizal Bakrie atau pro-Presidium Penyelamat Partai Golkar yang dipimpin Agung Laksono. Kendati demikian, Golkar Jeneponto menginginkan Musyawarah Nasional Golkar tetap digelar 30 November 2014.
"Dalam Rapat Pimpinan Nasional Golkar yang digelar di Yogyakarta baru-baru ini, partai menyebut pelaksanaan Munas 30 November. Itu yang kami ikuti," kata Hoist, Rabu, 26 November 2014. (Baca juga: Agung: Munas Januari Batalkan Munas Versi Ical)
Rapat Pleno Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar pada Selasa malam lalu memutuskan membekukan kepengurusan di bawah pimpinan Aburizal Bakrie. Menurut Ketua Mahkamah Partai Golkar Muladi, kepengurusan Aburizal diambil alih oleh Presidium Penyelamatan Golkar. Presidium diketuai oleh Wakil Ketua Umum Agung Laksono. Namun kubu Aburizal menganggap hasil Rapat Pleno DPP Golkar tersebut tidak sah. (Baca juga: Golkar Daerah Disebut Bak Jongos Ical)
Presidium Penyelamatan menetapkan Munas Golkar pada Januari 2015. Sedangkan hasil Rapimnas Golkar menetapkan Munas pada 30 November 2014. (Baca juga: Aburizal Sebut Presidium Agung Laksono Ilegal
Sementara itu, Sekretaris DPD II Golkar Kabupaten Kepulauan Selayar Hasanuddin Chaer bingung dalam menentukan sikap, apakah mendukung Aburizal Bakrie atau Presidium. "Kami tunggu arahan DPD I Golkar Sulawesi Selatan, karena siang ini akan gelar rapat pleno," katanya. (Baca juga: Pleno Golkar Pecat Ical dan Idrus Marham)