Presiden Jokowi menyalami warga ketika akan mengunjungi tempat pengungsian erupsi Gunung Sinabung, di Karo, Sumut, 29 Oktober 2014. Kunjungan Presiden ke sejumlah lokasi pengungsian tersebut untuk melihat langsung kondisi pengungsi sekaligus memberi bantuan. ANTARA/Irsan Mulyadi
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo mengatakan peluncuran Kartu Indonesia Sehat dan Kartu Indonesia Pintar bertujuan menjaga daya beli masyarakat jika terjadi pengalihan subsidi bahan bakar minyak.
"Untuk menjaga daya beli, dan yang jelas untuk memberikan pelayanan kesehatan dan pendidikan," katanya dalam peluncuran Kartu Indonesia Sehat (KIP) dan Kartu Indonesia Pintar (KIS) di kantor PT Pos Indonesia, Jakarta, Senin, 3 November 2014.
Tapi, Jokowi enggan merinci perihal kenaikan harga BBM bersubsidi. "Tidak bisa saya sampaikan sekarang. Ini kan urusan membagikan ini untuk kesejahteraan," kata Jokowi. (Baca: Biaya Premi Kartu Indonesia Sehat Sama dengan JKN )
Jokowi mengatakan pembagian KIP dan KIS intinya untuk memudahkan masyarakat dalam mengakses fasilitas pendidikan dan kesehatan.
"Bisa saja, kalau memang anggarannya akan kita perbesar agar dua hal ini bisa dipegang masyarakat, yaitu pendidikan dan kesehatan," kata Jokowi.
Setelah menyalurkan kartu itu di Jakarta, Jokowi mengatakan, pemerintah akan berfokus membenahi pelayanan di rumah sakit. Kini pemerintah masih mempelajari apa yang dibutuhkan oleh rumah sakit di Indonesia.
"Ini step pertama. Kita kan belum mengerti. Kurangnya ruangan di rumah sakit. Tetapi yang jelas sekarang masyarakat sudah bisa mengakses pelayanan kesehatan dan pelayanan pendidikan," katanya. Penyaluran kartu, kata Jokowi, akan terus dilakukan di seluruh kabupaten/kota di 33 provinsi hingga akhir tahun.